Mohon tunggu...
Izzatul Firdaus
Izzatul Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiwa

Early Childhood Education.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Attachment is Important for Child Deveploment

22 September 2021   06:51 Diperbarui: 22 September 2021   07:00 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak pada usia bayi dan anak-anak ternyata sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian dan hubungan antar-individu ketika anak berusia dewasa. Hubungan atau relasi pada anak sebetulnya sudah dimulai sejak anak berada dalam kandungan dan dapat mulai dikembangkan ketika anak telah lahir ke dunia. 

Klaus dan Hennel dalam Hellen Bee,The Developing Child menyatakan bahwa masa kritis seorang bayi terletak pada 12 jam pertama setelah dilahirkan, hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dituliskan oleh Sosa dalam Hidayanti yang menunjukkan bahwa ketika ada seorang ibu yang melakukan kontak pertama dengan anaknya selama 30 menit dapat memberikan pengalaman yang mendasar pada anak, dari sini dapat diketahui bahwa terbentuknya kelekatan pada anak bukanlah suatu proses yang instan, melainkan membutuhkan proses dan peran orang tua.

Teori Kelekatan John Bowlby

Kelekatan dalam bahasa Inggris disebut attachment merupakan istilah yang pertama kali dikemukakan oleh seorang psikologi terkenal bernama John Bowlby. John Bowlby merupakan psikolog asal Inggris  mempunyai nama lengkap Edward John Mostyn Bowlby yang dilahirkan di London 26  Februari 1907. Bowbly mendefinisikan kelekatan sebagai tingkah laku yang khusus pada manusia, yang merupakan kecenderungan dan keinginan seorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain dan untuk mencari kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang tersebut. Di sisi lain  Santrock  mengemukakan pengertian kelekatan adalah ikatan emosional yang erat antar 2 orang. Menurut Bowlby ada 3 pola attachment yaitu:

  • Secure attachment (pola aman), pola ini dapat terbentuk melalui interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak, anak yang berada dalam pola ini akan memiliki kepercayaan  tentang adanya responsensive dan kerberadaan orang tua yang bersedia selalu ada bagi anaknya, hal ini dapat disebabkan karena anak merasakan adanya figur seorang ibu yang dapat memberinya rasa nyaman, selalu mendampinginya dengan penuh cinta dan kasih sayang, sensitif dan memberi respon ketika anak membutuhkan perlindungan dan kenyamanan.
  • Resistant attachment (pola melawan atau ambivalen), pola ini juga terbentuk melalui adanya iteraksi antara anak dan orang tua, ketika anak tidak merasakan adanya kepastian bahwa ibu akan selalu ada, merespon dengn cepat dan membantu anak ketika sedang membutuhkannya, hal ini menyebabkan anak mudah merasa cemas untuk berpisah, cemas untuk mengeksplorasikan diri pada lingkungannya dan mengalami ketergantungan. Bayi yang mempunyai pola ini dapat memberikan gambaran bahwa individu akan mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain akibat adanya respon dan ketersediaan yang yang tidak pasti ketika pengasuhanya.
  • Avoidant attachment (pola menghindar), jika kedua pola diatas terjadi karena adanya interaksi antara orang tua dan anak maka lain dengan pola ini. Pola kelekatan ini terjadi ketika orang tua selalu menghindar dari anaknya, pola ini dapat mengakibatkan anak melakukan penolakan balik terhadap orang tua, lebih parahnya pola ini dapat menyebabkan anak tidak mempunyai kepercayaan diri karena ketika anak mencari kasih sayang anak tidak mendapatkan respon yang baik bahkan sampai penolakan, anak dengan pola ini akan menunjukkan ketidaknyamanan dan berusaha menghindari ibu.

“ Ketika anda menjadi seorang ibu, Anda tidak pernah benar-benar sendirian dalam pikiran Anda. Seorang ibu selalu harus berpikir dua kali, sekali untuk dirinya sendiri dan sekali untuk anaknya”

 –Sophia Loren-

Fase-fase kelekatan dibagi menjadi empat yaitu:

Fase 1, fase ini dimulai ketika anak baru lahir sampai berusia 3 bulan. Pada 3 bulan pertama  sebenarnya bayi sudah menunjukkan beragam jenis respon kepada orang-orang yang ada disekitarnya meskipun masih dengan cara yang sama, misalnya ketika bayi tersenyum kepada orang yang ada disekitarnya bahkan dalam keadaan mata tertutup. 

Berawal dari senyuman tersebut yang akan mendekatkan kelekatan terhadap sang pengasuh, sesuai dengan tahpa perkembangannya pada usia ini bayi juga sudah bisa berceloteh. Dari berceloteh dapat memicu sosial yang berfungsi untuk mempertahankan figur ibu dalam kedekatan dengan anak ketika terjadi interaksi diantara keduanya.

Fase 2, fase ini berada ketika anak berusia 3 sampai 6 bulan. Pada fase ini anak hanya akan memberikan senyumnya kepada orang-orang yang dikenalnya saja, celoteh dan tangisan mereka juga hanya bisa ditenangkan oleh orang-orang yang mereka kenal, bisa jadi dalam fase ini anak hanya akan mengembangkan kelekakatanya pada orang yang mampu memberinya respon sigap dan  dapat memberinya rasa senang dan nyaman ketika terjadinya interaksi, itulah sebabnya mengapa pada fase ini fokus anak terbatas hanya pada orang yang sudah dikenalnya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun