Setangkai mawar merah muda yang kuyup dengan embun
Segar sesegar cintaku yang begitu ranum mewangi
Ingin kusematkan di ujung rambutmu yang cemerlang oleh biasan pelangi
Oh... duhai juwita pemikat hati yang gulana
Kau tawarkan senyum yang begitu mekar
Menghiasi hatiku yang tercabik nestapa luka liku cinta
Jun sudah berkali-kali meyakinkan dirinya yang terbelit resah dan jeratan angan yang tak mampu begitu saja hilang lalu.
Bayangan mata sebening telaga, senyum seceria pagi bernas penuh irama beburungan yang menjadi dendang kasmaran. Hasratnya menggetar lirih dalam cekaman hasrat cinta yang terus mengalir bagai curahan embun pagi yang membuat cerlang Sang Surya raya.
Ia tidak bisa menolak dan tidak mau inginnya terhenti. Seluruh hasrat kemauannya telah terpikat oleh kerling Day yang begitu mempesona.
Mawar merah muda bermandikan rinaian gerimis hanya sekuntum
Kupetik dari gairah yang paling tersembunyi namun menggelora rasa
Hanya untukmu adinda, Day
Yang menjatuhkan aku dalam lautan cinta yang terkaca dalam bening kerling matamu
Jun selalu merenda semua bilah benangan getar hati di setiap sadar maupun dalam dekapan mimpi. Hanya satu nama yang begitu lincah meraja di dalam hati yang mendamba dan dahaga akan asmara.
Ia tidak pernah berharap, hasratnya hanya bertepuk sebelah tangan?
Ia pun tidak pernah mengharap cintanya hanya segetar dan kemudian memudar?
Ia begitu yakin, bahwa Day ada, untuknya.
Hanya untuknya!
Malam
JAGAT ALIT
