Mohon tunggu...
Jeff NdunJr
Jeff NdunJr Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Sampah Inzphyrasi

Menulis itu ilahi. Melaluinya setiap orang menjadi abadi dalam waktu dan ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lidah: Kecil tapi Efeknya Besar

19 Februari 2022   06:16 Diperbarui: 19 Februari 2022   06:42 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Injil menampilkan kisah transfigurasi Yesus di atas Gunung Tabor. Gunung adalah simbol kehadiran Allah. Yesus ke sana berarti Yesus bertemu dengan Allah. Tampak Musa dan Elia bercakap dengan-Nya. Mereka berbicara tentang hal-hal ilahi. Tentu juga tentang proyek keselamatan Allah. Dan tema besarnya adalah tentang bagaimana Yesus akan menderita, sengsara, wafat dan bangkit. Pada posisi lain adalah sikap para murid akan semua itu. 

Mereka ingin mendirikan tenda dan bahkan bingung ketika Yesus berbicara tentang peristiwa Salib yang akan dialami-Nya. Prinsipnya adalah mereka tidak mengerti bahkan keluar dari pokok apa yang dikomunikasikan Allah bagi Yesus dan dengan sendirinya bagi manusia.

Kita diarahkan untuk mengarahkan hati, Budi dan lidah kita untuk terlibat dan masuk dalam komunikasi dengan Allah. Supaya kita memproduksi apa yang benar-benar dikehendaki Allah sekalipun logika Allah itu banyak kali tidak sesuai dengan tuntutan manusiawi kita namun berdaya menyelamatkan. Kita menggunakan lidah kita untuk berbicara dengan Allah (doa), dan kemudian kita lanjutkan dengan sesama dalam komunikasi dengan sesama.

Hendaklah kita membangun aura positif diri kita dan membawa penyelamatan bagi sesama dengan berbicara hal yang positif. Hendaklah kita juga memuliakan Tuhan dengan lidah kita dalam doa tiada henti. Ingatlah lidah itu kecil, namun memiliki efek yang besar ketika ia digunakan sesuai pilihan kita.

Selamat Bermenung. Semangat Melayani Dengan Sepenuh Hati
Tuhan memberkati. Doa Para Malaikat, Bunda Maria, Para Kudus dan Mgr. Gabriel Manek, SVD menyertai selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun