"Anak-anak, kita kemarin telah bersama-sama piknik ke kebun binatang. Nah, sekarang coba sebutkan salah satu binatang yang namanya berawalan dengan huruf M?"Tanya bu Mintarsih kepada anak-anak muridnya di kelas 2B.
Pringgo yang duduknya di depan dan dekat pintu keluar mengacungkan jarinya. "Saya Tahu bu,"seru Pringgo. Ketika disuruh menyebutkan nama hewan yang huruf awalnya berhuruf M, Pringgo menyebutkan hewan itu adalah monyet.
Selanjutnya bu Mintarsih bertanya lagi kepada murid-muridnya, "Coba sekarang siapa yang tahu nama hewan yang huruf awalnya adalah A?
Pringgo lagi yang mengacungkan jarinya sambil menjawab,"Anunya monyet bu". Mendengar jawaban ngawur Pringgo ini membuat anak-anak kelas 2B jadi tertawa terpingkal-pingkal. Akibatnya Pringgo dihukum oleh bu Mintarsih. Pringgo dihukum dengan disuruh berdiri menghadap papan tulis di depan kelas.
Setelah menghukum Pringgo, bu Mintarsih melanjutkan kembali dengan mengajukan pertanyaan tentang nama hewan yang huruf permulaannya adalah huruf T. Lagi-lagi murid kelas 2B pada diam saja hingga membuat Pringgo yang dihukum di depan kelas tertawa lalu menjawab,"Tetep anunya monyet bu."
Mendengar jawaban Pringgo ini kembali kelas 2B jadi ramai dengan suara tertawa anak-anak muridnya. Sebaliknya bu Mintarsih menjadi semakin marah dan jengkel terhadap Pringgo. Dihukumnya Pringgo dengan dijemur di dekat tiang bendera yang ada di halaman sekolah.
Bu Mintarsih melanjutkan lagi pertanyannya kepada anak-anak murid kelas 2B. Kali ini yang ditanyakan adalah nama hewan yang huruf permulaannya adalah huruf J.
Begitu bu Mintarsih menyelesaikan kalimat pertanyannya, sambil tertawa Pringgo dengan berteriak menjawabnya," Jelas anunya monyet koq ya ditanyakan to bu."
Kembali suara tertawa murid-murid klas 2B terdengar dengan kencang begitu mendengar apa yang diucapkan Pringgo. Dengan wajah memerah akibat tensinya naik, bu Mintarsih lalu keluar kelas sambil membawa penggaris kayu yang panjangnya semeteran lalu berjalan ke arah Pringgo.
Melihat bu Mintarsih mendatanginya sambil membawa penggaris kayu, Pringgo segera lari sekencang-kencangnya, kabur menuju sungai yang letaknya di sebelah barat sekolahannya.
