Mohon tunggu...
Prisca Isbandi
Prisca Isbandi Mohon Tunggu... Lainnya - Siswi

Selamat Membaca, Semoga Bermanfaat 🤸

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Proses Produksi Massal Mi Instan

11 Agustus 2020   14:44 Diperbarui: 11 Agustus 2020   15:13 2067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hai-!!! Apa kabar? Semoga sehat selalu, dan tetap semangat untuk menjalani aktivitas, terutama dalam masa pandemi seperti ini.

Bicara tentang pandemi, banyak cara yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasinya. Salah satu contoh yang penulis rasakan, dan mungkin beberapa dari kalian juga ikut merasakan adalah bantuan sosial dari pemerintah, yaitu berupa pasokan makanan pokok yang rutin diberikan kepada sebagian besar masyarakat kita secara rutin setiap bulannya. Bahkan pada beberapa wilayah setiap dua minggu sekali, atau bahkan ada yang mendapat tiga kali bantuan dalam satu bulan.

Pasokan pangan itu berisi makanan pokok sehari-hari yang sangat bermanfaat bagi banyak orang. Di antaranya: Beras, minyak, gula, kopi, mi instan, telur, ikan kemasan kaleng, tepung terigu, dan lain sebagainya.

Mi Instan. Tentu sudah tidak asing lagi dengan produk makanan yang satu ini. Bahkan sebagian besar dari kita memasukannya kedalam list 'makanan favorit' sepanjang masa. Selain karena rasanya yang enak, proses pengolahannya pun terbilang sangat mudah, bukan? Atau, jangan-jangan justru kalian bahkan belum bisa mengolah produk yang satu ini?

Lupakan. Mari kita pelajari bagaimana si, proses produksi dari sebungkus mi instan yang biasa kita makan itu!

Tapi, sebelum itu, mari kita cari tahu juga apa itu produksi massal.

Pengertian Produksi Massal

Produksi adalah kegiatan  menambah nilai guna suatu benda, atau menciptakan benda baru, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan . Sedangkan massal, berarti mengikutsertakan atau melibatkan banyak orang. Maka dapat disimpulkan bahwa: Produksi massal adalah kegiatan membuat atau menciptakan suatu barang yang sebelumnya sudah ditentukan standar spesifikasinya dalam jumlah yang besar melalui serangkaian proses yang sama dengan produk sebelumnya.

Atau dengan kata lain, produksi massal juga disebut dengan produksi terus menerus. Yaitu, proses pembuatan produk yang dilakukan secara terus-menerus dalam jumlah yang banyak.

Awal Mula Produksi Massal

Pada tahun 1926, perusahaan mobil ternama, yaitu Ford Motor Company melakukan produksi massal untuk pertama kalinya. Sehingga, mulai saat itu sistem produksi massal mulai dikenal banyak orang, dan beberapa perusahaan akhirnya menggunakan sistem produksi massal untuk memproduksi produknya.

Awalnya, sistem produksi ini hanya diterapkan pada produksi barang-barang tertentu saja, seperti: Bahan makanan, bahan bakar, dan bahan kimia. Tetapi, semakin lama sistem ini digunakan juga oleh perusahaan yang membuat produk jenis manufaktur, dan juga kerajinan.

Ciri-ciri Produksi Massal

  1. Produksi yang dihasilkan berjumlah banyak;
  2. Biaya jual relatif rendah;
  3. Bertujuan menguasai pasar;
  4. Di jual di pasar bebas;
  5. Variasi produk sedikit, bahkan nyaris tidak ada;
  6. Stok barang banyak;
  7. Bila terjadi kelebihan hasil produksi, perusahaan akan melakukan promosi besar-besaran, diskon, hadiah, dan lain sebagainya agar produk cepat terserap.

CONTOH PRODUKSI MASSAL

Mi intsan. 

Nah, mi instan saat ini telah banyak sekali ragamnya. Mulai dari merek, jenis mi, rasa, proses pengolahan, tingkat kepedasannya, bahkan kemasannya pun sudah sangat beragam.

Tentu saja, jumlahnya pun pasti tidak sedikit, banyak sekali tersedia di pasaran. Mulai dari pasar tradisional, pasar modern, warung-warung, mini market, super market, swalayan, dan lain sebagainya, pasti menjual mi instan.

Maka dari itu, pada kesempatan kali ini saya akan memberikan beberapa informasi mengenai proses produksi massal dari mi instan. Karena, pasti mie instan diproduksi dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat banyak, yang proses produksinya tentu saja dibantu oleh mesin.

Jadi, tunggu apa lagi?! Mari kita pelajari proses produksi mi instan. Mulai dari komposisi, hingga proses akhirnya.

Komposisi yang digunakan dalam proses produksi

1. Komposisi Mi :

  • Tepung terigu
  • Minyak nabati
  • Tepung tapioka
  • Garam
  • Dan lain sebagainya.

2. Komposisi Bumbu :

  • Gula
  • Garam
  • Penyedap rasa
  • Bawang putih
  • Bawang merah
  • Perisa ayam
  • Lada
  • Vitamin


3. Minyak Bumbu

  • Minyak nabati
  • Bawang Merah

4. Bumbu Kecap

  • Gula
  • Air
  • Kedelai
  • Gandum
  • Garam
  • Bumbu
  • Rempah-rempah
  • Minyak wijen

5. Bumbu Saus

  • Cabe
  • Air
  • Gula
  • Garam
  • Pengental
  • Pengatur Keasaman
  • Bumbu
  • Penguat Rasa
  • Perisa Sintetik
  • Pengawet

Bawang Goreng


Proses Pengolahan

Proses ini tentu tidak hanya melalui satu-dua proses saja. Dan tentunya, semua dilakukan oleh mesin. Namun meski begitu, proses ini tetap harus diawasi oleh manusia, agar pada saat proses pengolahan berjalan dengan lancar, dan tetap terjaga mutu pangannya.

Proses produksi melalui : Pencampuran (Mixing), pengepresan (pressing), pembelahan (slitting), pembentukan untaian (waving), pengukusan (steaming), pemotongan (cutting), pendinginan (cooling), penggorengan (frying), dan pengemasan (packing).

1. Proses Pencampuran (Mixing)

Pada proses ini, komposisi bahan baku yang telah ditentukan di awal, kemudian dicampurkan agar nantinya menjadi adonan yang akan digunakan untuk membuat mi.

Proses pencampuran harus dilakukan dengan sempurna. Tidak boleh terlalu lama atau pun terlalu sebentar. Karena, mixing yang terlalu lama atau berlebihan, akan membuat adonan semakin panas. Dan apabila terlalu sebentar, adonan menjadi kurang elastis sehingga menyebabkan volume mi menjadi kurang kenyal.

Selanjutnya, proses ini dilakukan pada suhu 35-37°C. Dan, alat yang digunakan dalam proses ini adalah mixer, yang digunakan selama 14 menit secara bertahap.

2. Proses Pengepresan (Pressing)

Adonan mi dari mixer selanjutnya diproses di mesin pembuat adonan, yang selanjutnya di press di mesin pemipih adonan, menjadi lembaran yang pipih. Setelah dipipihkan, adonan kemudian di roll agar menjadi adonan yang lebih pipih lagi sehingga tidak akan terjadi penarikan atau penumpukan lembaran adonan.

3. Proses Pembelahan (Slitting)

Pada proses ini merupakan proses pembelahan lembar adonan menjadi lembaran mi dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan  agar mendapatkan hasil mi yang baik pada saat proses slitting :

  1. Ketetapan pemasangan mangkok pemisah mie;
  2. Kebersihan slitter;
  3. Fungsi sisir mi harus baik.

4. Pembentukan Untaian (Waving)

Mi yang telah melalui proses slitting kemudian dibentuk menjadi untaian yang bergelombang atau keriting yang selanjutnya akan masuk kedalam mesin steaming (pengukusan).

5. Pengukusan (Steaming)

Untaian mi yang tadi kemudian melalui proses pemanasan yang dilakukan melalui media uap air yang mencapai panas 98°C. Pada proses ini, mi menjadi lebih keras dan kuat.

Pada tahap ini, prosesnya harus benar-benar diperhatikan. Steaming yang kurang lama atau suhu yang kurang optimal menyebabkan gelatinisasi juga kurang optimal. Selain itu, harus benar-benar dipastikan bahwa boiler tidak mengandung air. Karena hal itu akan menyebabkan tekstur mie menjadi lembek.

Sebelum menuju tahap selanjutnya, mi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan kipas angin untuk mengurangi kadar air akibat proses steaming. Hal ini sangat penting, karena apabila tidak dikeringkan terlebih dahulu, maka dapat menyebabkan mi tersangkut di bagian pemutar Waving net conveyor.

6. Pemotongan (Cutting)

Pada proses ini, mi dipotong dari untaian panjang menjadi untaian yang lebih pendek yang mempunyai ukuran tertentu dengan standar berat dan ukuran tergantung dari jenis mi yang di produksi.

Mi yang telah dipotong kemudian dilipat sehingga menghasilkan 2 blok mi yang sama panjang dan simetris lipatannya, untuk selanjutnya di distribusikan ke dalam mangkuk fryer berbentuk persegi yang dilengkapi dengan conveyor yang mampu bergerak melewati bak fryer untuk dilakukan proses penggorengan.

7. Penggorengan (Frying)

Proses ini dilakukan pada suhu 140-150°C selama 60-120 detik. Tahap ini bertujuan agar kadar air yang terkandung dalam mi menjadi berkurang sekitar 3-5%. Suhu minyak yang tinggi membuat air menguap dengan cepat dan menghasilkan pori-pori halus di permukaan mi.

8. Pendinginan (Cooling)

Mi yang tadi telah di goreng, kemudian didinginkan didalam ruang pendinginan (Cooling box). Kemudian, mi ditiriskan pada suhu 40°C dengan menggunakan kipas yang berputar cepat di atas mesin yang berjalan. 

Proses ini bertujuan agar minyak yang ada memadat dan menempel pada mi, serta membuat mi menjadi keras.

Pendinginan harus dilakukan dengan sempurna, agar tidak menyebabkan tumbuhnya jamur. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan menggunakan oven bersuhu 60°C.

9. Pengemasan (Packing)

Pada proses terakhir ini, mi dan bumbu yang telah siap dikemas harus dimasukkan kedalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama masa penyimpanan, dan juga distribusi, sesuai dengan Standar Nasional Indonesia Nomor 01-3551-2000. 

Harga Mi yang Dijual di Pasaran

Tentu kita semua tahu, bahwa mi instan di Indonesia jumlahnya sangat banyak. Juga jenisnya, rasanya, ukurannya, toppingnya, tingkat kepedasannya, mereknya, bahkan pengemasannya sangatlah beragam.

Untuk itu, harga jual di pasaran pun sangat beragam. Baik yang di jual di toko fisik, maupun di toko online.

Tapi, disini saya akan menuliskan harga per satu bungkus mi sesuai dengan pengalaman saya per tahun 2020.

Yaitu berkisar antara 900-22.000 rupiah per bungkusnya di pulau Jawa. Mungkin angka ini akan menjadi lebih besar, atau bahkan lebih kecil di luar pulau Jawa.

Alasan Mi Instan digemari oleh banyak kalangan

Tentu sesuai namanya, mi 'instan' yang berarti proses pengolahannya terbilang cepat, singkat, atau mudah. Tidak banyak makan waktu, tenaga, dan juga yang paling penting hemst. Karena harganya yang sangat terjangkau, tetapi mengenyangkan.

Selain itu pula, rasa yang disajikan sangat bervariasi dan sangat enak bagi banyak orang. Jadi, tidak bisa dipungkiri kalau semua orang akan menjadikan mi instan sebagai makanan favorit.

Alasan untuk tidak Mengkonsumsi Mi Instan Secara Rutin

Karena sebenarnya nutrisi yang terkandung didalamnya sangat rendah. Memang, mi instan mengandung tinggi karbohidrat, lemak dan kalori. Tapi, juga memiliki sedikit protein, serat, mineral, dan vitamin. Juga beberapa mengandung pewarna buatan, pengawet, dan perasa. Jadi sangat tidak baik untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan The Washington Post pada 2014, mi instan juga memiliki risiko menimbulkan gangguan metabolisme (diabetes, tekanan darah tinggi, hipertensi, dan masalah jantung) karena sodium yang tinggi, lemak jenuh yang tidak sehat, dan indeks glikemiknya yang juga tinggi. Selain itu konsumi mi instan berlebihan bisa memicu obesitas, lho.

Maka dari itu, sebaiknya jangan mengkonsumsi mi instan secara terus-menerus. Lebih baik diberi jeda, atau bahkan dijadwalkan (Satu bulan 2 kali, atau satu Minggu sekali).

Sekian informasi yang saya jabarkan, semoga bermanfaat~~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun