Mohon tunggu...
Jadwa Najib
Jadwa Najib Mohon Tunggu... mahasiswa

memiliki minat dalam sastra terlebih puisi nyaman dan tenggelam dalam proses penciptaannya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sorben Hijau : Inovasi Bersih dari Limbah untuk Atasi Air Tercemar

26 Mei 2025   15:00 Diperbarui: 26 Mei 2025   14:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi air di aliran sungai Kampung Cibogo, Leuwigajah, Kota Cimahi, Selasa (11/2/2025)(Sumber : https://koran.pikiran-rakyat.com)

Pencemaran air akibat limbah industri masih menjadi persoalan lingkungan yang pelik di Indonesia. Kandungan logam berat seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), dan kadmium (Cd) yang dibuang ke sungai dapat berdampak serius bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Bahaya tersebut tak hanya mengancam dalam jangka pendek, tetapi juga bisa menimbulkan akumulasi toksik dalam tubuh manusia yang memicu gangguan saraf, kerusakan ginjal, bahkan kanker.

Di sisi lain, upaya penanggulangan pencemaran logam berat kerap terkendala oleh biaya operasional yang tinggi dan kebutuhan teknologi canggih. Ini menjadi tantangan tersendiri, terutama di wilayah pedesaan atau daerah yang belum memiliki sistem pengolahan limbah terpadu.

Namun, harapan datang untuk permasalahan ini, yakni datang dari limbah pertanian dan sisa bahan organik. Inovasi dalam bidang kimia lingkungan menunjukkan bahwa bahan-bahan alami seperti kulit pisang, jerami, sabut kelapa, dan ampas tebu ternyata memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat dari air tercemar. Teknologi ini dikenal sebagai sorben berbasis biomassa, dan kini mulai dipandang sebagai solusi murah, sederhana, dan ramah lingkungan.

Apa Itu Sorben Berbasis Biomassa?

Sorben merupakan material yang mampu menyerap zat tertentu, baik dalam bentuk gas maupun cairan. Dalam konteks pencemaran air, sorben digunakan untuk menangkap ion logam berat agar tidak mencemari lingkungan lebih jauh.

Sorben berbasis biomassa mengandalkan bahan alami yang mudah diperoleh dan umumnya dianggap limbah seperti kulit buah, batang tanaman, atau limbah hasil pertanian. Dengan proses pengolahan tertentu, seperti pengeringan, karbonisasi, hingga aktivasi kimia, bahan-bahan ini dapat dimodifikasi agar memiliki daya serap tinggi terhadap polutan.

Keunggulan utama dari sorben jenis ini terletak pada ketersediaannya yang melimpah, biaya rendah, serta keberlanjutannya. Selain ramah lingkungan, penggunaan sorben alami juga membuka peluang pemanfaatan limbah organik secara produktif, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular.

Teknologi ini bukan hanya menjanjikan dalam skala laboratorium, tetapi juga berpotensi diterapkan secara luas di lapangan, terutama di daerah yang belum memiliki infrastruktur pengolahan limbah yang memadai.

Bagaimana Cara Kerja Sorben Ini Menyerap Logam Berat?

Sorben berbasis biomassa bekerja melalui proses yang dikenal sebagai adsorpsi, yaitu penempelan partikel atau ion logam berat pada permukaan sorben. Bahan-bahan alami seperti sabut kelapa, kulit pisang, atau ampas tebu memiliki struktur mikropori dan mengandung gugus fungsional aktif seperti hidroksil (-OH), karboksilat (-COOH), dan amina (-NH) yang mampu berinteraksi dengan ion logam.

Proses ini terjadi dalam beberapa mekanisme utama:

  • Pertukaran ion: Ion logam berat di dalam air ditukar dengan ion lain (misalnya ion H atau Na) yang ada pada permukaan sorben.

  • Ikatan kimia (kompleksasi): Gugus fungsional di permukaan sorben membentuk ikatan dengan ion logam berat, menstabilkannya agar tidak kembali ke air.

  • Adsorpsi fisik: Logam berat menempel secara fisik pada permukaan sorben karena adanya gaya tarik-menarik.

Efektivitas sorben sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pH air, suhu, konsentrasi logam, waktu kontak, serta luas permukaan sorben. Pada pH yang optimal, kemampuan sorben dalam menjebak logam berat meningkat secara signifikan.

Dalam uji laboratorium, sorben berbasis biomassa mampu menurunkan kadar logam berat dalam air hingga lebih dari 80%, tergantung jenis sorbennya dan kondisi lingkungannya. Ini membuktikan bahwa teknologi sederhana ini punya potensi besar untuk menjadi solusi nyata.

Keunggulan dan Kelebihan Dibanding Teknologi Konvensional 

Dibandingkan dengan metode pengolahan limbah logam berat lainnya, seperti presipitasi kimia, filtrasi membran, atau elektrokimia, teknologi sorben berbasis biomassa memiliki sejumlah keunggulan yang menonjol:

  1. Ramah Lingkungan
    Sorben berasal dari bahan alami dan tidak menghasilkan limbah beracun tambahan. Setelah digunakan, sorben masih bisa diregenerasi atau dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti bahan bakar biomassa.

  2. Biaya Rendah dan Aksesibilitas Tinggi
    Bahan bakunya melimpah di sekitar kita, terutama di daerah pertanian dan pedesaan. Ini membuat teknologinya cocok untuk diterapkan di komunitas dengan anggaran terbatas.

  3. Mudah Dioperasikan
    Proses adsorpsi tidak membutuhkan teknologi tinggi. Sistem penyaringan sederhana sudah cukup untuk mengaplikasikan sorben ini di rumah tangga atau skala kecil.

  4. Efektivitas Tinggi untuk Ion Logam
    Banyak penelitian menunjukkan sorben biomassa mampu mengikat ion logam berat seperti Pb, Cd, dan Cr secara efisien, bahkan dalam konsentrasi rendah.

  5. Mendukung Ekonomi Sirkular
    Alih-alih menjadi sampah, limbah pertanian justru diberdayakan untuk tujuan lingkungan, menciptakan nilai tambah dan penghematan sumber daya.

Dengan berbagai keunggulan ini, teknologi sorben biomassa tidak hanya menjadi alat penyaring air, tetapi juga simbol dari pendekatan berkelanjutan yang menggabungkan ilmu, inovasi, dan kearifan lokal.

Contoh Aplikasi di Indonesia atau Dunia 

Di Indonesia, beberapa perguruan tinggi dan lembaga riset telah mengembangkan sorben dari limbah pertanian lokal:

  • Kulit pisang dan sabut kelapa dikembangkan oleh mahasiswa teknik lingkungan sebagai penyerap ion logam berat dari limbah batik dan industri logam di daerah Jawa Tengah.

  • Di Yogyakarta, peneliti memanfaatkan ampas tebu sebagai sorben murah untuk membersihkan air limbah rumah tangga yang terkontaminasi logam berat dan deterjen.

  • Beberapa komunitas desa juga mulai mengadopsi teknologi ini untuk penyaringan air sumur yang tercemar limbah industri.

Di dunia seperti:

  • India menjadi salah satu negara pionir dalam penggunaan limbah pertanian seperti sekam padi dan batang tebu sebagai sorben murah dalam skala industri kecil.

  • Di Nigeria, kulit pisang dan bubur jagung digunakan untuk mengatasi pencemaran timbal dan arsenik di air tanah.

  • Penelitian di Eropa mengembangkan sorben berbasis biochar dari limbah kayu dan alga untuk membersihkan logam berat di area bekas tambang.

Hasil dari berbagai studi tersebut menunjukkan bahwa sorben alami mampu bersaing dengan teknologi canggih dalam efisiensi penyerapan, sekaligus menawarkan pendekatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan untuk berbagai wilayah, terutama di negara berkembang. 

Tantangan dan Peluang Ke Depan 

Tantangan:

  • Variasi Efektivitas
    Setiap bahan biomassa memiliki komposisi kimia yang berbeda. Perlu standarisasi dan pengujian agar efektivitas sorben konsisten, terutama jika akan digunakan secara massal.

  • Skalabilitas Produksi
    Pengolahan sorben (seperti karbonisasi atau aktivasi kimia) membutuhkan infrastruktur dasar. Beberapa daerah terpencil mungkin masih terkendala sumber daya dan teknologi sederhana.

  • Regulasi dan Sertifikasi
    Penggunaan sorben biomassa dalam pengolahan air, terutama untuk air konsumsi, membutuhkan uji kelayakan dan pengakuan dari lembaga pengawas lingkungan dan kesehatan.

  • Limbah Pasca-Pakai
    Sorben yang sudah jenuh logam berat juga harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi sumber pencemar baru. Diperlukan sistem daur ulang atau pemusnahan yang aman.

Peluang:

  • Inovasi Berkelanjutan
    Kombinasi antara biomassa dengan teknologi nano atau modifikasi kimia bisa meningkatkan kapasitas adsorpsi dan spesifisitas terhadap jenis logam tertentu.

  • Pemberdayaan Komunitas Lokal
    Teknologi ini bisa dijadikan program pemberdayaan masyarakat desa atau kelompok tani untuk menghasilkan produk penyaring air yang bernilai jual.

  • Dukungan Kebijakan Hijau
    Dengan tren global menuju ekonomi sirkular dan green technology, pengembangan sorben alami sangat berpeluang mendapatkan insentif riset, dukungan CSR, hingga masuk program ketahanan air nasional.

Potensi Ekonomi dan Lingkungan: Dari Teknologi Lokal Menuju Dampak Global

Potensi Ekonomi

  1. Produk Bernilai dari Limbah Tak Bernilai
    Bahan-bahan seperti sabut kelapa, kulit pisang, dan ampas tebu yang sebelumnya dianggap limbah kini dapat diolah menjadi produk fungsional bernilai tinggi. Ini membuka peluang baru di sektor UMKM untuk menciptakan industri hijau berbasis desa.

  2. Pasar Sorben Ramah Lingkungan yang Tumbuh
    Pasar global untuk teknologi pengolahan air terus meningkat, terutama yang berbasis pada prinsip ramah lingkungan. Sorben biomassa bisa menjadi alternatif impor yang jauh lebih murah dan mudah diakses.

  3. Peluang Bisnis Sosial
    Inisiatif berbasis komunitas atau bisnis sosial bisa memanfaatkan teknologi ini untuk menciptakan lapangan kerja lokal, sembari menyelesaikan masalah pencemaran air di lingkungan mereka sendiri.

  4. Dukungan Dana dan Kemitraan
    Banyak lembaga donor internasional, program CSR perusahaan, dan pemerintah yang membuka peluang hibah untuk inovasi lingkungan. Teknologi ini memiliki nilai jual tinggi secara sosial dan ekologis.

Potensi Lingkungan

  1. Pengurangan Polusi Logam Berat
    Dengan menyerap logam-logam seperti timbal, kadmium, kromium, dan merkuri dari limbah cair, sorben biomassa dapat membantu melindungi sumber air tanah, sungai, dan sawah dari kerusakan jangka panjang.

  2. Mitigasi Dampak Kesehatan
    Paparan logam berat sangat berbahaya bagi manusia, terutama anak-anak dan ibu hamil. Penggunaan sorben alami di daerah rawan pencemaran dapat menjadi benteng awal kesehatan masyarakat.

  3. Pengurangan Limbah Pertanian
    Mengolah limbah pertanian menjadi sorben membantu mengurangi jumlah limbah organik yang dibuang sembarangan atau dibakar, yang seringkali menyebabkan polusi udara dan tanah.

  4. Mendorong Transisi ke Teknologi Hijau
    Sorben biomassa menjadi bagian dari gerakan global menuju teknologi berkelanjutan, memperkuat pesan bahwa solusi lingkungan tidak harus mahal atau rumit---cukup dimulai dari hal yang ada di sekitar kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun