6. Aliansi lintas elemen
Dalam upaya penegakan HAM, mahasiswa perlu membangun aliansi dengan berbagai elemen masyarakat seperti LSM, serikat buruh, komunitas adat, dsb. Koalisi lintas elemen ini diperlukan agar advokasi HAM menjadi lebih inklusif dan masif (Kumalasari, 2020)
7. Optimalisasi media sosial
Media sosial dan platform digital telah menjadi bagian penting dari aksi advokasi kontemporer. Mahasiswa perlu memanfaatkan platform-platform ini secara bijak dan masif untuk menyuarakan aspirasi terkait isu-isu HAM tanpa kekerasan
(Herlinda, 2020).
KESIMPULAN
Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam memperjuangkan penegakan HAM demi terwujudnya kehidupan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui pengetahuan, kritikan, aspirasi dan berbagai aksi nyata, mahasiswa dapat memberikan sumbangsih yang besar dalam upaya pencegahan pelanggaran HAM dan pemenuhan hak-hak dasar setiap individu secara merata.
Beberapa peran penting yang dapat dilakukan mahasiswa antara lain melakukan edukasi HAM ke masyarakat, advokasi kasus-kasus pelanggaran HAM, demonstrasi sah, riset dan publikasi ilmiah HAM, menjadi relawan HAM, serta meningkatkan pemahaman HAM di lingkungan kampus itu sendiri.Â
Semua kontribusi tersebut, jika dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan, dapat secara signifikan mendorong reformasi kebijakan publik, memperkuat kepatuhan negara terhadap prinsip-prinsip HAM yang universal, memperbaiki sistem hukum dan penegakan hukum terkait HAM di Indonesia, dan pada akhirnya mempercepat terwujudnya cita-cita bersama bangsa Indonesia tentang pentingnya menjunjung tinggi harkat dan martabat setiap warga negara.
Hakikatnya seluruh elemen bangsa bertanggung jawab untuk memastikan HAM setiap individu terpenuhi. Namun, peran mahasiswa lebih menonjol karena mereka memiliki ideologi, wawasan dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran. Potensi besar ini tentu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh mahasiswa. Dalam berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi hingga kini, aktivisme mahasiswa kerap menjadi ujung tombak perlawanan rakyat sipil yang menuntut keadilan.
Dengan action plan seperti sosialisasi HAM ke masyarakat luas, advokasi dan demonstrasi damai, riset dan publikasi daring, hingga menjadi relawan HAM, sudah sepatutnya peran mahasiswa diapresiasi dan didukung oleh semua pihak yang menginginkan Indonesia bebas dari malapetaka pelanggaran HAM. Ke depannya, penulis berharap intervensi mahasiswa bisa semakin masif, terkoordinasi dan berkelanjutan guna mencapai hasil nyata yakni meningkatnya derajat pemenuhan HAM seluruh warga negara tanpa diskriminasi. Dengan demikian, besar harapan bangsa ini terletak di pundak para mahasiwa sebagai motor penggerak perubahan sosial menuju Indonesia yang lebih berkeadilan dan menghormati HAM dengan tanpa kompromi.