Mohon tunggu...
Dr. Jafrizal
Dr. Jafrizal Mohon Tunggu... Dr.drh. Jafrizal, MM, Dosen, Dokter Hewan Ahli Madya, Ketua PDHI Sumsel 2016-2024, Praktisi dan Owner Jafvet Clinic, ASN/POV Prov Sumsel, Doktor Ekonomi Industri dan Agribisnis

Hobinya berfikir, menulis, berkata dan melakukan apa yang telah dikatakan...

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Peternakan: Saat Hilirnya Dibangun, Hulunya Akan Tumbuh

17 Oktober 2025   12:15 Diperbarui: 17 Oktober 2025   12:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembangunan Peternakan(Jf)

Peternakan: Saat Hilirnya Dibangun, Hulunya Akan Tumbuh

Pernahkan kita membayangkan jika perusahaan seperti AQUA menunggu adanya permintaan air mineral sebelum membangun pabriknya. Barangkali hingga kini, air minum dalam kemasan belum dikenal luas.

Keberanian mereka membangun hilir lebih dahulu---pabrik pengolahan dan distribusi---tanpa menunggu pasar siap, justru menciptakan kebutuhan baru. Dari sanalah lahir industri besar bernilai miliaran rupiah, dan ekosistem air mineral di seluruh Indonesia pun mengikuti.

Begitulah logika ekonomi yang seharusnya juga diterapkan dalam sektor peternakan.

Kita sering memulai dari hulu, dari bibit unggul, kandang modern, dan pakan, padahal belum ada jaminan siapa yang akan membeli hasilnya.

Akibatnya, banyak usaha peternakan yang mandek di tengah jalan karena hilirnya belum terbentuk.

Padahal dalam rantai ekonomi, hilir adalah magnet yang menarik pertumbuhan hulu.

Ketika industri pengolahan dibangun terlebih dahulu, maka bahan baku akan mengikuti.

Dan inilah yang seharusnya menjadi arah baru pembangunan peternakan Indonesia.

Contoh-Contoh Nyata: Hilirisasi yang Menumbuhkan Hulu

* Industri Kelapa Sawit (CPO dan Turunannya)

Dahulu, banyak yang ragu membangun pabrik kelapa sawit karena pasokan tandan buah segar belum memadai. Namun ketika pabrik-pabrik CPO berdiri di Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan, petani sawit justru berbondong-bondong menanam. Hilirnya dibangun dulu, hulunya menyusul tumbuh cepat. Kini Indonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia.

* Industri Gula Tebu di Lampung dan Jawa Timur

Pendirian pabrik gula besar seperti PT Gunung Madu Plantations dan PG Jatiroto membuat petani tebu di sekitarnya tumbuh pesat. Karena ada jaminan pembelian hasil panen, masyarakat berani menanam tebu. Hilir (pabrik gula) menjadi jangkar ekonomi lokal, dan hulu (lahan tebu rakyat) berkembang secara organik.

* Industri Susu di Jawa Barat (Frisian Flag, Indolakto, Ultra Milk)

Ketika pabrik susu besar berdiri, mereka menciptakan rantai pasok sapi perah rakyat. Peternak di Lembang, Pangalengan, dan Boyolali tumbuh karena ada industri pengolah yang menyerap susu segar setiap hari. Tanpa industri tersebut, susu segar akan cepat rusak dan peternak tidak akan berani menambah populasi sapinya.

* Industri Pakan Ternak (Japfa, Charoen Pokphand)

Pabrik-pabrik pakan besar awalnya dibangun di daerah yang belum memiliki banyak peternak unggas. Namun setelah berdiri, mereka justru menciptakan ekosistem baru: peternakan ayam ras tumbuh pesat di sekitarnya karena pasokan pakan tersedia dan sistem kemitraan dibangun.

Inilah bukti nyata: industri hilir menumbuhkan sektor hulu.

Hilir Peternakan: Tepung Telur, Tepung Daging, Tepung Tulang, dan Tepung Susu

Dengan logika yang sama, pembangunan industri hilir peternakan akan menciptakan efek domino bagi sektor hulu.

Bayangkan bila di Sumatera Selatan berdiri industri tepung telur, tepung daging, tepung tulang, dan tepung susu.

* Tepung Telur membuka pasar bagi peternak ayam petelur. Telur yang tidak terserap pasar segar bisa diolah menjadi tepung telur dengan daya simpan lama dan potensi ekspor tinggi.

* Tepung Daging menyerap limbah pemotongan dan menjadikannya bahan baku pakan hewani berkualitas tinggi, mengubah sisa menjadi nilai tambah.

* Tepung Tulang memberi nilai ekonomi pada sisa pemotongan, menjadi bahan pupuk dan pakan mineral, membentuk sistem peternakan sirkular.

* Tepung Susu menciptakan stabilitas harga bagi peternak sapi perah; susu segar yang melimpah tidak lagi dibuang, tetapi diolah menjadi tepung susu instan yang bernilai tinggi dan tahan lama.

Dengan berdirinya industri-industri hilir ini, peternak tidak lagi takut berproduksi banyak.

Ada kepastian pasar, ada jaminan harga, dan ada kesinambungan usaha.

Hilir yang kuat akan menyalakan gairah investasi hulu: kandang dibangun, populasi ternak bertambah, tenaga kerja terserap, dan desa pun hidup kembali.

Hilir sebagai Kunci Transformasi Peternakan

Membangun peternakan tanpa hilirisasi ibarat menanam padi tanpa menyiapkan lumbung.

Namun ketika hilir berdiri kokoh, hulu akan tumbuh dengan sendirinya.

Kuncinya bukan sekadar memperbanyak ternak, tetapi membangun nilai tambahnya.

"Bangun hilirnya terlebih dahulu, maka hulunya akan tumbuh dengan sendirinya."

Karena industri tidak bisa hidup tanpa bahan baku, dan bahan baku tidak akan bernilai tanpa industri.

Dari tepung telur hingga tepung susu, dari pabrik pengolahan hingga rantai pasok rakyat---

inilah wajah baru pembangunan peternakan yang inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun