Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjernihkan Hati Dimusuhi di Tengah Jurnalisme Mati

28 Desember 2017   15:49 Diperbarui: 28 Desember 2017   21:16 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai penganut Islam, saya baru di usia 53 tahun ini begitu kental menyadari, bahwa agama saya ini mengajarkan umat jernih hatinya. Rasulullah Muhammad SAW., diberi amanah menjadi pemimpin karena hatinya bersih.   Di kemudian hari,  hati Baginda Rasul  itu disucikan, beliau Mi'raj ke langit, menyimak jagad raya, bertemu langit berlapis-lapis, melihat  alam menghampar, semesta membentang nir lintas-batas, kuasa Illahi Rabbi.

Saya acap mencontohkan hal kecil bagaimana diri saya  menghadapi godaan mengelola hati.

Pagi-pagi hendak ke luar rumah, baru memundurkan mobil, lewat sepeda motor ngebut. Saya kaget. Keluarlah spontan dari mulut kata hewan berkaki empat. Mengumpat. Pekerjaan  Rumah paling berat, belum mampu dilakukan,  bagaimana mengubah makian menjadi doa; Ya Tuhan selamatkan anak tadi dalam perjalanan pulang dan pergi, sehatkan serta lancarkan rejekinya.

 Aamiin. 

Berkaca ke sejarah. Rasulullah pernah dalam perjalanan ke masjid ditimpuk kotoran oleh warga di jalan dilaluinya. Beliau membalas dengan senyum. Saya bila dibegitukan pasti menghardik, bisa-bisa membogem.  Perlakuan terhadap Rasulullah itu bukan sekali, sehingga begitu lewat di jalan sama, di momen lain tak ditimpuk lagi, ia bertanya kepada warga di sekitar, ke mana  sosok rutin melemparinya? Beliau mendapat kabar sosok itu sakit. Ia lalu bergegas bersilaturahim, menjenguk si sakit.

Perilaku Nabi memang tak bisa diperbandingkan dengan kebanyakan kita. 

Saya, Anda bukan nabi. 

Kehadiran para Nabi ke bumi, terutama untuk memperbaiki akhlak. Intisari akhlak ada di sanubari, lubuk hati, qalbu. Konon pula di  hati paling dalam sana  ada "ruh" Tuhan.  Hingga di sini saya menjadi teringat nyanyian Aa Gym, "Jagalah hati, jangan kau nodai ... jagalah hati lentera hidup ini..."

Studi saya  dua, Komunikasi Massa dan Hukum. Di  teori  pengantar dasar ilmu komunikasi tertera dalam text book bahwa ruh dasar komunikasi itu hati nurani, akal, budi. Panduan hati, menggiring pikir, nalar. Ibarat CPU komputer benak harus diisi melalui iqra, membaca, buku terutama. Bacaan-bacaan sastera mengasah budi. Maka wajar di negera seperti Inggris karya klasik seperti Shakespeare, diwajibkan baca bagi mereka di level SMP. Berbeza sekali misalnya salah satu novel terbaik Mochtar Loebis,  bertajuk Harimau-Hariamau, boro-boro diwajibkan kini, diketahui saja judulnya tiada lagi. Padahal premis novel Mochtar ada di bagian akhir,  bahwa sebagai insan kita harus membunuh dulu harimau di dalam diri ini. Artinya lagi-lagi literasi hati.

Maka dalam kasus Ustad  Abdul Somad ditolak  masuk ke Hongkong,  sempat dikomentari wartawan Top Skor, Zulfikar Akbar,  melalui akun Twitternya @zoelfick.

"Ada pemuka agama rusuh ditolak di Hong Kong, alih2 berkaca justru  menyalahkan negara orang. Jika Anda bertamu dan pemilik rumah menolak,  itu hak yang punya rumah. Tidak perlu teriak di mana2 bahwa Anda  ditolak. Sepanjang Anda diyakini mmg baik, penolakan itu takkan  terjadi."  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun