Keempat, daya tarik perkotaan dengan menawarkan hiburan dan gaya hidup yang lebih menjanjikan daripada bertaruh dan bertarung memajukan daerah terpencil.
Kondisi pembangunan yang kurang merata di semua daerah dengan akses dan konektivitas yang belum memadai sehingga sulit mendapatkan kebutuhan primer apalagi kebutuhan hiburan.
Bahkan pada banyak daerah pertanian/perkebunan kebutuhan akan energi listrik, ketersediaan air bersih dan jaringan internet sulit didapatkan. Kebutuhan yang telah menjadi sebuah gaya hidup bagi generasi baru.
Kelima, perlu kajian lanjutan program transmigrasi model baru, merangsang anak-anak muda untuk dilatih dengan paradigma baru kewirausahaan keluar dari zona nyamannya sekaligus memberikan kepastian akan keseimbangan penghasilan dan pengabdian di seluruh pelosok negeri.
Semoga menjadi perenungan bagi semua pihak akan masalah ini. Ketakutan didepan adalah saat sadar atau tidak kita masuk dalam perangkap antara faktor budaya dan faktor ekonomi yang bisa saja membuat negeri ini tergusur oleh pengertian dirinya sendiri. Sudah saatnya para generasi muda untuk mengolah tanah negeri menjadi berarti ditengah-tengah ancaman krisis pangan yang diyakini tinggal menunggu berdiri.
Jangan sampai generasi ini “meninggalkan apa yang dimiliki, dan mencari apa yang telah ditinggalkan”.
Salam hangat.
--JBS--