Mohon tunggu...
Izzulhaq Mahardika
Izzulhaq Mahardika Mohon Tunggu... Programmer - Programmer

Hobi ngoding

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Literasi Keuangan dalam Menghadapi Tren Penggunaan Pinjol di Kalangan Anak Muda

24 April 2024   22:28 Diperbarui: 24 April 2024   22:43 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • LATAR BELAKANG MASALAH

Penggunaan layanan pinjaman online (pinjol) di Indonesia telah menjadi tren yang signifikan, terutama di kalangan anak muda. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa mayoritas penerima pinjol berusia 19-34 tahun, dengan jumlah rekening aktif mencapai 9,1 juta pada Februari 2024. Jumlah ini terus meningkat dari waktu ke waktu, dengan peningkatan sebesar 2,6% secara bulanan (m-to-m) dan 25,9% secara tahunan (yoy). (OJK, 2024). 

Menurut laporan Indonesia Financial Sector Development Kuartal IV/2023 yang dikeluarkan oleh OJK pada tanggal 19 Maret 2024, jumlah masyarakat yang menjadi peminjam aktif di platform pinjaman online (pinjol) mencapai 18,07 juta pada bulan Desember 2023, ini artinya dari 275,5 juta penduduk Indonesia, 6,5% penduduk adalah pengguna pinjol. (Anggraeni, 2024)

Survei terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga mengungkapkan prediksi peningkatan pengguna layanan pinjol pada tahun 2024. Survei tersebut menunjukkan bahwa pengguna layanan pinjol meningkat dari 1,5% pada tahun 2023 menjadi 5,4% pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan adanya permintaan yang terus meningkat untuk akses ke layanan keuangan digital di kalangan masyarakat. (CNN Indonesia, 2024). 

Namun, peningkatan penggunaan layanan pinjol juga menimbulkan keprihatinan akan dampaknya terhadap masyarakat. Penggunaan layanan pinjol yang meningkat secara signifikan menandakan adanya kebutuhan akan akses yang cepat dan mudah terhadap layanan keuangan. Namun, hal ini juga menunjukkan perlunya pengetatan regulasi terkait layanan pinjol di Indonesia, serta peningkatan literasi keuangan digital di kalangan pengguna.

Isu terkait penggunaan pinjol juga muncul dalam dunia pendidikan, seperti yang terjadi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Berita tentang penawaran pembayaran uang kuliah melalui pinjol oleh ITB menimbulkan perdebatan di kalangan mahasiswa. Meskipun pihak ITB menjelaskan bahwa kerja sama dengan lembaga keuangan tersebut telah berlangsung sejak tahun 2023, namun hal ini tetap menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa. (CNN Indonesia, 2024)

Melalui berbagai isu tersebut, menjadi jelas bahwa penggunaan layanan pinjol telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Meskipun memberikan manfaat dalam memenuhi kebutuhan mendesak, penggunaan layanan pinjol juga menimbulkan keprihatinan akan risiko finansial yang lebih besar di masa depan. Regulasi dan pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan penggunaan layanan pinjol yang bertanggung jawab. Selain itu, peningkatan literasi keuangan di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, sangat penting. Literasi keuangan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan finansial yang cerdas dan mengelola keuangan dengan baik, sehingga dapat mengurangi risiko yang terkait dengan penggunaan layanan pinjol dan memastikan kesehatan finansial yang berkelanjutan.

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menyoroti tren penggunaan layanan pinjol di Indonesia, terutama di kalangan anak muda, serta untuk menyoroti dampak dan risiko yang terkait dengan penggunaan layanan tersebut. Selain itu, pembahasan ini juga bertujuan untuk menekankan perlunya regulasi yang lebih ketat terhadap layanan pinjol guna memastikan penggunaan yang bertanggung jawab dan untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, agar individu dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijaksana dan mengelola keuangan mereka dengan baik.

 

  • METODE PENGAMBILAN DATA

Data untuk penelitian ini dikumpulkan melalui metode survei online yang dilakukan dengan melibatkan responden berusia 18-25 tahun. Survei dirancang secara khusus untuk mengumpulkan informasi terkait beberapa aspek, termasuk status individu responden, tingkat pendapatan, pengalaman mereka terhadap pelatihan atau seminar keuangan, seberapa sering mereka merencanakan anggaran bulanan, serta pengalaman mereka dalam menggunakan layanan pinjaman online (pinjol). Kuesioner survei mencakup pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup yang dirancang untuk menilai sikap, perilaku, dan kesadaran responden terhadap manajemen keuangan dan risiko yang terkait dengan penggunaan pinjol. Dokumentasi survei dapat dilihat pada Lampiran.

Selain itu, untuk memperkaya analisis, data juga diambil dari kajian pustaka yang bersumber dari situs-situs web berita terpercaya seperti CNN Indonesia dan Bisnis.com. Informasi dari berbagai artikel dan laporan di situs tersebut memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang tren penggunaan layanan pinjol, dampaknya terhadap masyarakat, serta tanggapan dan saran dari berbagai pihak terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun