Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terlanjur Semangat

31 Agustus 2020   08:24 Diperbarui: 31 Agustus 2020   08:22 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penampilan puisi (doc. pribadi )

            " Ini pasti jadi puisi yang menarik , penonton pasti suka dan terhibur ! Hahahhahahha , tunggu aja ya penonton " Kini ia tertawa kecil bagai orang kesurupan.

            Keesokan harinya Fandi berlatih dengan penuh enerjik dan antusias . Ia sangat yakin dan haqqul yakin akan bisa menghibur penonton . Jam menunjukan pukul 06.00 WIB , waktu yang sangat dini untuk pergi kekelas , karena saat itu kebanyakan santri pergi mandi dan istirahat sejenak selepas mengaji shubuh

            "Semangat banget ente Fan , masih pagi begini juga , mau kemana sih? " Tanya Omen , salah satu  teman kamar Fandi .

            "Mau ke kelas , mau latihan nih men ! kenapa emang? Mau lihatkah ? Hayukk!" Jawab Fandi dengan yakin.

            "Santai aja kali Fan , emang ente gak mandi dulu gitu "

            "Urusan mandi mah nomor dua yang penting ane harus tampil sempurna nanti tanggal tujuh belas "

            Omen hanya menggeleng-geleng kepalanya , tak paham dengan pola pikir temannya ini.

            Menjelang malam disaat sebagian santri belajar bebas dan bercengkrama  satu sama lain , Fandi melakukan sebaliknya . Ia terfokus pada satu hal yang sangat urgen baginya yaitu  berlatih puisi.

            Fandi mencari kelas yang terletak diujung bangunan ,demi kenyamanannya juga kekhusu'annya . Ia berlatih gestur juga mimik yang akan dibawa nanti.

            Latihan secara instensif  itu ia lakukan selama seminggu sebelum hari kemerdekaan . bahkan banyak santri yang kagum akan kesungguhannya .

            Salah satu anggota paskibra pun sangat terkagum-kagum . Bagaimana tidak , ia tak akan berhenti berlatih sebelum Paskibra berhenti juga .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun