Mohon tunggu...
Travel Story

Menerjang Jalur Semak Belukar Gunung Aseupan 1174mdpl

27 Oktober 2015   20:11 Diperbarui: 28 Oktober 2015   08:47 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak lupa aturan-aturan dan adat setempat kami hormati.. Dan hal-hal mistisnya (tanda kutip heheh... Salah satunya "tidak boleh makan di tempat kita masak (panci)" dan masih banyak lagi... 

"Ikuti aturan nya dan hormati adat nya"

Start Pendakian

Setelah semua persiapan selesai kamipun siap untuk memulai pendakian.. Tak lupa berdoa dulu agar di beri keselamatan sampai puncak dan sampai pulang... amin..

Start pendakian jam 4sore di mulai dari jalur pipa air warga, nah kata Pak Lurah, Sumber air di dapat dari curug putri/air terjun putri yg berada di kaki gunung aseupan. Tapi jauh dari jalur pendakian kami, jadi kami tidak melewati.

Awal pendakian trek terus menanjak, kami membagi Tim, seperti tim aju (depan) dan tim Sweeper (belakang), kamipun mengikuti petunjuk pak lurah dan warga setempat. Terlalu banyak cabang/pertigaan bahkan perempatan, mulai kebingungan, 2 anggota kamipun berpencar mencari jalur yg benar, karna sudah sore jadi kami tidak bertemu dengan petani. Suhunya tidak sedingin gunung-gunung yg ada di jawa barat.

Alhamdulillah akhir nya ketemu juga jalur yg cari, walaupun masih ragu...

Sambil membawa parang Tim aju kami membersihkan jalur yg masih tertutup alang-alang. Sebelumnya Pak lurah menginformasikan bahwa ada sumber air di jalur, tapi karna salah jalur kami tidak menemukan sumber air untuk bekal kami turun nanti.

Waspada Binatang Buas

Mulai senja, 2 jam lebih Kami terus berjalan menyusuri jalur yg makin menanjak, terjal dan rimbun tertutup alang-alang.. Langit mulai gelap, Kami masih berjalan melewati perkebunan warga, sampai alang-alang yg tingginya sedada dengan duri-duri yg menyayat kaki dan tangan kami. Yg penting ga nginjek uler deh.. Haaiiissshhh -_-

Kami mulai kelelahan, berharap ada tempat cukup lebar dan datar untuk kami mendirikan tenda, tapi tidak juga kami temukan. Semakin malam, suasana pun terasa mistis dan  terlalu berbahaya untuk melanjutkan perjalanan karna banyak nya binatang buas. Benar saja beberapa kali menyorot headlamp ke semak-semak dan ada mata-mata binatang yg menyala seakan memantau kami. Juga gangguan dari "penghuni gunung". Serem kan!!!  Haha....

Akhir nya kami buat keputusan jam 8 malam kita dirikan tenda bagaimanapun kondisinya.

Jalur masih alami

4 jam lebih kami berjalan melawati jalur yg rimbun, dab banyak pohon yg tumbang, banyak sekali pertigaan, kamipun harus memeriksa jalur nya agar tak tersesat.. akhirnya ada tempat cukup untuk kami Camp, agak miring-miring dikit tapi okelah cukup untuk kami beristirahat..

Camp

Camping ceria pun di mulai.. Makan malam, sambil melihat gemerlapnya citylight pandeglang yey!!! Sesekali angin kencang menerpa camp kami hanya beberapa menit saja angin itu hilang, lalu datang lagi berulang-ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun