Mohon tunggu...
Abdul Razaq Al amin ode
Abdul Razaq Al amin ode Mohon Tunggu... Seniman - Sastra dengan perlawanannya

Mahasiswa sastra indonesia. Jika ada dua hal yang belum merdeka, itu sudah pasti negara dan hati. perjuangkan keduanya. mari bergerilya lewat kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puisi Cinta Seorang Sahabat

27 September 2020   09:00 Diperbarui: 27 September 2020   08:59 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Singkat cerita, hari yang di nanti pun tiba hari perpisahan sekolah. Irfan berkata kepadaku bahwa dia akan berpuisi nantinya di depan teman teman sebagai puisi terakhir untuk sekolah kami, dan dia memaksaku untuk menyaksikan sampai akhir puisinya. Tentu itu akan sangat membosankan, tapi aki harus menunjukan keprofesionalan ku sebagai seorang sahabat yang mencintainya. Kami pun sampai pada ujung acara, dan kepala sekolah memanggil irfan untuk membacakan puisinya, irfan menggenggam tanganku seraya berkata,

"Ini akan menjadi momen terbahagia di dalam hidupmu, Nurul Wana." kata irfan

"Maksudnya apa?."

Irfan tak menjawabku, dia langsung bergegas ke panggung sambil membawa naskah puisinya.

"Yang terhormat bapak kepala sekolah, dan guru guru sekalian, pertama saya mengucapkan terimakasih atas pendidikan dan pengertiannya kepada kami seluruh siswa kelas 12 ini." irfan membuka kata

"Dan yang saya sayangi juga cintai kawan kawan yang tidak bisa saya pacari satu satu, eh maksudnya tidak bisa saya sebutkan namanya satu satu, terimakasih atas kesolidaritasannya selama 3 tahun ini."

Seluruh siswa tertawa mendengar salam pembuka yang kocak itu, namun irfan melanjutkan lagi membaca puisinya,

"Saya Muhammad Irfan berdiri di sini ingin membacakan puisi yang berjudul Puisi cinta seorang sahabat."

"Panjang banget judulnya king." teriakku kepada irfan

"Makanya denger dulu."

"Puisi cinta seorang sahabat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun