Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Dongeng: Mette dari Norge

19 September 2020   16:08 Diperbarui: 20 September 2020   19:33 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image dari [TheRoadLesTraveled.Com]

Mette terkesiap. Wajahnya memutih pias. Tangannya bergetar. Nyaris jatuh foto itu tepat sebelum diraih si Bapak tua.

"Ah, tampaknya benar, melihat reaksimu, Nak," si Bapak tersenyum. Lalu tanpa menunggu respon Mette, bapak itu menuntun sepedanya kembali.

Mette masih terkesima, hingga tak menyadari kepergian si Bapak. Benaknya kembali dikerubuti pertanyaan. Dame? Tidak terlampau sulit untuk mengenali wajah cantik dalam foto itu. 

Dame tua yang dikenalnya pun masih menyisakan raut kecantikan dari masa silam. Ia yakin foto itu adalah Dame. Oh, Dame... Itukah nama lengkapmu? Dame Sonja Haraldsen? Mette menutup wajahnya sendiri. Terpukau dengan kejadian demi kejadian yang ia alami.

Sonja Haraldsen?? Bulu tengkuk Mette serentak menegak. Bukankah itu yang disebutkan oleh.... Haakon?? Jadi Sonja Haraldsen atau yang kerap ia panggil Dame itu adalah leluhur Haakon??

Mette mengusap-usap tengkuknya. Mengusir angan demi angan yang terus membuatnya terkejut.

Haraldsen... Harald... Benak Mette kembali mengguncang memori. Sepertinya aku sempat melihat kata 'Harald' di bagian belakang topi si Bapak.

"Herregud....." desis Mette.

Kini segalanya menjadi terang benderanglah sudah. Ya, tanpa keraguan lagi, Dame-nya adalah Dame Sonja Haraldsen. Dan Bapak tua yang penuh percaya diri berkata ia kekasihnya sejak muda  adalah Harald, didukung nama yang tertera di topinya. Dan mereka berdua adalah leluhur... Haakon??

Mette jatuh terduduk dengan tangis yang memilu. Menatap takjub pada Stave yang berdiri tegak anggun dan telah menjadi saksi atas segala kisah yang terjadi padanya. Norge benar-benar diberkahi dengan beragam keajaiban.

Mette masih terduduk diam di bangkunya. Tangannya bergantian meraba bangku kayu, masih mencoba merasai sisa kehadiran Dame, sambil menimang sapu tangan putih. Ia jelas mengingat Dame berpesan agar ia segera pulang. Jangan pernah lagi melarikan diri. Agar ia selalu mendahulukan Tor sebelum menuruti diri sendiri. Ingatlah Tor dan hadapi semua dengan berani seperti tahun-tahun yang telah kau jalani. Entahlah bila semua itu mimpi atau reality.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun