Teknologi diversifikasi pangan dengan fortifikasi tepung daun dan biji kecipir: solusi pencegahan stunting.
Pernah dengar istilah kecipir?
Di banyak daerah Indonesia, tanaman ini tumbuh liar di pekarangan rumah atau pinggir kebun.Â
Padahal, di balik tampilannya yang sederhana, kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) punya potensi luar biasa sebagai sumber pangan bergizi tinggi dan bahkan bisa jadi solusi cerdas dalam upaya pencegahan stunting.
Masalah stunting masih jadi tantangan besar di Indonesia. Meski angka kasusnya menurun dari tahun ke tahun, prevalensi stunting anak balita masih cukup tinggi di beberapa daerah.Â
Penyebab utamanya tentu tidak tunggal: mulai dari asupan gizi yang kurang, pola makan yang monoton, hingga akses terhadap makanan bergizi yang terbatas.Â
Di sinilah konsep diversifikasi pangan dan teknologi fortifikasi masuk sebagai langkah inovatif.
Diversifikasi Pangan: Nggak Cuma Nasi dan Terigu
Kita tahu, sebagian besar masyarakat Indonesia sangat bergantung pada beras dan terigu.Â
Padahal, sumber karbohidrat, protein, dan mikronutrien itu nggak cuma datang dari dua bahan itu saja.Â
Diversifikasi pangan berarti membuka ruang untuk bahan pangan lokal lain yang juga bergizi tinggi, seperti singkong, sorgum, jagung, dan tentu saja kecipir.