Singkat cerita, hari yang di nanti pun tiba hari perpisahan sekolah. Irfan berkata kepadaku bahwa dia akan berpuisi nantinya di depan teman teman sebagai puisi terakhir untuk sekolah kami, dan dia memaksaku untuk menyaksikan sampai akhir puisinya. Tentu itu akan sangat membosankan, tapi aki harus menunjukan keprofesionalan ku sebagai seorang sahabat yang mencintainya. Kami pun sampai pada ujung acara, dan kepala sekolah memanggil irfan untuk membacakan puisinya, irfan menggenggam tanganku seraya berkata,
"Ini akan menjadi momen terbahagia di dalam hidupmu, Nurul Wana." kata irfan
"Maksudnya apa?."
Irfan tak menjawabku, dia langsung bergegas ke panggung sambil membawa naskah puisinya.
"Yang terhormat bapak kepala sekolah, dan guru guru sekalian, pertama saya mengucapkan terimakasih atas pendidikan dan pengertiannya kepada kami seluruh siswa kelas 12 ini." irfan membuka kata
"Dan yang saya sayangi juga cintai kawan kawan yang tidak bisa saya pacari satu satu, eh maksudnya tidak bisa saya sebutkan namanya satu satu, terimakasih atas kesolidaritasannya selama 3 tahun ini."
Seluruh siswa tertawa mendengar salam pembuka yang kocak itu, namun irfan melanjutkan lagi membaca puisinya,
"Saya Muhammad Irfan berdiri di sini ingin membacakan puisi yang berjudul Puisi cinta seorang sahabat."
"Panjang banget judulnya king." teriakku kepada irfan
"Makanya denger dulu."
"Puisi cinta seorang sahabat