Mohon tunggu...
Jemi Kudiai
Jemi Kudiai Mohon Tunggu... Pemerhati Governace, Ekopol, Sosbud

Menulis berbagi cerita tentang sosial, politik, ekonomi, budaya dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pidato Presiden Prabowo Untuk Pemulihan Kerusuhan Bangsa

1 September 2025   23:39 Diperbarui: 1 September 2025   23:39 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pidato Presiden Prabowo Didampingi Megawati dan Ketum Partai, detikmerdeka.com

Pidato Presiden Prabowo Subianto pada 31 Agustus 2025 sebagai respons terhadap peningkatan ketegangan sosial di Indonesia. Analisis menggunakan pendekatan mixed methods, memadukan analisis kualitatif (Critical Discourse Analysis-CDA dan Natural Language Processing-NLP) dan kuantitatif (SPSS).


Tujuannya mengevaluasi efektivitas pidato dalam meredakan ketegangan dan membangun kembali kepercayaan publik, serta membandingkannya dengan pendekatan negara lain seperti Afrika Selatan dan Kolombia.


Pidato tersebut di nilai efektif karena: Struktur sistematis dan bahasa inklusif: Penggunaan salam multi-agama, paralelisme, dan repetisi memperkuat pesan perdamaian dan persatuan. Kata kunci seperti "saudara-saudara" dan "rakyat" membangun kedekatan emosional.


Keseimbangan ketegasan dan empati: Pidato menggabungkan strategi otoritas dengan ajakan dialog, menyeimbangkan penegakan hukum dengan pendekatan inklusif. Penggunaan efektif ethos, pathos, dan logos: Pidato membangun kredibilitas melalui referensi hukum dan dukungan multi-partai, emosi melalui nilai-nilai kebangsaan, dan logika melalui solusi konkret.  

Manajemen krisis komprehensif: Pidato mengakui masalah, menawarkan solusi (misalnya, pencabutan kebijakan DPR), dan memperbaiki citra institusi.


Analisis SPSS menunjukkan peningkatan signifikan dalam kepercayaan publik terhadap pemerintah dan persepsi positif terhadap perdamaian pasca pidato. Namun, keberhasilan jangka panjang bergantung pada implementasi kebijakan lanjutan. 

Dapat menyajikan tiga skenario pemulihan perdamaian: optimis (implementasi penuh solusi), moderat (implementasi parsial), dan pesimis (tidak ada tindak lanjut). Kesimpulannya, pidato tersebut merupakan contoh komunikasi krisis yang efektif, tetapi keberlanjutannya memerlukan integrasi antara komunikasi, kebijakan, dan tindakan nyata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun