Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan yang Dicintai Gendruwo

9 November 2020   16:49 Diperbarui: 9 November 2020   17:05 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wartabromo.com/

Rumah kuno yang terletak di pinggir Sungai Gadjah Uwong memang tampak luas, indah dan asri. Kehadiran rumpun bambu yang tertata rapi di sepanjang sungai dan beberapa pohon sawo  yang besar-besar menambah suasana sejuk dan segarnya halaman rumah itu. Salah satu pohon sawo yang terbesar dan tampak tua adalah yang terletak  di sebelah kiri bangunan induk rumah kuno itu.

Penghuni rumah kuno itu adalah  sepasang suami isteri dengan dua orang anaknya yang sudah menginjak usia dewasa.  Yang lelaki adalah Murdopo, seorang yang berbadan gagah dan tegap dengan kumis ala Raden Gatotkaca, pekerjaannya sehari-hari adalah tukang kayu dan "blandong" alias tukang pangkas dan tebang pohon-pohon yang besar.

Sedangkan perempuan yang menjadi isterinya bernama Riswani, seorang bakul sayuran di pasar Legi. Perawakannya langsing, kulitnya kuning dan wajahnya cantik sehingga jika mereka berdua berjalan akan tampak begitu serasi.

Dasar turunan orang yang gagah dan cantik, kedua putra putrinya pun mewarisi keelokan paras dari kedua orang tuanya. Keduanya tinggal bersama budhe-nya yang berada di Salatiga karena selain untuk bersekolah juga untuk menemani budhe dan neneknya yang tinggal disana. Praktis dalam keseharian rumah kuno itu hanya ditempati oleh Murdopo dan Riswani isterinya.

Pada suat sore, Murdopo tampak sudah berpakaian rapi dan sepertinya hendak bepergian ke sebuah acara. "Dik, aku mau ke Imogiri dulu , kondangan di rumahnya Pak Suryono", ucap Murdopo kepada isterinya."Sekalian nanti mau mampir beli jamu ditempatnya Kang Trimo,"imbuh Murdopo.

Seperti biasa jika dipamiti suaminya Riswani hanya mengiyakan dan berpesan supaya suaminya hati-hati di jalan, naik kendaraan tidak perlu ngebut yang penting selamat sampai tempat yang dituju dan sepulangnya nanti.

Kira-kira jam delapan malam, Riswani yang tengah menonton acara di TV  mendengar suara ketukan yang cukup keras pada pintu rumahnya yang disertai suara ,"Dik, dik cepat buka pintunya!"

"Siapa di luar?" Riswani bertanya kepada yang mengetuk pintu.

"Walah, masih juga tanya, Aku kan suamimu, masa tidak hapal dengan suara suami sendiri,"jawab yang dari luar  rumah yang cukup keras disela-sela suara berisik berkerontangan air hujan yang jatuh menimpa seng yang memayungi teras rumah.

Karena merasa yakin yang bersuara di luar itu adalah suaminya, Riswani lalu membuka pintu rumah, dan benar, lelaki yang mengetuk pintu ternyata adalah suaminya. Setelah masuk ke rumah, Murdopo lalu meletakan bungkusan "berkat" yang dibuntel kain taplak di meja makan. "Lumayan juga berkat ini, bisa buat sarapan besok pagi,"ucap Murdopo.

Setelah menutup pintu dan menguncinya, Riswani lalu menghampiri 'berkat" yang ditaruh suaminya di meja makan. Dibukanya dan dilihatnya apa saja yang ada di dalam bungkusan yang terbuat dari besek anyaman bambu itu. Ternyata isinya adalah nasi gurih yang masih hangat,  ayam goreng plus sambal trasi, lalapan,  krupuk udang dan pisang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun