Mohon tunggu...
Jemi Kudiai
Jemi Kudiai Mohon Tunggu... Pemerhati Governace, Ekopol, Sosbud

Menulis berbagi cerita tentang sosial, politik, ekonomi, budaya dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SDM Papua, Keadilan Ekonomi, dan Masa Depan yang Inklusif

23 September 2025   23:36 Diperbarui: 23 September 2025   23:36 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yang dibutuhkan hanya satu: keadilan (Sumber: JK.doc)

Pendidikan yang Relevan dan Terkoneksi dengan Dunia Kerja

Salah satu penyebab utama mengapa SDM Papua tertinggal adalah karena pendidikan belum terkoneksi dengan dunia kerja. Banyak lulusan sekolah atau universitas yang hanya menguasai teori, tetapi tidak dibekali keterampilan praktis yang dibutuhkan industri.

Menurut saya, ini harus segera diubah. Ada empat langkah realistis yang bisa dilakukan:

  • Pendidikan vokasi yang relevan. Kurikulum sekolah dan perguruan tinggi di Papua harus disesuaikan dengan kebutuhan nyata: pertambangan, energi, kesehatan, teknologi, pertanian modern, dan pariwisata.
  • Pelatihan kerja terstruktur. Pemerintah harus menyiapkan program pelatihan singkat yang fokus pada skill spesifik. Misalnya: operator alat berat, teknisi listrik, tenaga medis, atau manajemen proyek.
  • Program afirmasi penempatan kerja. Perusahaan yang beroperasi di Papua, terutama tambang dan BUMN, wajib mempekerjakan anak-anak Papua. Bukan sekadar formalitas, tetapi prioritas nyata.
  • Link-and-match pendidikan--industri. Dunia pendidikan harus terhubung dengan dunia kerja. Mahasiswa Papua harus punya jalur jelas: setelah lulus, langsung bekerja sesuai bidangnya.

Dengan cara ini, lulusan Papua tidak lagi menjadi penonton, tetapi pemain utama dalam pembangunan.

"Anak Papua tidak kekurangan semangat untuk belajar, tetapi mereka sering kekurangan akses untuk membuktikan kemampuan."

NKRI Harus Hadir dengan Keadilan

Dalam wawancara saya di majalah Gerakan beberapa tahun lalu, saya pernah mengatakan:

"Konsep NKRI yang benar adalah mensyaratkan dan memberi keadilan kepada setiap warga negara."

Kalimat ini saya ulang kembali karena relevansinya masih sangat kuat hingga hari ini. NKRI tidak boleh hanya dipahami sebagai kesatuan wilayah, tetapi juga sebagai kesatuan kesempatan dan keadilan.

Selama orang Papua masih merasa menjadi penonton, maka rasa keindonesiaan itu tidak akan tumbuh sempurna. NKRI harus membuktikan diri dengan keadilan ekonomi.

"NKRI sejati bukan hanya soal wilayah, tetapi soal menghadirkan keadilan di setiap jengkal tanahnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun