2. Akses layanan kesehatan mental yang lebih luas. Daripada hanya bergantung pada self-diagnosis, penting untuk memastikan bahwa orang-orang memiliki akses mudah untuk berkonsultasi dengan profesional, sehingga mereka bisa mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Pada akhirnya, self-diagnosis bukanlah musuh, tetapi harus dipahami dengan hati-hati. Jika tidak, kita bisa terjebak dalam ilusi bahwa sekadar mengenali gejala sudah cukup—padahal, memahami kesehatan mental tidak sesederhana itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI