Ketika air limbah deterjen masuk ke tanah, sebagian besar bahan kimianya akan menempel di partikel tanah.Â
Nah, jenis tanah inilah yang memengaruhi seberapa efektif bunga kana bisa menyerap polutan.Â
Misalnya, pada tanah liat, pori-porinya kecil dan kemampuan menahan airnya tinggi.Â
Artinya, air limbah akan bertahan lebih lama di sekitar akar, memberi waktu bagi tanaman untuk menyerap zat pencemar.Â
Namun, kekurangannya, sirkulasi udara di tanah liat kurang baik, yang kadang bisa membuat akar kesulitan bernapas.
Berbeda halnya dengan tanah pasir. Jenis tanah ini punya pori-pori besar, jadi air cepat meresap dan mengalir.Â
Dampaknya, bunga kana harus bekerja lebih cepat karena air yang membawa limbah tidak lama berada di sekitar akar.Â
Meskipun begitu, akar bunga kana yang menjalar luas tetap bisa menyerap sebagian zat kimia sebelum air mengalir pergi.Â
Tanah pasir bisa dibilang cocok untuk uji coba awal, tapi efektivitas penyerapan limbah deterjen biasanya tidak sebaik tanah liat.
Lalu ada tanah lempung, yang sering dianggap "tanah ideal" bagi banyak jenis tanaman.Â
Teksturnya merupakan campuran antara pasir dan liat, sehingga memiliki keseimbangan antara kemampuan menahan air dan sirkulasi udara.Â
Dalam tanah seperti ini, bunga kana bisa tumbuh subur sekaligus bekerja optimal dalam menyerap kandungan fosfat dan surfaktan dari limbah deterjen.Â
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada tanah lempung, bunga kana menunjukkan pertumbuhan daun yang lebih lebar, batang lebih kokoh, dan warna daun lebih hijau karena kondisi akar yang sehat.