Sebuah perpisahan
Akan menjadi bukti dua insan saling mencintai "
Irfan sangat membuatku tersipu malu hari itu, namun karena aku mencintainya juga, maka naiklah aku ke atas panggung.
"Wana?”
“Aku pikir kamu ga bakalan naik ke panggung." Kata irfan
"cieeee". Kami di soraki
Aku sangat gerogi di atas panggung, namun irfan coba menenangkan kembali perasaanku. Di ambillah bunga mawar dari kantong belakangnya seraya berlutut di depan ku,
"Nurul Wana sahabatku, mungkin puisi tak bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku, dan bunga ini pun tidak akan bisa membuatmu dalam sekejap mata menerimaku.Tapi apa yang kita lalui selama enam tahun membuatku nyaman tanpa alasan, dan tiba tiba aku takut kehilangan. Telah ku urungkan niatku untuk berangkat kuliah di ambon, demi menjagamu agar tetap bahagia di sini. Hari ini akan menjadi bukti bahwa kita saling mencintai, maka aku meminta kepadamu terimalah permintaanku untuk menjadi kekasihmu." kata irfan
"Aku tak mampu berkata kata lagi Irfan, Jujur aku juga mencintaimu, aku cemburu jika orang lain bisa membuatmu nyaman. Maka hari ini dengan menyebut nama Allah yang maha kuasa Aku menerima mu sebagai kekasihku." kataku dengan rasa bahagia
Irfan memeluk ku dan semua orang bertepuk tangan. Entah harus sedih karena perpisahan atau bahagia karena sedang jatuh cinta, itulah yang kami rasakan. Aku dan Irfan turun dari atas panggung, lalu pulang dengan cinta yang kami bawa.
Note: Sebanyak apapun orang yang mendekatimu, namun tidak kau temukan rasa nyaman, maka semua akan terasa hampa. Sebab kenyamanan lah yang mengantarkan kita ke sebuah romansa. Jangan sampai salah memilih.