Mohon tunggu...
jayid tomi
jayid tomi Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN saizu

Tertarik dengan dunia bisnis

Selanjutnya

Tutup

Home

Tantangan Gen Z Membeli Rumah di Tengah Kenaikan Harga Properti Gila-Gilaan

9 Oktober 2025   14:33 Diperbarui: 9 Oktober 2025   14:33 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tantangan Berat Gen Z Punya Rumah: Gaji Pas-pasan, Harga Melonjak

Oleh: Jayid Al Bustomi 

Bagi banyak Gen Z dan milenial, punya rumah kini bukan lagi mimpi realistis, tapi tantangan besar. Di tengah harga properti yang terus naik dan gaji yang tak sebanding, memiliki hunian pribadi terasa makin jauh dari jangkauan.

Nasihat seperti "hemat saja, jangan sering ngopi" kini tidak relevan. Masalahnya bukan sekadar soal gaya hidup, tapi struktur ekonomi yang tidak berpihak. Ada tiga penyebab utama: gaji stagnan, harga properti yang melesat, dan biaya hidup yang kian tinggi.

Harga rumah di kota besar bisa naik hingga 10% per tahun, sementara gaji naiknya tak sampai separuhnya. Banyak anak muda juga terjebak dalam peran generasi sandwich, harus membantu keuangan keluarga sambil menabung untuk diri sendiri---yang akhirnya sulit dilakukan.

Masalah lain, rumah kini lebih sering dianggap aset investasi ketimbang kebutuhan dasar. Investor membeli banyak properti untuk dijual kembali dengan harga tinggi, membuat masyarakat biasa kalah bersaing. Kalaupun memilih KPR, tenor 20--25 tahun terasa seperti beban hidup jangka panjang.

Pilihan rumah terjangkau biasanya hanya ada di pinggiran kota, tapi itu berarti waktu tempuh yang panjang, biaya transportasi tinggi, dan fasilitas terbatas. Program rumah subsidi pun belum sepenuhnya efektif karena syarat dan jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan.

Solusi paling realistis adalah mengubah pola pikir. Tidak semua orang harus punya rumah besar di usia muda. Fokuslah membangun aset likuid seperti saham, reksa dana, atau emas. Manfaatkan penghasilan tambahan untuk tabungan DP, dan pertimbangkan opsi hunian kecil atau micro-apartment sebagai langkah awal.

Masalah ini bukan karena Gen Z malas menabung, tetapi karena sistem ekonomi yang tidak seimbang. Perlu strategi baru, dukungan kebijakan yang lebih inklusif, dan pandangan realistis bahwa rumah bukan satu-satunya simbol kesuksesan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun