Mohon tunggu...
Dr. Jafrizal
Dr. Jafrizal Mohon Tunggu... Dr.drh. Jafrizal, MM, Dosen, MV Ahli Madya, Ketua PDHI Sumsel 2016-2024, Praktisi dan Owner Jafvet Clinic, Abdi Negara di Pemprov Sumsel, POV Prov Sumsel, Dosen Ekonomi Industri dan Agribisnis

Hobinya berfikir, menulis, berkata dan melakukan apa yang telah dikatakan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak Spora di Tanah Kering Kisah drh. Asa dan Analisis Risiko Anthrax

14 Oktober 2025   05:04 Diperbarui: 14 Oktober 2025   10:36 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bila Dicurigai Tidak Boleh Dilakukan Bedah Bangkai (JF)

Sore itu, dr Asa duduk di bawah pohon jati sambil membuka laptop lapangan. Ia mulai menghitung tingkat risiko.

Ia menulis di form Risk Matrix:

  • Kemungkinan kejadian: Tinggi (lokasi endemis, kontak langsung sudah terjadi)
  • Tingkat keparahan: Sangat berat (potensi kematian tinggi, ancaman zoonosis)
  • Kategori risiko: Tinggi perlu tindakan segera 

Aza menggumam pelan, "Kalau kita terlambat, bukan hanya sapi, tapi manusia bisa jadi korban."

Ia mengingat laporan tahun lalu: dua desa di kabupaten sebelah pernah kehilangan puluhan sapi karena penguburan tidak sesuai prosedur. Dari sanalah ia belajar, bahwa analisis risiko bukan hanya tentang menghitung bahaya --- tapi memutus rantai penularan sebelum terjadi.

Keesokan paginya, dr Asa memimpin rapat kecil di balai desa bersama perangkat desa, peternak, dan petugas puskeswan.

Ia menulis empat strategi di papan tulis besar:

a. Pengendalian Rekayasa

  • Penguburan bangkai sedalam 2 meter, ditaburi kapur dan disegel semen.
  • Desinfeksi tanah dan peralatan dengan formalin 10%.

b. Pengendalian Administratif

  • Pembatasan akses ke lokasi kandang.
  • Pelaporan cepat jika ada kematian mendadak pada ternak.
  • Pengawasan kesehatan bagi keluarga yang sempat kontak.

c. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

  • Sarung tangan, masker, pelindung wajah, dan pakaian kerja khusus.
  • Prosedur dekontaminasi setelah penanganan.

d. Edukasi dan Vaksinasi

  • Edukasi peternak tentang tanda-tanda anthrax dan pentingnya melapor.
  • Vaksinasi rutin hewan di daerah rawan.
  • Pengajuan stok antibiotik untuk kesiapsiagaan darurat.

"Anthrax bukan hanya urusan satu orang," kata dr Asa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun