Bahan dan Proses Pembuatan
Tenang, jangan bayangkan tanah sembarangan yang diambil dari pinggir jalan. Tanah liat untuk Ampo dipilih secara khusus.Â
Biasanya, para pembuat Ampo mencari tanah liat yang bersih, tidak tercampur pasir, kerikil, atau kotoran lain.
Setelah dipilih, tanah tersebut dibersihkan, lalu dicetak menjadi bentuk memanjang menyerupai lidi atau potongan kecil.Â
Proses tradisionalnya menggunakan cetakan bambu sederhana, sehingga hasilnya tidak seragam tapi justru itulah yang jadi ciri khas.
Setelah dicetak, tanah liat dipanggang dengan cara dibakar tanpa minyak dan tanpa tambahan bumbu apapun.Â
Proses pemanggangan ini membuat Ampo berwarna cokelat kehitaman, keras, tapi rapuh saat digigit.Â
Rasanya? Jangan harap ada sensasi gurih atau manis, karena rasa Ampo hambar, sedikit sepet, tapi ada sensasi dingin dan khas di lidah.Â
Meski terdengar aneh, ternyata banyak orang yang penasaran dan rela mencoba hanya demi pengalaman unik.
Filosofi di Balik Ampo
Bagi masyarakat Tuban, Ampo bukan sekadar jajanan eksotis. Ada filosofi yang melekat di baliknya.Â
Tanah dianggap sebagai simbol kesuburan dan kekuatan. Dengan mengonsumsi tanah liat, mereka percaya sedang menyerap energi dari bumi, sekaligus menjaga kesehatan.Â
Beberapa orang percaya Ampo bisa membantu melancarkan pencernaan, mengatasi sakit maag, bahkan memberi efek menenangkan.Â
Walaupun klaim ini belum terbukti secara ilmiah, tradisi dan kepercayaan tersebut tetap dijaga sampai sekarang.