Mohon tunggu...
Jauzaa Ayunindira
Jauzaa Ayunindira Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Generasi Manis, Generasi Berisiko? Konsumsi Gula dan Diabetes Pada Remaja

13 September 2025   06:02 Diperbarui: 13 September 2025   06:00 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi gula pada generasi muda semakin meningkat. Data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 juga menunjukkan sebanyak 47,5% warga Indonesia berusia 3 tahun ke atas, mengkonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali dalam sehari. Kemudian 43,3% lainnya mengonsumsinya 1-6 kali dalam satu minggu. Secara sekilas, dapat disadari bahwa pada kedai hidangan manis di setiap sudut kota selalu penuh oleh para remaja. Konsumsi berbagai makanan maupun minuman manis yang berlebih mulai dianggap wajar bagi sebagian orang, terutama akibat maraknya tren hidangan manis yang terus berinovasi.

Siapa sangka santapan manis yang tampak sepele itu dapat memicu masalah kesehatan yang serius? Jika hal ini terus berlanjut, bukan hanya individu yang merasakan dampaknya, tetapi angka penyakit tidak menular yang ada pada masyarakat juga akan semakin meningkat. Para remaja perlu mulai memahami risiko-risiko yang disebabkan akibat gaya hidup yang tak sehat ini, sehingga nantinya dapat mulai mengambil langkah kecil dalam melindungi masa depan mereka sendiri.

Menurut penelitian yang dilakukan di Bogor, remaja yang sering mengonsumsi minuman berpemanis memiliki risiko 4,58 kali lebih besar mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan dengan remaja yang jarang mengonsumsi minuman berpemanis (Jannah & Humayrah, 2025). Hasil ini sejalan dengan meta-analisis internasional yang menemukan bahwa mengonsumsi satu porsi minuman manis setiap hari meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 27% dan meningkatkan kemungkinan obesitas sebesar 12% (Hu & Malik, 2023). Konsumsi gula berlebihan juga dapat dapat muncul di usia remaja (Anothaisintawee et al., 2025). Resistensi insulin tersebut nantinya dapat meningkatkan kemungkinan komplikasi seperti penyakit jantung, ginjal, dan gangguan metabolik. Selain dampak fisik, konsumsi gula berlebih juga dapat memengaruhi kualitas hidup, seperti menurunnya energi, kesulitan konsentrasi, dan gangguan pola tidur. Dengan demikian, kebiasaan manis yang tampak sepele pada generasi muda sebenarnya merupakan ancaman serius bagi kesehatan individu dan masyarakat.

Namun, dampak negatif itu masih sangat mungkin untuk kita cegah. Ada berbagai langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya. Mengendalikan konsumsi gula dapat menjadi langkah awal untuk memulai upaya pencegahan. Kita perlu membatasi konsumsi minuman manis dan mengganti dengan air putih atau minuman rendah gula. Selain itu, penting untuk membaca label gizi sebelum membeli produk agar tidak mengonsumsi gula berlebih secara tidak sadar. Rutin beraktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau olahraga ringan akan sangat membantu tubuh dalam mengatur kadar gula darah. Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga perlu dilakukan agar perubahan gula darah dapat terdeteksi lebih awal.

Sejak usia remaja, konsumsi gula yang berlebihan, terutama dari minuman manis, berpotensi meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada anak muda. Akibatnya tidak hanya membahayakan kesehatan seseorang, tetapi juga dapat meningkatkan tantangan bagi kesehatan masyarakat di masa depan. Hal ini dapat dicegah dengan mengurangi jumlah gula yang dikonsumsi, menjaga pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Selain itu, pendidikan kesehatan di komunitas, sekolah, dan kampus sangat penting untuk meningkatkan kesadaran generasi muda. Dengan tindakan ini, generasi muda dapat mengurangi risiko diabetes dan menerapkan gaya hidup sehat sejak dini.

 KATA KUNCI: Diabetes, Gula, Remaja

DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization (WHO). 2015. Guideline: Sugars intake for adults and

children. https://www.who.int/publications/i/item/9789241549028 (diakses

tanggal 28 Agustus 2025).

Kemendikdasmen.2024. Dampak Negatif Konsumsi Gula Berlebih pada Remaja.

https://ditsmp.kemendikdasmen.go.id/ragam-informasi/article/dampak-negatif-

konsumsi-gula-berlebih-pada-remaja. (diakses tanggal 28 Agustus 2025).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun