Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\nā€ What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.ā€\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Somalia: Seorang Ibu yang Mencintai Anak-anaknya

30 Agustus 2011   15:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:21 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Camp Ifo, Berdiri dengan Tegarnya di tengah kelaparan, Menatap debu yang berterbangan, Menatap maut yang bergentayangan, Menatap anak anak kelaparan. Tidak ada kata untuk dilukiskan, Tidak ada tangis untuk di dengarkan, Tidak ada ratapan untuk di nikmati, Hanya debu dan nestapa. Ibu yang berdiri tegar, Memandang kehampaan, Dimana maut tertawa, Dimana maut berpesta. Terdengar Angin gurun melengking, Terdengar Debu melambai, Terlihat Harapan yang mulai sirna, Terlihat Doa yang meredup Seperti lampion yang kehilangan api, Seperti lilin yang kehilangan daya, Seperti Anugrah yang kehilangan nyata, Hanya Hampa....Sunyi semata. Sunyi menjadi menakutkan, Tawa menjadi barang Mahal, Canda menjadi Emas, Tangis menjadi kering. Hampa ....mencekam jiwa, Rana..... menjadi nama tengah, Ibu yang berdiri dengan tegar, Menunggu Kasih Allah, Menunggu Malaikat Penyelamat, Menunggu Janji Janji, Berharap Masa Depan. Walau makan menjadi langka, Kasih Ibu kepada anak2nya didahulukan, Walau puasa berhari2, Kasih Ibu kepada anak2nya di depankan. Berani berkorban untuk anak yang disayangi, Berani berdiri dengan tegar di tengah kehampaan, Berani berdiri dengan tegar di kelilingi maut, Berani berdiri dengan tegar di pusat Neraka. Ibu yang berdiri dengan tegar, Menantang, Dedikasi, Rela berkorban, Tetap Berharap. Bagaikan Mercusuar di tengah Badai, Bagaikan Bulan di tengah gurun, Bagaikan Oasis di tengah padang, Bagaikan Nirwana di tengah bumi. Tidak ada badai yang menakutkannya, Tidak ada angin yang mengoyahkannya, Berdiri dengan tegar...... Hanya Kasih Ibu kepada anak-anaknya, Membuat Beliau Tegar, Hanya Iman kepada Penciptanya, Membuat beliau berkorban. Ibu yang berdiri dengan tegar, Tidak ada waktu untuk meratap, Tidak ada asa menangis, Tidak ada rasa merintih. Hanya ada Harapan masa depan Anaknya. Darah pun Habis perlahan, Tangis pun surut nian, Ratapan pun kehilangan ara. Hanya tatapan dan Iman. Tatapan yang membuat siapapun yang melihatnya terhenyak, Tatapan yang membuat hati malu, Tatapan yang membuat setan lari tunggang langgang, Tatapan yang membuat maut berpikir 1000 kali. Tatapan seorang Ibu, Harapan seorang Ibu, Niatan seorang Ibu, Janji seorang Ibu, Menunggu Bantuan, Menunggu Mujizat, Menunggu Harapan, Menunggu Rahmat. Ibu yang berdiri dengan tegar, Menjadi Ridho bagi semua, Menjadi Berkat bagi terlantar, Menjadi sampan bagi nelayan. Tegarnya Ibu, Membuat anak2 tidur dengan lapar dan dahaga ...tenang, Membuat anak2 yang buta ....melihat, Membuat anak2 yang tuli ....mendengar, Membuat anak2 yang putus asa... berharap. Berharap.....bahwa Allah Maha Kuasa, Berharap.... bahwa masih ada Kasih, Berharap.....bahwa Allah menciptakan Ibu yang penuh Kasih Berharap.....bahwa perlu Iman akan manusia lainnya. Ini dedikasi kepada para Ibu di seluruh dunia, Untuk Ibu2 yang dengan penuh kasih berkorban untuk anak-anaknya..... Untuk Ibu2 yang tanpa memikirkan hidupnya, membela dan menjaga sampai titik darah yang penghabisan, demi anak-anaknya.... Kasih Ibu yang tidak dapat di beli dengan uang, Kasih Ibu yang tidak dapat di tukar dengan emas, Kasih Ibu yang tidak dapat digadaikan dengan perak, Kasih Ibu yang tidak pernah saya kenal...... Semoga Ibu kandung membacanya, dimanapun Beliau berada.... Surat dari anakmu yang sebatang kara ini............. Selamat berhari Lebaran Untuk Ibu, Seandainya saya bisa sungkem di bawah kaki mu, memeluk mu, menceritakan semua apa yang saya lihat, membagi duka dan nestapa, membagi kasih, membagi ceria.... Ini hanya harapan seorang anak, yang di selamatkan.... dan bertahan hidup, serta terus mencari .....Mencari sampai ke ujung dunia..... Komolombuai Lolom Bulan ( Kasih ibu kepada anak2 dan cucunya sepanjang masa) Jack Soetopo dari tanah dimana Neraka dan Surga bertemu muka, berdampingan... dari tanah di mana maut dan harapan bertemu muka....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun