Mohon tunggu...
Ahmad Jayakardi
Ahmad Jayakardi Mohon Tunggu... pensiunan -

Kakek2 yang sudah males nulis..............

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Toyota Land Cruiser FJ40 di Indonesia

21 Januari 2011   23:41 Diperbarui: 4 April 2017   17:34 2842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelebihan lain adalah kenyamanan penumpang yang sangat prima. Land Rover 4WD menurut saya adalah pelopor dalam masalah ini. Faktor kenyamanan penumpangnya bisa diadu bahkan dengan SUV kelas menengah saat ini. Populasi saat itu juga jauh mengungguli FJ40.

Nissan Patrol seri 60 (1960-1980) [caption id="attachment_86486" align="alignnone" width="189" caption="sumber: Google"]

12956521222121891725
12956521222121891725
[/caption]

Meskipun kapasitas mesinnya (4.000cc) tidak jauh berbeda dengan FJ40, tapi performa mobil ini jauh mengunggulinya. Mungkin karena bobot kendaraan yang jauh lebih ringan dibanding FJ40. Di jalan raya, akselerasi, stabilitas, kecepatan dan kemampuan rem mobil ini jauh di atas. Di medan off road kelincahannya tidak terkejar oleh FJ40.  Mobil inilah penguasa era 1961-1973 di Indonesia, menjadi pilihan utama perusahaan perkebunan, kehutanan dan pertambangan.

Kelemahannya dibanding FJ40 adalah konsumsi BBM yang jauh lebih boros dan harga suku cadangnya yang lebih mahal.

Volkswagen 181 [caption id="attachment_86487" align="alignnone" width="194" caption="sumber: Google"]

1295652270941994388
1295652270941994388
[/caption]

Mobil ini ditanah kelahirannya dinamakan "Kurierwagen", di Inggris sebagai "Trekker" dan di AS dikenal sebagai "Thing". Karena Indonesia mengimpornya dari Meksiko, namanyapun mengikuti nama julukan di sana, "VW Safari".


Diimpor dengan tujuan untuk memberikan mobilitas yang lebih besar kepada para Camat, menjelang Pemilu 1971 (karena itu pula namanya juga terkenal sebagai VW Camat) tidak dengan tujuan untuk menempuh medan berat. Oleh karena itu yang beredar di sini tidak ada yang dilengkapi gardan ganda. Jadi sebenarnya mobil ini bukan merupakan pesaing FJ40, meskipun populasinya cukup tinggi.

Paruh Kedua, 1973-1984, era membangun industri otomotif Indonesia.

(Di tahun 1973 dalam rangka merangsang tumbuhnya industri otomotif di Indonesia Pemerintah mengharuskan setiap mobil yang dijual di Indonesia harus dirakit di Indonesia. Impor mobil dalam keadaan utuh/CBU (Completely Built Up) dilarang. Semua instansi Pemerintah diharuskan mematuhi Instruksi ini dengan membeli dan/atau mengganti mobil operasionalnya dengan mobil rakitan Dalam Negeri. Toyota di bawah grup Astra  sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek di Indonesia, dan sudah selesai mendirikan PT Multi Astra sebagai pabrik perakitan 1973. bersama Mitsubishi (melalui PT. Krama Yudha) segera berlari kencang. Semua kompetitornya bertumbangan.   Kebijakan yang dinilai mahasiswa sebagai sarat KKN itu kemudian disebut sebagai program "Toyota-nisasi" di Indonesia. Issue ini ikut meledakkan demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan Malari 1974).

Mitsubishi yang tidak lagi berminat mengembangkan Jeep, membuat FJ40 ini melaju sendirian nyaris tanpa pesaing. Kompetitor serius baru muncul tahun 1980 an ketika Daihatsu, (dibawah bendera grup Astra juga) memunculkan Taft dan Suzuki (dibawah bendera Indomobil) menampilkan Jimny.

Tapi PT. TAM selaku ATPM mobil FJ40 ini menjawab kebijakan pemerintah ini dengan baik. Jaringan dealer segera dibangun dimana-mana. Harga mobil dan suku cadang yang murah dan mudah didapat sangat membantu meledakkan populasi mobil ini secara deret ukur. Pula peningkatan kapasitas mesin di tahun 1976 menjadi 4.200 cc menutup semua kritikan itu. Sampai lonceng kematiannya berdentang 1984, ketika seri ini dihentikan produksinya, FJ40 menjadi pemimpin pangsa pasar di kelas 4WD di Indonesia.

Daihatsu Taft

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun