Mohon tunggu...
Yakobus Mite
Yakobus Mite Mohon Tunggu... Jurnalis - Perubahan itu Kekal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilematis Pendidikan Era Revolusi 4.0 Menuju Era Revolusi 5.0

28 September 2020   16:23 Diperbarui: 28 September 2020   16:29 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Jack Mite selaku Pegiat Pendidikan (Dok.Pri)

Road map tersebut dikenal dengan istilah super-smart society atau society 5.0. Revolusi 5.0 diyakini lebih memperhatikan sisi kemanusiaan karena tidak membebani manusia melainkan teknologi dengan jutaan data dikumpulkan di internet untuk diolah dan diterapkan di berbagi bidang kehidupan.

Gambar pemanfaatan robot sebagai pengganti pekerja di Jepang (voi.id)
Gambar pemanfaatan robot sebagai pengganti pekerja di Jepang (voi.id)

Berikut beberapa contoh implementasi revolusi industri 5.0 ala Jepang untuk mendukung berbagai bidang kehidupan antara lain:

(1) Pengiriman paket dengan menggunakan drone tanpa awak, 

(2) Pelayanan kesehatan yang mengandalkan sistem remote, 

(3) Kulkas pintar dengan pintu yang dapat memberikan info tentang jumlah persediaan makanan di dalamnya serta saran untuk membuat aneka hidangan, 

(4) Pemanfaatan teknologi robot dan Artificial Intelligence (AI) sebagai pelayan restoran dan hotel, 

(5) Kreasi robot yang dapat membantu menyelesaikan urusan rumah tangga (misalnya bersih-bersih rumah dan memberi makan hewan peliharaan) dan 

(6) Penggunaan teknologi robot dan sensor untuk merawat sejumlah infrastruktur seperti jalan raya, terowongan, dan jembatan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Persoalan yang dihadapi Indonesia dengan Jepang saat ini tentu berbeda, dimana Jepang mengalami kekurangan tenaga kerja dan jumlah masyarakat yang lansia meningkat jika dibandingkan dengan jumlah usia produktif yang kian menurun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun