Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gema dari Ruang Kelas

16 Mei 2024   19:35 Diperbarui: 16 Mei 2024   19:36 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah sekolah menengah yang terletak di kota kecil, ada seorang siswa bernama Arif. Arif bukanlah siswa yang menonjol di kelasnya. Dia sering merasa bahwa dirinya biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Nilai-nilainya cukup baik, tetapi dia tidak pernah menjadi juara kelas. Dia juga tidak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang populer di sekolah.

Arif memiliki sahabat baik bernama Budi, yang selalu mendukung dan menyemangatinya. Suatu hari, ketika mereka sedang berbicara di kantin, Budi berkata, "Arif, aku tahu kamu memiliki potensi besar. Kamu hanya perlu menemukan apa yang benar-benar kamu sukai dan menekuninya."

Kata-kata Budi terngiang di kepala Arif. Dia mulai berpikir tentang apa yang dia sukai dan bagaimana dia bisa mengembangkan potensi dirinya. Arif selalu menyukai musik, terutama bermain gitar, tetapi dia tidak pernah berani menunjukkan kemampuannya kepada orang lain.

Sekolah mereka akan mengadakan acara tahunan, yaitu malam bakat, di mana siswa bisa menunjukkan kemampuan mereka di depan seluruh sekolah. Budi mendesak Arif untuk ikut serta dan menunjukkan bakatnya dalam bermain gitar. Awalnya, Arif merasa ragu dan tidak percaya diri, tetapi dengan dorongan dari Budi, dia akhirnya setuju.

Arif mulai berlatih setiap hari setelah pulang sekolah. Dia memilih lagu yang bermakna baginya, yang bisa menyampaikan perasaannya melalui musik. Setiap malam, dia berlatih dengan tekun, membayangkan bagaimana dia akan tampil di depan teman-teman sekelasnya.


Hari yang dinantikan pun tiba. Aula sekolah penuh dengan siswa dan guru yang bersemangat melihat pertunjukan bakat. Ketika nama Arif dipanggil, jantungnya berdegup kencang. Dia naik ke panggung dengan tangan yang gemetar. Namun, saat dia mulai memetik senar gitarnya, ketakutannya perlahan menghilang. Musik mengalir dari hatinya, memenuhi ruangan dengan melodi yang indah.

Ketika Arif selesai bermain, aula terdiam sesaat sebelum tepuk tangan meriah menggema. Banyak yang terkejut dan terkesan dengan penampilannya. Guru-guru yang selama ini tidak terlalu memperhatikannya mulai melihat potensi besar dalam dirinya. Arif merasa seperti baru saja menemukan sisi baru dari dirinya yang selama ini tersembunyi.

Setelah acara tersebut, Arif mendapatkan banyak pujian dan dukungan. Salah satu guru musik di sekolah, Pak Johan, mendekatinya dan menawarkan untuk mengajarinya lebih lanjut tentang musik. Pak Johan melihat bakat besar dalam diri Arif dan ingin membantunya mengembangkan kemampuannya.

Dengan bimbingan Pak Johan, Arif semakin percaya diri dan semakin tekun belajar musik. Dia mulai tampil di berbagai acara sekolah dan bahkan di acara-acara di luar sekolah. Musik menjadi bagian penting dari hidupnya, dan dia merasa menemukan jati dirinya.

Arif belajar bahwa setiap orang memiliki bakat dan potensi dalam dirinya, yang terkadang tersembunyi dan perlu didorong untuk muncul. Dia juga belajar bahwa dukungan dari teman dan guru sangat penting dalam perjalanan menemukan dan mengembangkan bakat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun