Anak di gendongan dilepas, beruk di hutan disusui. Rakyat Indonesia pantas menangis melihat foto diatas. Para penguasa negeri ini jelas - jelas telah menempatkan bangsa ini sebagai subordinat orang asing. Entah apa motivasinya, apakah ada transaksi bawah meja, atau sebuah grand desain terkait preferensi politik penguasa, yang jelas ini adalah sebuah potret tentang pengkianatan.
Sulit dipahami, penguasa mengkinati rakyatnya sendiri secara terang benderang tanpa belas kasihan dan tanpa rasa malu. Ini bukanlah pertama kalinya, ada banyak kejadian yang mengiris hati rakyat Indonesia yang dilakukan oleh rezim ini.Â
Setidaknya tercatat, saat gelaran Asian Games berlangsung bukan budaya lokal yang menjadi menu utamanya, justru rezim ini mengundang boy band asal Korea. Bedebah, kurang ajar, tak tahu di untung, padahal kita tahu gelaran ini menyerap banyak uang rakyat melalui APBN, tetapi budgetnya dihamburkan untuk menjadi promosi gratis boy band Korea.Â
Apakah Indonesia sudah kekurangan artis dan penyanyi? Apakah budaya Indonesia sudah begitu kampungan dan memalukan untuk dikemas dalam gelaran Asian Games?
Entah apa isi otak rezim ini, berkali kali pidato dengan mengutip cerita fiksi anak SD, seperti Thanos dkk. Kita bisa mengira ngira, apa bacaan orang ini? Seberapa berkualitas orang ini memahami ekonomi nasional dan global.Â
Celakalah kita Bangsa Indonesia, jika ternyata orang itu memang benar - benar miskin ide dan pengetahuan, hanya berbekal packaging media. Nasib dan masa depan bangsa ini sudah hampir lima tahun diserahkan pada orang yang sangat buruk kualitasnya.
Alibaba:
Alibaba tidak ada bedanya dengan google, facebook, amazon. Pada akhirnya mereka akan mengambil banyak dari negeri ini dan menempatkan kita sebagai bangsa konsumen baik dari segi transaksi barang dan jasa, maupun lebih spesifik dalam hal pendapatan iklan.Â
Padahal kita tahu, perusahaan perusaahaan e-commerce ini selalu menyedot resource dalam jumlah sangat besar. Jadi jangan heran jika negara china, uni eropa, jepang, dll. akan berusaha menghambat sekuat tenaga ekspansi para raksasa e-commerce ini di negara masing masing.Â
Saat ini perusahaan sejenis dengan alibaba dalam tingkat nasional sudah sangat banyak dan lumayan bisa bersaing menghadapi asing. Sebut saja bukalapak, tokopedia, blibli dll, tetapi rezim ini tidak pernah memberi karpet merah pada mereka. Justru Alibaba begitu mendapat tempat khusus dan dipromosikan pada event event internasional di Indonesia yang dibiayai oleh uang rakyat. Tidak kurang Asian Games bahkan pada pertemuan IMF-WB di Bali. Lihat foto diatas, seorang menteri koordinator menjadi centeng boss Alibaba. Jika anda rakyat Indonesia tetapi tidak marah dan menangis melihat foto diatas, mungkin anda perlu membaca ulang sejarah negeri ini. Pengkianat kadang duduk di tempat terhormat.
Pak Jokowi, apakah anda sehat?