Mohon tunggu...
Jabal Sab
Jabal Sab Mohon Tunggu... Penulis - Mantan Kepala Bidang Informasi di Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh

Menulis untuk berbagi pengetahuan, menulis untuk perubahan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik Charles Taylor terhadap Modernitas

24 Desember 2022   23:15 Diperbarui: 24 Desember 2022   23:33 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Moral adalah cabang ilmu filsafat. Dari sejak Plato dan Aristoteles hingga Rosseau dan Tocqueville di abad pencerahan, mereka bicara moral sebagai salah satu instrumen penting keadaban manusia dan masyarakat.

Charles Taylor, filsuf prominen dalam studi agama di zaman kita ini coba menyoroti bagaimana relativisme yang ia terima sebagai sebuah cara pandang epistemologis, kemudian terdegradasi sebagai sebuah cara pandang moral. Dalam pandangan moral yang relativistik, setiap orang berhak memilih gaya hidupnya dan itu adalah hak yang tak boleh didebat. Pilihan itu adalah hak subjektif tiap individu yang merupakan standar moral masing-masing orang hingga mengabaikan standar kehidupan ideal yang universal.

Pandangan relativistik dalam moral ini dibenarkan dengan dalih menjadi otentik, atau be yourself dalam istilah populer. Bagi Taylor hal ini menjadi masalah baru di dalam masyarakat Barat karena menjauhkan masyarakat, khususnya generasi muda di Barat untuk hidup berdasarkan standar kehidupan yang baik yang sebenarnya bisa diukur dan dinilai.

Tingkatan standar kehidupan bersumber dari pemikiran Aristoteles yang mengkatogerikan hierarki biologis makhluk hidup dimana manusia berada di level tertinggi dengan sifat muasal kemanusiannya (human nature). Pandangan biologis-metafisis Aristoteles dipandang kritis oleh subjektifis modern. 

Subjektifis modern berfokus pada pemuasan/pemenuhan (kebutuhan)-diri dan abai terhadap sesuatu di luar dirinya.
Dalam istilah Taylor, relativisme moral atau subjektifisme modern ini ia sebut juga dengan istilah liberalisme netral, karena kebebeasan tanpa nilai yang dianggap lebih mulia atau lebih unggul. Hal ini juga mengarah pada narsisisme dan hedonisme. Mereka menafikan tentang konsep "kehidupan yang baik" atau "manusia yang baik" secara universal, karena kebaikan dilihat hanya dalam perspektif masing-masing individu. Tidak ada sebuah tolak ukur untuk moral ideal.

Taylor beranggapan bahwa manusia butuh standar moral yang menentukan apa yang lebih baik dan apa yang lebih buruk, yang berguna untuk menggerakkan manusia secara bersama ke suatu arah atau tujuan. Misalnya tentang penggunaan teknologi yang lebih baik untuk produksi. Atau tentang konsentrasi populasi. Dengan bertujuan menuju kehidupan yang lebih baik dan bukan semata untuk alasan akumulasi kapital yang lebih besar, kuasa yang lebih besar, atau sebatas metode survival atau kontrol terhadap yang lain.

Charles Taylor berargumen bahwa apa yang baik secara ideal dan apa yang buruk seharusnya bisa diperdebatkan, agar manusia secara kolektif dapat bergerak ke arah kehidupan yang lebih baik dengan standar moral ideal yang disepakati bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun