Mohon tunggu...
Iyan Sopiyan
Iyan Sopiyan Mohon Tunggu... profesional -

Penikmat Sepak Bola dan Jalan-Jalan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kontroversi Jadi Bumbu Piala Oscar

24 Januari 2016   06:26 Diperbarui: 24 Januari 2016   09:45 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nominasi Piala Oscar 2016 menuai kontroversi. Sumber: blog.tribun.com.pk"][/caption]Gelaran penghargaan Piala Oscar 2016 masih sebulan lagi, namun berbagai macam pemberitaan 'kontoversi' seputar Piala Oscar 2016 terus bergulir. Hal ini tentu saja menarik perhatian publik, tidak hanya bagi para penggiat film Hollywood tapi juga bagi para penggiat film di seluruh dunia. Tahun 2016 ini adalah ajang penghargaan Oscar ke-88 yang akan diselenggarakan pada tanggal 28 Februari 2016 di Dolby Theatre, Hollywood.

Jika diperhatikan dari tahun ke tahun selalu ada kontoversi jelang perhelatan Piala Oscar. Pada tahun 2000, sebanyak 55 Piala Oscar dicuri. Lalu ditemukan di tempat sampah beberapa hari kemudian sebelum ajang penghargaan digelar. Kontroversi yang sering terjadi adalah seputar nominasi dan para pemenang. Tidak jarang dalam perhelatan ajang penghargaan Piala Oscar selalu muncul nominasi dan pemenang Piala Oscar yang tidak sesuai dengan ekspektasi para insan perfilman dunia.

Begitu pula dengan perhelatan Piala Oscar ke-88 tahun 2016 ini, tidak luput dari kontroversi. Dari seluruh daftar nominasi Piala Oscar 2016 yang telah diumumkan pada Kamis, 14 Januari 2016, tidak satu pun aktor dan aktris berkulit hitam masuk nominasi ajang Piala Oscar. Maka wajar jika ada anggapan ajag Piala Oscar 2016 berbau rasis dan diskriminasi.

Dilansir dari Huffington Post, banyak seniman berkulit hitam yang dianggap pantas untuk masuk dalam nominasi Piala Oscar. Melalui hashtag #OscarSoWhite, mereka mengkritisi nominasi Piala Oscar yang didominasi oleh aktor dan aktris berkulit putih. Bahkan Jada Pinkett Smith dan sutradara Chi-Raq, Spike Lee, menyerukan aksi boikot terhadap ajang Piala Oscar 2016.

Presiden ajang Piala Oscar ke-88, Cheryl Boone Isaacs akhirnya buka suara terkait masalah kurangnya keberagaman dengan tidaj adanya nominasi aktor dan aktrisberkulit hitam. Seperti disampaikan Ace Showbiz, Selasa, 19 Januari 2016, Isaacs mengaku bahwa hatinya sendiri sangat hancur dan frustasi saat melihat daftar nama-nama dan judul yang masuk dalam nominasi Piala Oscar 2016. Namun nampaknya klarifikasi Isaacs akan sia-sia, karena banyak aktor dan aktris berkulit hitam yang sudah memutuskan untuk tidak akan hadir di Dolby Theatre, Hollywood pada 28 Februari 2016 mendatang.

Terlepas dari semua itu, saya menilai 'kontoversi' itu tidak lebih dari sekedar untuk mencari perhatian publik dan ajang promosi dari penyelegaraan Piala Oscar tersebut. Melalui kontroversi setidaknya pihak peyelenggara dapat menghemat biaya promosi yang nilainya berkisar Rp 3 miliar. Nilai yang sagat fantastis untuk sebuah perhelatan yang digelar hanya dalam satu malam.

Dilansir dari berbagai sumber, pada tahun 2015, setidaknya Academy of Motion Pictures Art and Sciences (AMPAS) selaku penyelenggara Piala Oscar telah menghabiskan biaya sekitar US$ 21,8 juta atau Rp 281 miliar. Namun demikian keuntungan yang diperoleh AMPAS pun sangat menggiurkan. Secara keseluruhan, AMPAS meraih pendapatan sebanyak US$ 151,5 juta di tahun 2014. Angka tersebut meningkat dibanding pendapatan tahun 2013, yang hanya meraih US$ 134.4 juta. Pendapatan ini mereka umumkan secara terbuka dalam rapat tahunan seperti dilansir The Hollywood Reporter.

Hak siar menjadi penyumbang terbesar dari segi pendapatan, seperti diketahui malam puncak penghargaan Piala Oscar ini disiarkan secara langsung ke lebih dari 200 negara. Sebagian besar pendapatan itu diraih melalui hak siar yang dibeli oleh Walt Disney Co dengan membayar US$ 75 juta atau hampir Rp 1 triliun per tahun untuk menyiarkannya di stasiun televisi ABC sampai 2020.

Melihat banyaknya perputaran uang dari ajang penghargaan Piala Oscar tersebut, sepertinya kontroversi menjadi sebuah 'bumbu' agar perhelatan akbar tersebut menjadi menarik perhatian publik seantero jagad. Patut disayangkan jika untuk meraih keuntungan melalui cara diskriminasi dan rasis. Semoga penilaian saya ini salah dan berharap agar penyelenggaraan Piala Oscar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun