Cangkir-cangkir tak bertuan
Banyak bibir telah mengecupmu
Dari jemari ke jemari kau diadu
Berusaha menahan panas
Dalam tubuh sedingin porselen
Dasarmu hanya seberapa, kadang dibaluri sampah
Dan ampas dari para penjarah
Terkadang beradu akting di bawah guyuran wastafel.
Menunggu wajah remaja kembali.
Walau banyak yang menghirup aromamu
Tiada satu pun yang memiliki hatimu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!