Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan Alimuddin
Muhammad Ridwan Alimuddin Mohon Tunggu...

Kuliah di UGM 1997-2006, menulis buku "Mengapa Kita (Belum) Cinta Laut?" (Ombak 2004), "Orang Mandar Orang Laut" (KPG 2005), "Sandeq, Perahu Tercepat Nusantara" (Ombak 2009), "Mandar Nol Kilometer" (Koran Mandar, 2011)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sandeq Akan ke Prancis

28 April 2011   13:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:17 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1303997574272674033

[caption id="attachment_105765" align="alignnone" width="768" caption="Kutipan tentang Indonesia di brosur Festival Brest 2011"][/caption] Sandeq memang tak hanya dikenal di dunia maritim Indonesia. Perahu tradisional bercadik dari Mandar, Sulawesi Barat ini akan mengarung laut menuju negeri mode, Prancis. Adalah De Les Tonneres Brest atau Festival Maritime International di Brest, yang digelar sekali empat itu akan mengundang perahu khas ini. Tentu saja sandeq akan dikawal para sawi terbaiknya.

Menurut data yang disampaikan panitia festival Brest Prancis, Pascal Chelet-Roux, di Mamuju Selasa, 12 April 2011, usai bertemu Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, 20 orang passandeq akan diundang ke Prancis pada acara yang digelar 13-19 Juli 2012.

“Sandeq tidak akan menunjukkan kecepatan dan ketangguhannya mengarungi lautan di acara itu. Hanya mengikuti parade maritim bersama perahu-perahu layar dari berbagai belahan dunia lainnya,” ujar Pascal.

Pascal juga mengatakan, agenda empat tahunan itu selalu dihadiri minimal 600.000 pengunjung. “Kami berharap agar pemerintah Sulawesi Barat memberi dukungan penuh pada agenda ini,” kata Pascal, perempuan setengah baya yang pernah bekerja sebagai wartawan di Afrika, dan bertugas di beberapa negara di Asia.

Yang membanggakan bagi Sulawesi Barat, sandeq sebagai perahu tradisional dari tanah Mandar akan menjadi wakil Asia di festival tersebut. “Meski momen itu itu setahun lagi, tetapi 20 orang passandeq kita telah disiapkan bersama enam sandeq-nya.

Dikatakan pula, tahun lalu Pascal telah berada di Mandar saat gelaran Sandeq Race 2010 untuk memantau pelaksanaan Sandeq Race. Tahun ini pihak mereka juga akan mengirim awak saah satu televisidi Prancis untuk membuat dokumenter tentang sandeq.

Gubernur Sulawesi Barat yang menerima Pascal di ruang kerjanya, mengaku terkesima dengan apresiasi panitia festival maritim internasional di Prancis yang memberi ruang sangat besar bagi promosi tradisi kelautan di Mandar Sulbar.

“Insya Allah kita akan memaksimalkan dukungan, ini momentum yang harus kita manfaatkan untuk mempromosikan tradisi bahari kita di negara lain. Apalagi kita akan diberi stan khusus untuk promosi potensi daerah,” kata Anwar di Mamuju.

Di Festival Perahu Layar Dunia, Mandar Tamu Kehormatan

Berikut wawancara saya dengan panitia Festival Brest 2012.

Bisa dijelaskan tentang Festival Brest?

Brest Festival adalah acara 4 tahunan, dimulai sejak 1992. Sekarang sedang dalam tahap persiapan untuk Festival Brest 2012. Tujuan utamanya mengumpulkan seluruh perahu layar dunia dalam sebuah festival. Ajang ini merupakan salah satu festival perahu layar dunia, baik tradisional maupun modern. Sejak dimulai sepuluh tahun lalu, ada tradisi untuk mengundang beberapa negara untuk datang mengirimkan perahu layarnya. Tahun ini, Indonesia menjadi "guest of honor" (tamu kehormatan). Posisi Indonesia berada di atas negara lain yang sengaja diundang, yakni Maroko, Meksiko, Norwegia dan Rusia.

Yang perlu ditekankan di sini, tamu kehormatan akan dibawa serta teknologi pelayarannya ke Brest, dalam hal ini perahu layarnya. Dan itu akan diwakilkan oleh kebudayaan maritim Suku Mandar di Sulawesi Barat. Kedua, di darat, akan ada stand pameran atau semacam kampung kecil yang akan menampilkan kebudayaan Indonesia. Rencananya akan diundang penari dan pemain musik dari Yogyakarta. Mereka akan menampilkan tarian yang menyimbolkan mitologi ke orang Jawa akan laut, yakni Nyi Roro Kidul. Pengunjung, sekitar 100.000 orang per hari selama sepekan, tidak hanya akan mengenal kebudayaan lampau Indonesia, tapi juga hari ini.

Mengapa mengundang negara-negara lain, khususnya yang di Asia?

Sebab orang Eropa berlayar, memiliki tradisi berlayar yang cukup lama. Mereka mengunjungi banyak negara. Di festival 2008 lalu, kami mengundang negara-negara yang juga memiliki tradisi berlayar yang lokasinya jauh dari Eropa, seperti Brazil dan Vietnam tahun lalu. Sekarang Indonesia. Juga pernah Madagaskar, tapi pada dasarnya Madagaskar adalah bekas koloni Prancis. Jadi ada kemiripan budaya. Kami juga selalu mengusahakan agar orang-orang yang negaranya jauh dari Prancis bisa datang di acara festival. Meskipun hal itu cukup rumit untuk mengusahakannya. Pelaut-pelaut Australi juga sering datang ke Brest. Pelabuhan terbuka penuh. Panitia atau pemerintah tidak memungut bayaran untuk tinggal atau berlabuh.

Kami mengundang siapa saja yang memiliki perahu layar, baik pribadi, pemerintah, LSM dan militer untuk datang, bersama-sama berlayar di Laut Brest. Termasuk KM Dewaruci, yang baru-baru ini singgah ke Brest untuk memperbaiki tiang layarnya yang patah. Jadi, kegiatan ini, khususnya antara Indonesia dengan Prancis bisa menjadikan keduanya tambah erat. Bukan hanya orang Prancis yang datang ke Indonesia, tapi juga sebaliknya. Juga bisa memberi pemahaman yang lebih luas ke masyarakat Prancis tentang Indonesia. Selama ini, khususnya yang belakangang, Indonesia dibicarakan di Prancis gara-gara bencana yang sering dialaminya. Sekarang bencana telah lewat. Masyarakat Prancis harus tahu lebih banyak tentang Indonesia. Dalam rangka Festival Brest, negara Prancis dan Indonesia, lewat keduataan besar masing-masing, telah sepakat untuk melakukan kerjasama demi kesuksesan acara.

Mengapa memilih Mandar?

Ceritanya agak berbeda dan dilakukan selektif. Indonesia adalah negara kepulauan. Memiliki perahu-perahu yang cantik dan pemandangan yang indah. Perahu layarnya semakin langka saat ini, digantikan perahu bermotor. Ya, mungkin ada satu-dua kasus seseorang tetap menggunakan perahu layarnya. Tapi sebagai komunitas, itu sudah jarang bahkan hilang. Kasus di Mandar menarik. Di sini ada Sandeq Race yang terbukti bisa melestarikan kebudayaan berlayar dan perahu layar masyarakat Mandar. Perahu layar di Mandar tetap bertahan, tidak hilang. Jadi, kami melihat, keindahan sandeq-lah yang bisa mewakili tradisi kebaharian Indonesia.

Apa kontribusi Festival Brest bagi Mandar?

Ini akan menjadi pengalaman yang paling menarik khususnya bagi pelaut Mandar yang diundang ke Prancis.Mereka akan menceritakan pengalaman yang dialami. Akan menceritakan ke banyak orang. Keuntungan lain, bila selama ini orang Eropa hanya mengenal Bali dan Jawa sebagai Indonesia, kali ini juga akan mengetahui bahwa ternyata di Indonesia juga ada keindahan lain yang bisa mereka datangi, yakni Suku Mandar di Sulawesi Barat. Indah dan memiliki potensi. Pada gilirannya, jikasemakin banyak yang datang, akan ada perbaikan infrastruktur, hotel, jalan, lingkungan semakin bersih dan keamanan ditingkatkan.

Bagaimana pendapat Anda tentang Sulawesi Barat?

Alamnya indah. Orangnya ramah, terbuka, selalu tersenyum. Masalahnya, untuk ke sini jauh dan jalan-jalannya rusak. Memang ada beberapa turis yang bisa mengerti akan hal begitu, tapi kebanyakan tidak. Potensi wisata banyak, tapi pembangunan infrastruktur yang baik dan berkualitas harus dilakukan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun