Mohon tunggu...
Mohammad Imam Ghozali Fajar S
Mohammad Imam Ghozali Fajar S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Islam Malang

Manusia biasa yang berusaha bermanfaat di segala bidang kehidupan. Saya beranggapan bahwa menulis menjadi salah satu aspek untuk saling berbagi pemikiran yang tidak dapat disampaikan melalui tuturan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Diri sebelum Menentukan Visi

29 Desember 2022   19:30 Diperbarui: 29 Desember 2022   19:42 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KENALI DIRI SEBELUM MENENTUKAN VISI

            "Tak kenal maka tak sayang", istilah yang sangat lumrah kita mendengar atau membacanya. Di dalam percakapan sehari-hari digunakan untuk menyatakan apabila kita tidak mengenal seseorang, maka kita tidak akan menaruh perhatian kepada orang tersebut. Namun, arti sebenarnya dari pepatah tersebut ialah mengenali dalam artian mengerti atau memahami perihal suatu hal/benda bertujuan untuk menghormati atau menghargai suatu hal/benda.

            Kegiatan 'mengenal' juga harus diimplementasikan ke dalam diri sendiri. Coba tanyakan ke diri sendiri, "Siapa dirimu?" Tentu terbesit dalam pikiran hanyalah nama diri anda. Lalu, coba bertanya kembali, "Siapa dirimu ketika orang-orang melihatmu?" atau "Siapakah dirimu ketika orang-orang tidak melihatmu?".

             Ternyata untuk berkenalan dengan diri sendiri, kita harus berpikir sejenak untuk menjawabnya. Kita harus memahami dengan dalam apa tujuan hidup, motivasi, passion, kelebihan, dan kekurangan masing-masing. Hal tersebut merupakan sesuatu yang kita harus cari tahu sendiri, tanpa ada pengaruh penilaian/pendapat orang lain atau persona seseorang di atas panggung.

            Manusia itu rumit. Demi sebuah eksistensi diri, sifat asli seseorang sering kali tersembunyi pada lapisan paling dalam dirinya. Saat berinteraksi dengan orang yang berbeda atau baru kita kenal, kerap kali kita cenderung menunjukan lapisan luar diri yang berbeda. Demikianlah yang membuat diri tidak mengenal siapa dirinya.

            Satu pepatah kuno dari Jepang, yakni "You have three faces. The first face, you show to the world. The second face, you show to your clos friends and your family. The third faces, you never show anyone". Menurut kalian, apakah kalian setuju dengan pepatah tersebut? Mari kita bahas satu per satu.

            The first face, you show  to the world.

            Kebutuhan eksistensi diri manusia yang merujuk kepada kesempurnaan. Dengan kesempurnaan, manusia berada berarti memiliki kesadaran, manusia harus berbuat, membuat, merencanakan, mengolah, dan menjadi dirinya sendiri. Agar terlihat baik di depan publik, manusia hanya akan menunjukkan ke dunia sifat baik dan achievement terbagus yang mereka miliki. Seperti halnya, menempuh pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi yang top di dunia, kemudian memberikan manfaat sebanyak-banyaknya. Namun, hanya saja mereka tidak menunjukkan diri seutuhnya.

            Fun fact yang tidak dapat dimungkiri sesuai realita saat ini yang terjadi di media sosial. Kepribadian seseorang di depan publik cenderung terlihat baik-baik saja. Utamanya sebagai seorang selebritas, tentu banyak sorot mata yang melihat (dan mungkin menghakimi) perilaku di media sosial. Untuk berekspresi lebih bebas, biasanya menggunakan fitur close friend sehingga pengguna bisa lebih selektif  dalam hal mana yang perlu dibagi kepada orang lain dan mana yang untuk disimpan sendiri. Begitu pula dengan khalayak umum, tingkah laku tersebut rasanya sudah lumrah.

            The second face, the only show to family and friends

            Manusia selalu berubah seiring dengan pengalaman yang akan merubah jati diri mereka pula. Setiap pengalaman yang dilalui juga akan merubah jati diri yang baru lagi. Bahkan di setiap circle pertemanan yang berbeda, sering kali kita berbeda sikap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun