Mohon tunggu...
Izeldin Khalid S
Izeldin Khalid S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Pembelajar

"Gutta cavat lapidem non vi, sed saepe cadendo; sic homo fit sapiens bis non, sed saepe legend". Batu berlubang bukan karena kekuatan yang dahsyat tetapi akibat tetesan air yang berulangkali. Begitu pula manusia menjadi bijak bukan karena satu dua kali tetapi karena kerapkali membaca. Perkenalkan, saya seorang Freshgraduate dari salah satu kampus Swasta di Bogor yang terkenal akan bidang Ekonomi Syariahnya yaitu Institut Agama Islam TAZKIA di bawah naungan Bapak Syafii Antonio(Nio Gwan Chung), dengan capaian IPK 3.8. Insyaallah, pada platform Kompasiana ini saya akan membahas perihal Eknomi Syariah, Filsafat dan sesuatu yang menarik menurut saya yang bisa menjadi bacaan yaang bermanfaat untuk para pembaca sekalian. Terima kasih:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Indische Partij, Partai Politik Pertama yang Melawan Kolonialisme Belanda

15 Juli 2023   17:52 Diperbarui: 15 Juli 2023   18:18 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indische Partij 'Partai Hindia' 1912. Sumber : Wikipedia

Dalam perjalanan organisasi ini, Tiga Serangkai aktif dalam menyebarkan gagasan nasionalisme dan bentuk-bentuk perlawanan terhadap kolonialisme. Salah satu bentuk perlawanan tersebut adalah melalui tulisan-tulisan provokatif yang dipublikasikan dalam surat kabar De Expres yang didirikan oleh Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara, yang keduanya juga berperan sebagai wartawan.

Beberapa tulisan yang sangat berpengaruh termasuk "Als Nederlander was" atau "Andaikan Aku Seorang Belanda". Selain itu, terdapat juga artikel-artikel menarik dari Tjipto Mangoenkoesoemo seperti "Kracht of Vress" yang berisi kritik terhadap tindakan sewenang-wenang pemerintah Belanda pada masa itu.

PEMBUBARAN INDISCHE PARTIJ

Namun tak lama, pada tanggal 4 Maret 1913, pemerintahan kolonial Belanda membubarkan organisasi Indische Partij. Keputusan ini diambil karena Indische Partij dianggap memiliki pandangan yang berbeda dengan pemerintah Belanda.

Organisasi ini dianggap sebagai gerakan yang radikal dan dianggap mengancam keamanan serta berpotensi membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah Belanda khawatir bahwa organisasi ini dapat melawan kebijakan kolonial mereka.

Gubernur Jenderal Idenburg, sebagai perwakilan pemerintah kolonial Belanda saat itu, menolak upaya Indische Partij untuk didaftarkan sebagai badan hukum pada tanggal 11 Maret 1913. Setelah pembubaran tersebut, Tiga Serangkai diasingkan ke Belanda.


Meskipun dalam pengasingannya, Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara, dan Tjipto Mangunkusumo tetap aktif dalam perjuangan mereka melalui tulisan-tulisan kritis dan fenomenal terhadap pemerintahan Belanda.

Pada tanggal 13 Juli 1913, Ki Hajar Dewantara menerbitkan tulisan berjudul "Als Ik Een Nederlander" (Jika Aku Seorang Belanda) yang dimuat dalam surat kabar De Expres. Tulisan tersebut mengkritik pemerintahan kolonial Belanda yang saat itu merayakan kemerdekaan di Hindia Belanda.

Tulisan ini juga mengungkapkan ketidakadilan yang dilakukan oleh Belanda, di mana pihak Belanda memaksa rakyat Hindia Belanda untuk menyumbangkan dana dalam rangka perayaan kemerdekaan tersebut.

Tulisan ini memicu reaksi dari pihak Belanda, yang kemudian memerintahkan penangkapan Ki Hajar Dewantara dan kedua rekannya. Ketiganya melakukan perlawanan, tetapi upaya mereka akhirnya gagal dan mereka diasingkan ke Belanda.

Setelah pengasingan tersebut, Indische Partij secara perlahan menghilang dan akhirnya bubar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun