Mohon tunggu...
Moh Ikhwan Alkahfi
Moh Ikhwan Alkahfi Mohon Tunggu... Fresh Graduate Chemical Engineering

Shall we explore together?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tangsi Militer Belanda Siak, Peninggalan Kolonial Kokoh Tegak

23 Mei 2025   11:44 Diperbarui: 23 Mei 2025   11:44 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit biru yang sunyi tiada apa-apa melainkan hanya matahari yang didampingi beberapa awan saja, membantu sang langit untuk mempertegas warna kebiruannya kala siang itu. Teriknya matahari menambah kecerahan hari itu dan keoptimisan para penduduknya.

Di tengah cerahnya siang hari di Kota Siak, berdirilah suatu bangunan bersejarah dengan tema vintage khas kolonial Belanda yang disebut Tangsi Militer Belanda. Secara administratif tempat ini terletak di Desa Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak.

Karena revitalisasi oleh pemerintah beberapa tahun lalu, tempat ini kini telah menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Siak. Sebab, keadaannya sangat cocok dengan tema vintage dan sering kali digunakan sebagai tempat untuk sesi foto preweddding.

Seperti apa bagian dalam dari Tangsi Militer Belanda Siak ini? Yuk simak artikel ini selengkapnya dan kita kupas bersama!

Bangunan Tua yang Rapi dan Terawat

Bagian dalam komplek Tangsi Militer Belanda yang terdiri atas dua bangunan
Bagian dalam komplek Tangsi Militer Belanda yang terdiri atas dua bangunan

Menurut informasi Kementerian PUPR, pihak pemerintah melakukan revitalisasi pada tahun 2018. Pasca revitalisasi, bangunan yang telah berdiri dari tahun 1880 ini sekarang telah disulap jadi museum yang memamerkan sejarah berkaitan dengan bangunan ini.

Saat memasuki area ini, kesan terawat dan rapi layaknya Kota Siak pun langsung menerpa tubuh saya. Terbukti dari indahnya taman kecil di bagian depan bangunan yang terletak langsung di pinggir sungai ini..

Untuk mendampingi para pengunjung, pihak Dinas Pariwisata setempat telah menunjuk pengelola sebagai guide yang siap menjelaskan pengunjung tentang bagian demi bagian dari bangunan Tangsi Militer ini.

Pada hari kerja biasa, pengunjung akan dikenakan retribusi sebesar Rp10.000,- per orang sebagai karcis masuk dan diminta untuk mengisi buku tamu.

Bagian Ruang yang Kompleks

Ruangan kecil yang dulunya merupakan penjara
Ruangan kecil yang dulunya merupakan penjara

Sebagai bekas markas pertahanan, terdapat banyak ruangan dan fasilitas peninggalan kolonial untuk menunjang kegiatan mereka. Seperti klinik, ruangan briefing tentara, sumur, hingga penjara. Saat ini ruang-ruang tersebut masih bisa dilihat walau peralatannya sudah tidak ada lagi.

Di bagian klinik, terdapat beberapa ruangan-ruangan kecil tempat perawatan orang yang sedang terluka atau sakit. Tidak jauh dari klinik terdapat penjara kecil yang berfungsi hanya sebagai tempat penahanan sementara.

Mendengar kata penjara, mungkin tak lepas dari kesan angker karena berada di bangunan lama. Namun berkat revitalisasi, kini ruangan tersebut sudah lebih rapi dan jauh dari kesan angker.

Tangsi ini terdiri dari dua bagian bangunan, yaitu di bagian depan dan belakang yang dipisahkan suatu tempat terbuka. Di beberapa titik pun ditemukan sumur tua yang diyakini pernah dimanfaatkan tentara Belanda saat bermukim di sini.

Dijadikan Museum

Beragam aktivitas yang pernah diadakan di kawasan tangsi saat zaman kolonial oleh kolonis bernama Adolf
Beragam aktivitas yang pernah diadakan di kawasan tangsi saat zaman kolonial oleh kolonis bernama Adolf

Di lantai dua terdapat beberapa ruangan luas mirip dengan aula yang diyakini sebagai tempat briefing tentara Belanda. Kini, tempat yang berlantaikan kayu tersebut dimanfaatkan sebagai museum.

Melihat panorama Sungai Siak dari dalam tangsi
Melihat panorama Sungai Siak dari dalam tangsi

Pada ruangan ini juga kita bisa melihat melalui jendela khas kolonial pemandangan Sungai Siak dan seberangnya. Jendela-jendela besar dengan ventilasi membuat sirkulasi udara di dalam bangunan menjadi lebih baik.

Berdasarkan foto-foto yang ada di museum, dapat diketahui juga bahwa tangsi ini pernah dimanfaatkan sebagai sekolah untuk anak-anak di sekitarnya. Terlihat beberapa foto yang menunjukkan anak-anak pribumi sedang beraktivitas di tempat terbuka di tangsi ini misalnya bermain sepak bola.

Bahkan terdapat juga foto-foto yang menunjukkan aktifitas seorang tentara Belanda bernama Adolf di sekitaran area bangunan ini.

Belum diketahui pasti siapa sebenarnya si Adolf ini, apakah seorang pejabat atau hanya kroco biasa. Namun dari foto-foto diketahui bahwa Adolf aktif menjalankan dan mendokumentasikan pekerjaannya di sini, seperti bertemu dengan para pejabat pribumi lokal.

Sumur Tua dan Sisa-Sisa Bangunan

Tumpukan sisa-sisa batu bata peninggalan kolonial Belanda
Tumpukan sisa-sisa batu bata peninggalan kolonial Belanda

Di beberapa titik, terdapat sumur tua yang bisa Kompasianers temukan di sini. Menurut keterangan penjaga, sumur di sini berisi air tawar meskipun air sungai bersifat payau karena lebih dekat dengan laut.

Kini sumur tua tersebut sudah lebih terawat dan masih dapat digunakan hingga saat ini, dengan air yang tentu masih jernih. Bahkan, terlihat beberapa ikan kecil hidup di dalam sumur ini.

Sumur tua di kawasan tangsi. Perhatikan bahwa bentuk dan struktur batu batanya mirip dengan bangunan tumpukan di gambar sebelumnya
Sumur tua di kawasan tangsi. Perhatikan bahwa bentuk dan struktur batu batanya mirip dengan bangunan tumpukan di gambar sebelumnya

Pada bagian komplek yang dekat Sungai Siak, terdapat suatu mirip reruntuhan dengan bentuk mirip batu bata. Penjaga menuturkan, bahwa ini dahulunya merupakan tempat penyimpanan batu bata yang digunakan untuk pembangunan.

Ia juga menuturkan bahwa batu bata ini asli dibawa dari Negeri Kincir Angin. Bicara masalah kualitas, tentu tidak perlu diragukan lagi. Terbukti hingga hari ini, tumpukan-tumpukan batu bata tersebut masih kokoh terpajang di lokasi.

Penutup

Tangsi Militer Belanda Siak merupakan pilihan yang tepat bagi Kompasianers pecinta wisata sejarah. Sebab, segudang sejarah beserta para saksi bisunya banyak yang terpendap di sini.

Jika dibandingkan dengan bangunan peninggalan Belanda yang ada di daerah lain, tentu Tangsi Militer Belanda ini mampu bersaing dilihat dari sisi sejarahnya yang juga sangatlah kaya.

Selain itu kondisinya yang terawat dan diperhatikan pemerintah setempat turut andil dalam menghilangkan kesan angker dari bangunan lama. Jadi, kalau kesini tidak perlu takut nanti ada hantu-hantuan ya!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun