Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"ROBOTAXI" Sistem Otomasi Tanpa Sopir Revolusi Transportasi di Amerika Serikat

28 Juni 2025   20:08 Diperbarui: 28 Juni 2025   20:08 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"ROBOTAXI" sistem otomasi tanpa sopir  revolusi transportasi di Amerika Serikat. (Sumber foto: Jandris_Sky/Artificial intelligence)

"ROBOTAXI" sistem otomasi tanpa sopir  revolusi transportasi di Amerika Serikat

Bayangkan kamu memesan taksi dari aplikasi di ponselmu, dan ketika mobil itu datang, tidak ada sopir yang menyambutmu. 

Pintu terbuka otomatis, kamu masuk, dan mobil meluncur dengan mulus ke tujuanmu tanpa ada manusia di balik kemudi. 

Aneh? 

Futuristik? 

Tapi ini bukan adegan film fiksi ilmiah, ini kenyataan yang mulai diterapkan di Amerika Serikat lewat yang namanya robotaxi.

Apa Itu Robotaxi?

Sesuai namanya, robotaxi adalah taksi yang dikendalikan oleh robot, atau lebih tepatnya, oleh sistem otomasi berbasis kecerdasan buatan (AI). 

Mobil ini tidak membutuhkan sopir manusia karena dilengkapi dengan teknologi canggih seperti sensor LIDAR, kamera, radar, dan perangkat lunak pemrosesan data real-time yang mampu membaca dan menanggapi kondisi jalan secara otomatis.

Robotaxi bukan sekadar inovasi kecil di dunia otomotif.

Ini adalah langkah besar menuju revolusi transportasi yang lebih efisien, bebas emisi, dan berbasis teknologi tinggi. 

Beberapa kota di Amerika, seperti Austin (Texas) dan Atlanta (Georgia), sudah mulai menerapkan layanan ini secara terbatas. 

Di balik layanan tersebut, berdirilah perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Waymo (anak perusahaan Google) dan Uber yang berkolaborasi menghadirkan masa depan transportasi tanpa sopir.

Robotaxi dikendalikan oleh robot, dan sistem otomasi berbasis kecerdasan buatan (AI).  (Sumber foto: Jandris_Sky/Artificial intelligence)
Robotaxi dikendalikan oleh robot, dan sistem otomasi berbasis kecerdasan buatan (AI).  (Sumber foto: Jandris_Sky/Artificial intelligence)

Mobil Pintar yang Mengemudi Sendiri

Salah satu kendaraan yang digunakan dalam layanan robotaxi adalah Jaguar I-PACE, mobil listrik yang elegan dan ramah lingkungan. 

Bukan hanya tampilannya yang keren, tapi juga otaknya mobil ini mampu mengemudi sendiri dari titik A ke titik B, membaca rambu lalu lintas, berhenti di lampu merah, menghindari pejalan kaki, dan bahkan memutuskan kapan harus belok atau menyalip.

Teknologi di balik sistem ini bukan main-main. 

Waymo, misalnya, telah menguji kendaraannya selama bertahun-tahun di berbagai kondisi lalu lintas dan cuaca, dengan tujuan menjadikan mobil ini seaman (kalau tidak lebih aman) daripada pengemudi manusia. 

Mereka percaya bahwa dengan menghilangkan faktor kesalahan manusia seperti ngantuk, ngecek HP, atau mabuk angka kecelakaan bisa ditekan secara drastis.

Mengapa Amerika Serikat?

AS menjadi tempat uji coba utama teknologi ini karena infrastruktur mereka cukup mendukung, regulasi lebih terbuka terhadap inovasi, dan tentu saja karena negara ini punya kultur startup serta investasi teknologi yang sangat besar. 

Negara bagian seperti California, Texas, dan Arizona bahkan sudah mengizinkan pengujian dan operasional kendaraan otonom dalam skala tertentu.

Selain itu, kota-kota besar di AS menghadapi tantangan kemacetan, emisi karbon, dan kebutuhan akan transportasi yang efisien. 

Robotaxi dianggap sebagai solusi jangka panjang yang tidak hanya mengurangi emisi tapi juga menawarkan kenyamanan dan efisiensi dalam mobilitas perkotaan.

Tapi, Gimana Nasib Sopir?

Di balik semua keunggulan teknologi ini, ada satu pertanyaan besar yang menggelayut: 

"Kalau mobil bisa jalan sendiri, nasib sopir gimana?" 

Pertanyaan ini nggak bisa dianggap enteng. 

Jutaan orang di seluruh dunia menggantungkan hidupnya pada profesi sopir, baik itu sopir taksi, ojek online, atau truk.

Di Amerika sendiri, kekhawatiran tentang hilangnya lapangan pekerjaan di sektor transportasi mulai ramai dibicarakan. 

Meski perusahaan seperti Waymo dan Uber berusaha menenangkan publik dengan mengatakan bahwa teknologi ini akan membuka jenis pekerjaan baru (seperti teknisi sistem otonom atau operator jarak jauh), nyatanya transformasi ini tetap akan menimbulkan dampak sosial yang tidak kecil.

Beberapa pengamat menyarankan bahwa pemerintah dan perusahaan teknologi perlu mulai merancang pelatihan ulang (reskilling) untuk para pekerja terdampak agar bisa berpindah ke bidang lain yang masih dibutuhkan di masa depan.

Keamanan Masih Jadi Sorotan

Meski robotaxi terdengar seperti solusi sempurna, tetap saja ada tantangan besar yang harus dihadapi terutama soal keamanan. 

Ada beberapa kasus kendaraan otonom yang mengalami kecelakaan, meskipun penyebabnya kadang bukan murni kesalahan sistem. 

Namun tetap saja, masyarakat butuh waktu untuk benar-benar percaya bahwa mobil tanpa sopir bisa 100% aman.

Salah satu langkah yang diambil perusahaan pengembang adalah uji coba secara terbatas dan bertahap, sambil terus mengumpulkan data dan memperbaiki sistem. 

Selain itu, semua kendaraan otonom dilengkapi sistem darurat yang bisa menghentikan kendaraan jika terjadi anomali.

Menuju Masa Depan Tanpa Sopir

Meskipun masih dalam tahap awal, robotaxi sudah membawa angin perubahan besar dalam cara kita melihat transportasi. 

Bisa jadi dalam beberapa dekade ke depan, anak-anak kita akan heran kenapa dulu kita menyetir mobil sendiri ke mana-mana. 

Sama seperti kita sekarang heran melihat orang jaman dulu mengirim surat pakai merpati pos.

Yang jelas, revolusi transportasi ini tidak bisa dihindari. 

Teknologi akan terus berkembang, dan masyarakat harus siap beradaptasi. 

Entah kita menyambutnya dengan antusias atau skeptis, robotaxi adalah masa depan yang sudah mengetuk pintu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun