Mohon tunggu...
Susilo B. Utomo
Susilo B. Utomo Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Lepas

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Financial

Apakah Pensiunan Masih Perlu Investasi?

29 Juni 2021   18:48 Diperbarui: 29 Juni 2021   19:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Investasi, secara definisi adalah komitmen untuk menempatkan dana atau sumber daya lainnya pada suatu instrumen tertentu pada saat ini dengan mengharapkan keuntungam di masa depan.

Secara umum instrumen atau bentuk investasi bisa dibagi dua. Pertama dalam bentuk aset tetap, yaitu antara lain berupa tanah, sawah, kebon, bangunan, rumah, kos2an, rumah kontrakan, dll. Kedua dalam bentuk aset lancar, bisa berupa celengan di rumah, tabungan di bank, deposito, obligasi, sukuk, reksadana, saham dll.

Kalau ditanya apakah untuk pensiunan investasi masih diperlukan, tentu sangat perlu. Buktinya kita masih nyelengi di rumah, masih nyimpen uang di bank. Masih nempatin deposito, masih beli obligasi, masih beli sukuk dan seterusnya.

Persoalannya menjadi lain ketika ditanya jenis investasi apa yang cocok? Tidak semua jenis investasi cocok untuk semua orang. Itu semua tergantung dari profil risiko masing-masing.

Profil risiko pribadi adalah seberapa anda merasa puas menerima keuntungan dan seberapa besar kerugian yang mampu anda tanggung tanpa stres dan baper.

Seringkali orang hanya mau return yang tinggi dan tidak mau menanggung risiko yang besar. Hukum investasi sudah sangat jelas   high risk high return. Namun orang seringkali hanya mau menerima return yang tinggi saja. Oleh karena itu kita perlu mengetahui profil risiko kita.

Kalau profil risiko kita rendah, investasi yang cocok adalah yang menghasilkan return tetap dan pasti. Misalnya, tabungan, obligasi, sukuk.

Bagi yang profil risikonya menengah, investasi yang cocok adalah sawah, kebon, ternak, kosan, kontrakan.

Bagi yang profil risikonya tinggi, boleh pilih membuka usaha, berdagang termasuk berdagang reksadana ataupun saham.

Mana yang cocok untuk kita, hanya kita yang tahu, karena hanya kita yang tahu profil risiko kita.

Smart investing ya guys.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun