Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Film

"Dipaksa" Jennifer Lopez Nonton Film Barunya Atlas

26 Mei 2024   03:04 Diperbarui: 27 Mei 2024   03:23 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semalam nonton Film baru produksi tahun 2024 yang berjudul "Atlas". Rasa bimbang sebelum menghabiskan waktu percuma untuk menonton duplikasi Atlas yang merupakan adaptasi dari novel karangan Ayn Rand's yang berjudul "Atlas Shrugged." Film Atlas yang lama ini ada 3 bagian dari Atlas Shrugged Part 1 sampai dengan Atlas Shrugged Part 3. Begitu melihat judulnya film yang dibintangi JLo berjudul Atlas, otomatis kita berfikir bahwa, apakah ini versi Sci-Fi remix dari film Atlas sebelumnya yang punya rating 5.6? Dengan demikian kalau yang lama 5.6 mungkin yang baru ini akan memiliki upgrade? Atau yang baru ini hanya merupakan extensi film Atlas yang lama dan mungkin sebenarnya adalah Atlas Shrugged PArt 4? Dalam penuh kebimbangan untuk menghabiskan waktu ini, membimbing jari tangan untuk mengeksplorasi lebih jauh untuk melihat thrill-nya lebih dulu sebelum menghabiskan waktu hampir 2 jam atau tepatnya 1jam : 58 menit. Untungnya tidak mencerminkan tentang corporate greed atau kereta api melaju di lereng pegunungan Rocky di Colorado. Berarti ini memang film memang lain, atau hanya pilihan judul yang sangat buruk dan sembrono. Apakah juga berarti film ini akan demikian buruknya seperti yang versi Shrugged? 

Padahal kita semua tahu akan siapakah JLo si bintang penyanyi dan bintang film tenar dunia, belum lagi berbagai kapasitas kelas yang mendunia tidak hanya dalam bentuk karya seni musik dan film tetapi juga selera atau seni sosok suami yang mudah didapat semau JLo pingin. Buktinya dari daftar cowok atau perkawinan resminya dengan kalangan orang top dunia juga dimulai dari Ben Affleck, Drake, A-Rod dan sekarang balikan lagi dengan Ben Affleck. Jangan salah tentang perjalanan cinta romansa JLo yang nurut orang gonta ganti suami. Dia benar benar mencintai dan menikah dengan Benjamin Geza Affleck, bahkan sudah mengganti namanya menjadi Jennifer Lynn Affleck. Karena cinta rasionalnya yang sudah melewati experimen laboratorium cinta dan nikah, akhirnya pertimbangan cinta rasionalnya yang benar benar feasibel setelah mencoba menikah dengan bintang top lainnya, akhirnya memutuskan untuk balikan dengan Ben Affleck sebagai pilihan rasional cintanya. Ini semua mengaburkan dan mengganggu pikiran kita dalam membuat keputusan untuk nonton film Atlas yang ratingnya buruk, dan kita kalah karena "Judging the book by the cover." Untuk sebuah pengalaman, kita juga harus mau menerima rating jelek atau bisa melihat sisi minus JLo dalam film ini. Atau yang lebih tepat kita tidak boleh apriori dan menyalahkan semuanya pada JLo, karena ini adalah ini adalah kerja bareng antara screenwriter, produser,  sutradara, kostum, kameramen, grafikus dan tim lainnya yang membuatnya jelek.  Masih dengan kabut kehebatan JLo yang sedang menari dan menyanyi dengan merdunya dan film bagusnya dulu menjadi tidak mudah percaya, "masak bisa jelek?" 

Pikir pikir atau rasa rasanya walaupun setengah tua atau STW, tetapi masih cantik dan aduhai, kalau nggak percaya tanya Ben Affleck, kok sampai mau balikan lagi, pada hal bukannya Ben Affleck juga sudah mencoba yang lainnya yang jauh lebih muda dan jelas jauh lebih bening? Keputusan nonton film Atlas ini juga dipengaruhi oleh ketenaran JLo sebagai penyanyi lagu merdu dan bisa maksa semua orang otomatis mau ikutan bernyanyi dan bergoyang. Ini kehebatan JLo yang hampir selalu mampu menempatkan lagunya nomor 1 di dunia sejak tahun 90 an "Waiting for Tonight" sampai tahun 2016 dengan judul "Ain't Your Mama." Juga dalam berakting membintangi segala macam film lainnya. Dikutip menurut  dari IMDb, ratingnya dimulai dari 6.6  dalam film "Selena" (1997), kemudian J Lo mampu mengupgrade bakat aktingnya di tahun berikutnya dalam film "Out of Sight" (1998) dengan nilai rating 9.4. J Lo benar benar seperti sedang menaiki roller coaster sampai tahun ini ratingnya 2.0, apakah ini tandanya J Lo harus sudah pensiun? Mengenal J Lo yang selalu berjuang mati matian memberikan semua bakatnya untuk berkarya secara total, rasanya tidak mungkin, mengingat roller coaster adalah kendaraan pribadinya untuk tetap naik dan turun sesuai irama jaman yang serba tidak pasti. Memang untuk J Lo yang punya modal tubuh dan paras terjaga bagus walaupun sudah 54 tahun atau setengah tua, masih bisa berakting dalam berbagai peran yang berlainan dari film romansa sampai film aksi penuh kekerasan.

Apakah gambar muka di Netflix yang sepertinya mau membuat versi Star Wars atau setidak tidaknya mengikuti gaya Star Wars? Dari pertama thrill yang disuguhkan kok mengecewakan dan masih belum puas apakah benar akan menjadi film jelek? Untuk membuktikan rating yang jeblok itu dan demi membela bintang kesayangan semua orang termasuk mas Batman alias Ben Affleck, kita mulai saja dan semoga saja tidak menjadi sangat kecewa. Ah, seandainya kecewa bukannya kemungkinan akan ada hiburan dalam janji banyaknya adegan akting baku pukul dan baku tembak. Seperti pada film Indonesia berjudul Monster tentang penculikan anak yang hanya ada adegan baku pukul dan baku bunuh tanpa adanya dialog sama sekali. Mestinya film Monster ini bisa digarap lebih bagus lagi supaya penonton tidak kecewa sama sekali dan tidak minim aktor hanya oleh empat orang saja, di antaranya Alex Abbad, Marsha Timothy, Anantya Kirana, dan Sulthan Hamonangan. Tetapi berhubung haus akan film negeri sendiri sewaktu sedang berada di manca negara. Maka tetap saja pikiran bisa dikaburkan oleh kabut nasionalisme picik. Atau sudah bergembira dan senang menemukan film yang berasal dari kampung halaman, walau ratingnya jeblok. Film Atlas ini jauh lebih bagus dari Monster karena mbak JLo yang berkapasitas super dalam dunia akting.

Film Atlas ini dapat dilihat melalui langganan servis Streaming Netflix yang kalau di Amerika per bulan hanya $2.00 untuk akun seluruh anggota keluarga, kalau juga mempunyai jaringan telepon seluler dari T-mobile. Menurut trend dan jumlah klik penontonnya sampai pada hari ini masih menduduki nomor 1 di Netflix, mungkin mereka semua terkena kabut tebal JLo sang penyanyi, penari dan bintang film yang kreativitas seninya bagus sekali. 

Resensi tentang film Sci-Fi atau fiksi ilmiah "Atlas" yang selesai diproduksi tahun 2024 yang dibintangi oleh Jennifer Lopez dan disutradarai oleh Brad Peyton, sudah banyak terutama sumber rating adalah dari kalangan IMDb, singkatan dari Internet Movie Database. Film ini rupanya tidak ada sangkut pautnya dengan Atlas Shepherd. Skor Rotten Tomatoes: Sayangnya, "Atlas" memulai debutnya dengan skor rendah di Rotten Tomatoes. Saat ini, skornya berada di 17% berdasarkan 59 ulasan kritikus. Peringkat rata-rata adalah 4.0/10. Konsensus dari para kritikus adalah bahwa Jennifer Lopez dengan kagum berusaha semaksimal mungkin untuk membawa bobot film "Atlas", tetapi film ini pada akhirnya runtuh di bawah beban skrip yang kecerdasannya hanyalah buatan.** (Catatan: Arti "buckles under the weight" diterjemahkan dengan kiasan)


Di film ini, JLo berperan sebagai seorang analis data "brilian" yang sangat tidak percaya pada AI. Beberapa adegan diperlihatkan betapa Atlas tidak suka dengan saran AI ataupun bantuan AI termasuk membuktikan bahwa dia bisa menang main catur lawan AI. Coba bayangkan ada orang yang "brilian" tetapi tidak percaya dengan bantuan AI? Ternyata Atlas salah, berhubung adanya anggapan bahwa di dalam AI selalu ada lintas komunikasi atau internet network yang digunakan bersama sama di cloud storage dan diproses seketika di cloud tanpa adanya batasan permisi seperti pengertian kita tentang VLAN atau virtual local area network, yang punya switch untuk memisahkan berbagai network supaya tidak kacau. Memang lucu menganggap penikmat film Sci-Fi tidak akan mengerti tentang dasar network komputer dan AI, pada era tahun AI di tahun 2024 ini. Apakah penulis artistik screenwriter harus menguasai AI kalau mau membuat film AI, jawabannya ya pasti harus hukumnya.

Saking "brilian" nya JLo didalam film ini tidak mengetahui apa itu firewall dan segala macam keamanan identitas, yang memungkinkan tingkat keamanan menurut level password, dan level multi verifikasi identitas. Dipikir JLo bahwa semua orang, AI komputer dan AI robot pasti selalu bisa saling mengakses ataupun ditembus hacker. Memang ada kemungkinan semuanya bisa ditembus oleh hacker asal ada inisiasi yang memberi, memancing atau mencuri akses. Atau firewall tidak dibangun dengan aman melainkan mudah dijebol untuk diakses. Lebih heran lagi JLo yang bermain sebagai Atlas Shepherd juga sudah belajar AI dan sekuritas internet dari ibunya pembuat robot AI. Selain belajar dari sang ibu, Atlas juga belajar AI dari Harlan robot AI yang sangat pintar buatan ibunya yang dalam adegan itu diperlihatkan telah memantik otaknya Atlas supaya menjadi "brilian" pada waktu masih berumur 9 tahun.

Harlan diangkat ibunya Atlas menjadi anak Malin Kundang karena sudah berani melakukan KDRT atau membunuh ibunya sendiri untuk menguasai akses robot dan proyek robot ibunya, dengan alasan supaya robot AI mendapat respek dan toleransi dari manusia. Caranya dengan melakukan teror dimana mana dan lucunya tidak segera mendapatkan respek tapi malah dimusuhi semua orang didunia hingga harus lari ke planet lain. Dari sini sudah tidak masuk akal dan dipaksakan. Pada adegan ibu Atlas yang marah melihat anaknya mengaplikasikan atau mencangkokkan alat yang mirip seperti hearing aid bernama NeuraLink ini, sang ibu mencabut dengan paksa dari anaknya supaya tidak kelamaan dikuasai Harlan robot anak angkat kesayangannya. Juga menjadi janggal, mengapa takut anaknya bisa linkup dengan robot Harlan, tetapi malahan ibunya sendiri mencolok belakang kupingnya dengan NeuraLink ini, sangat tidak masuk akal, karena segera sajalah sang ibu dikuasai Harlan dan otak sang ibu diinstruksikan untuk KDRT dengan menembak Atlas, anaknya yang masih berusia 9 tahun. 

Atlas dikirim dalam misi ke planet ruang angkasa untuk menangkap Harlan, si robot pembuat teror dan pemberontak dalam keadaan "hidup". Wah kacau juga mengartikan komputer chip sebagai hidup, karena pada akhirnya Atlas mencabik dan mencabut chip Harlan dengan beberapa kabelnya yang ikutan. Diperlihatkan kepala robot Harlan yang sudah pecah disabet dengan pedang menjadi tinggal separuh menjadi kelihatan hitam gosong terbakar dan ada percikan korsletingnya. Artinya tidak dalam bentuk robot hidup karena hanya merupakan chip yang punya akses kode di kloud yang banyak, bahkan tidak memorinya juga kelihatan kecil, atau chip yang menyatu dengan memori yang dinamakan NPU atau Neural Processing Unit, yang sedang gencar gencarnya dijual oleh Microsoft dalam produk Surface terbarunya. 

Mundur sedikit pada adegan landing di planet kekuasaan Harlan ini, Atlas menjadi sempat kacau karena bersikukuh tidak mau menggunakan NeuraLink sesuai dengan saran Robot Ride-Pod nya bernama Smith. Smith diperlihatkan sangat keteteran melayani Atlas yang sangat menolak linkup dengan AI, karena trauma dengan peristiwa linkup dengan Harlan yang banyak dicekoki oleh ibu Atlas bahwa anak angkatnya hanya seonggok robot belaka, maka harus berada advance jauh di depan human civilization. Padahal robot Smith ini sudah berkali kali meyaknkan akan menjadi slave dan Atlas menjadi master. Apakah ini adalah hanya merupakan istilah insinyur komputer yang rasis?. Keterangan sebenarnya, Master-slave adalah model komunikasi atau kontrol asimetris dimana satu perangkat atau proses (master) mengendalikan satu atau lebih perangkat atau proses lainnya (slave) dan berfungsi sebagai pusat komunikasi mereka. Dalam beberapa sistem, master dipilih dari sekelompok perangkat yang memenuhi syarat, dengan perangkat lain bertindak sebagai slave.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun