Misalnya saja, ada soal seperti: "Apa nama alat musik tradisional Betawi yang dimainkan dengan cara dipukul?" atau "Sebutkan makanan khas Betawi yang sering disajikan dalam hajatan dan terbuat dari ketan putih!".Â
Tentu saja, hal ini membuat siswa jadi lebih semangat, karena mereka bukan cuma diuji soal pelajaran, tapi juga diajak mengenal lebih dalam akar budaya mereka sendiri.
SMK Angkasa 1 Jakarta: Sekolah, Tapi Rasa Kampung Sendiri
Di balik serunya acara ini, ada satu pesan kuat yang ingin disampaikan oleh pihak sekolah dan Smartfren sebagai penyelenggara, yaitu: mengedukasi tanpa melupakan identitas budaya.
"Anak-anak sekarang hidup di zaman digital, tapi bukan berarti harus tercerabut dari akarnya. Justru lewat teknologi dan kreativitas, budaya lokal bisa kita kemas jadi sesuatu yang keren dan membanggakan."
Dan benar saja, antusiasme siswa begitu terasa. Para peserta tidak hanya tampil cerdas dan tangkas, tapi juga tampil percaya diri dengan atribut khas Betawi.Â
Beberapa siswa putri tampak mengenakan kebaya encim dan kain batik Betawi warna cerah, sementara siswa putra bergaya ala Abang None Jakarta. Suasana jadi meriah, tapi tetap edukatif.
Smartfren: Bukan Sekadar Provider, Tapi Sahabat Belajar
Kehadiran Smartfren dalam acara ini bukan cuma sebagai sponsor biasa.Â
Lewat program "Rangking 1 Smartfren", mereka ingin membangun image sebagai teman belajar anak muda yang dekat, keren, dan melek budaya.
"Sekarang, koneksi internet bukan lagi soal scrolling media sosial aja, tapi juga soal bagaimana kita bisa memanfaatkannya buat belajar, berkreasi, dan mengenal budaya sendiri," ujar perwakilan dari Smartfren yang hadir di acara tersebut.