Mohon tunggu...
Jeanchristy Humaniora Abdi
Jeanchristy Humaniora Abdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - WRITER

Jeanchristy Humaniora Abdi, berdomisili di Yogyakarta, Sewon. Mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mbak Rara, Pawang Hujan Mandalika 2022: Mempermalukan Bangsa atau Kebanggaan Negara?

18 April 2022   00:00 Diperbarui: 18 April 2022   00:10 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tanggal 21 Maret 2022 lalu, Indonesia mendadak viral, bertepatan dengan waktu  kejuaraan MotoGP yang dilaksanakan di Sirkuit Mandalika Lombok, seorang perempuan  disorot oleh berbagai media seluruh dunia. Mbak Rara atau nama lengkapnya Raden Roro  Istiati Wulandari, lahir di Papua, tanggal 22 Oktober 1983. Saat ini, mbak Rara menetap di  Bali, ia dikenal sebagai pembaca tarot dan kemampuan spesialnya ini diperolehnya sejak  kecil. Ia adalah seorang pawang hujan yang dinilai berhasil meredakan hujan di Pertamina  Mandalika International Street Circuit, ketika itu, ia ditugaskan untuk  (menghentikan/memindahkan/menahan) hujan agar balapan dapat terlaksana dengan  segera. Badai menghantam Sirkuit Mandalika kisaran jam 16.00 WITA, angin dan hujan deras  serta kilat menyambar ke tanah. Kemudian, mbak Rara dengan mengenakan jaket hitam  bermotif tenun di bagian lengannya, mengenakan helm proyek berwarna putih, tanpa  menggunakan alas kaki mengadakan ritual dengan berkeliling di area sirkuit tersebut. Ia  merapalkan mantra-mantra khusus dan terlihat membawa mangkuk emas/singing bowl ketika melakukan ritual. Kala itu, banyak pihak asing dari berbagai negara menyaksikan apa yang  mbak Rara lakukan, sempat beberapa heran dan menertawakannya, banyak pula yang  skeptis dengan aksinya, namun, hasilnya terbukti setelah beberapa menit hujan badai pada  akhirnya berhenti secara total, langit mulai cerah dan balapan akhirnya dapat terlaksana  dengan lancar. 

Rara membuat dunia terkagum-kagum dengan aksinya, banyak media yang melansir  mengenai mbak Rara beserta profesi pawang hujan yang lazim di Indonesia. Mbak Rara  bukanlah seorang pawang hujan yang datang entah darimana, ia kerap menjadi langganan di  event-event besar seperti saat vaksinasi massal, kampanya Presiden Jokowi, dan pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. 

Mbak Rara menjadi viral karena  banyaknya pro dan kontra akan apa yang ia lakukan. Banyak beredar komentar, diskusi,  bahkan hujatan maupun pujian di berbagai platform media sosial. Semakin ramai ketika akun  official twitter dan instagram MotoGP mempost foto Mbak Rara dan berterima kasih atas ritual  yang ia jalankan. Bahkan hampir seluruh penjuru dunia ikut berkomentar dan berterima kasih  pada Mbak Rara. Di sisi lain, tak sedikit pula orang yang menghujatnya, mereka berkata  bahwa itu adalah perbuatan syirik, konyol, mengada-ada, sampai-sampai mereka berkata  bahwa Mbak Rara menjadikan negara Indonesia sebagai tontonan lawak di mata dunia.  

Selain netizen, banyak juga para influencer dan politikus yang ikut mengkritisi aksi yang  dilakukan oleh mbak Rara. Mereka berkata bahwa hal yang Rara lakukan merupakan hal  bodoh dan tidak sewajarnya kita lakukan sebagai manusia cerdas. Banyak yang geram  dengan aksi yang mbak Rara lakukan karena dinilai primitif dan tidak masuk akal. Namun, ini  dibantah lagi dengan ujaran bahwa sebenarnya pawang hujan sendiri hanyalah perantara dan  sebenarnya Tuhan-lah yang menghentikan hujan. Mereka berkata bahwa pawang hujan  sendiri adalah sebuah profesi dan kebudayaan Indonesia yang mestinya dihormati dan  dihargai. 

Pawang hujan sudah sangat lazim di Indonesia sejak zaman dahulu, hal ini dikarenakan  kedekatan orang-orang Indonesia dengan nilai-nilai spiritual dan mistis. Pekerjaan ini dinilai  tidak berguna, musyrik, bodoh dan merupakan pembodohan. Hanya saja, masih banyak juga  orang-orang yang percaya bahwa hal ini benar adanya dan terjadinya. Pawang hujan sudah  menuai banyak pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat, kemudian, kemudian viral  dengan adanya aksi mbak Rara ketika berhasil menghentikan hujan di Sirkuit Mandalika  Lombok, yang kemudian disorot oleh dunia. 

Setiap profesi mestinya  dihargai dan dihormati, karena setiap hal pasti memiliki latar belakang. Seperti pawang hujan  yang ada karena adat dan budaya Indonesia secara turun- temurun diturunkan. Hal ini yang  membedakan Indonesia dengan negara lainnya, mestinya menjadi suatu kebanggaan bagi  kita karena memiliki keberagaman budaya bangsa. Begitu miris ketika menyaksikan masyarakat yang menghujat berkedok kritik seperti para  netizen di berbagai media sosial ketika menanggapi fenomena mbak Rara, apa yang  sebenarnya menjadi jati diri kita sebagai sebuah bangsa apabila kita mencoba untuk terus  sama dengan bangsa lainnya yang KITA ANGGAP maju, cerdas, bagus, baik dan sebagainya. 

Seperti di akhir paragraf sebelumnya, pawang hujan merupakan salah satu profesi yang  mungkin banyak orang tidak percaya sebenarnya nyata adanya di negara ini.  Menyorot tentang bagaimana kita mengenali identitas kita  berdasarkan adat dan budaya yang kita miliki di Indonesia, kemudian bagaimana cara kita  melihat dari sisi orang yang melakukan suatu kegiatan/pekerjaan/profesi tersebut lalu belajar  untuk menghargai orang tersebut beserta profesi yang ia jalankan. Sebab, kita tidak pernah  tahu apa yang seseorang alami atau kemampuan apa yang seseorang miliki sehingga  memutuskan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Sah saja apabila orang ingin bekerja  sebagai apapun asalkan tidak merugikan berbagai pihak dan tidak melanggar hukum. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun