Proses penyerapannya sendiri cukup menarik.Â
Akar bunga kana memiliki kemampuan menyerap air yang tercemar, lalu menyalurkan unsur kimia ke jaringan batang dan daun.Â
Sebagian besar bahan kimia berbahaya, seperti fosfat dari deterjen, akan dimanfaatkan tanaman untuk pertumbuhan tentu dalam kadar tertentu yang tidak berlebihan.Â
Sementara itu, surfaktan atau zat pembusa akan terurai oleh mikroorganisme yang hidup di sekitar akar.Â
Hubungan antara akar bunga kana dan mikroba tanah ini menciptakan sistem alami yang efisien untuk membersihkan air limbah.
Selain berfungsi sebagai penyerap limbah, pertumbuhan bunga kana di berbagai jenis tanah juga menunjukkan perbedaan yang menarik.Â
Di tanah liat, meskipun pertumbuhan awalnya lambat karena aerasi yang kurang, tanaman ini bisa tumbuh besar dan tahan lama.Â
Di tanah pasir, bunga kana tumbuh cepat tetapi daunnya cenderung lebih kecil karena kadar air cepat hilang.Â
Sedangkan di tanah lempung, kombinasi kelembapan dan drainase yang seimbang membuat bunga kana tumbuh optimal daunnya hijau segar, bunga bermekaran, dan akar kuat menancap.
Menariknya, tanaman ini juga bisa menjadi indikator alami terhadap tingkat pencemaran.Â
Jika air limbah terlalu pekat, daun bunga kana bisa menguning atau layu.Â
Tapi jika kadarnya masih dalam batas wajar, tanaman tetap tumbuh normal bahkan lebih subur karena mendapatkan tambahan unsur fosfat yang memang dibutuhkan untuk pertumbuhan.Â
Jadi, selain membantu membersihkan limbah, bunga kana juga memberi sinyal alami tentang seberapa parah pencemaran yang terjadi di sekitar kita.