Wadah air ini dirancang sebagai alternatif ramah lingkungan dari botol plastik satu porsi. Ooho dibuat melalui proses bernama spherification, yaitu teknik modern yang berasal dari dunia kuliner molekuler.Â
Proses ini pada dasarnya menciptakan bola atau kapsul air yang dibungkus oleh lapisan tipis namun kuat, layaknya kulit buah anggur.Â
Ketika dikonsumsi, seluruh bagian dari Ooho dapat dimakan tanpa menyisakan limbah sama sekali.Â
Bahkan jika tidak dimakan, membrannya akan terurai secara hayati dalam waktu kurang dari 6 minggu jauh lebih cepat dibanding botol plastik biasa.
Menariknya, teknologi ini tidak memerlukan alat atau bahan kimia yang mahal, dan bahkan telah didistribusikan secara bebas dalam lisensi Creative Commons, sehingga siapa pun dapat mereplikasi dan mengembangkan teknologi ini secara lokal.Â
Hal ini membuka peluang besar, terutama bagi pelaku usaha kecil atau komunitas lingkungan, untuk membuat inovasi ini lebih masif dan dapat diakses lebih luas.
Secara manfaat, edible water bottle tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga sangat praktis.Â
Kapsul air ini sangat cocok digunakan dalam berbagai situasi seperti acara olahraga, festival musik, distribusi air darurat dalam misi kemanusiaan, hingga konsumsi harian.Â
Karena ukurannya kecil dan dapat langsung ditelan, pengguna tidak perlu membawa botol atau membuang sampah setelah minum.Â
Ini tentu menghemat ruang, mengurangi jejak karbon, dan memberikan pengalaman konsumsi air yang berbeda dari biasanya.
Namun tentu saja, sebagaimana inovasi baru lainnya, edible water bottle masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu kendala utamanya adalah masa simpan yang relatif pendek.Â
Karena terbuat dari bahan alami dan tidak dilapisi plastik, kapsul ini tidak tahan lama dan harus segera dikonsumsi setelah dibuat.Â
Selain itu, penggunaannya masih terbatas untuk air dalam porsi kecil, bukan untuk menyimpan air dalam jumlah besar.Â