Kegiatan pramataf Universitas Aisyiyah Yogyakarta merupakan sebuah kegiatan yang biasanya dilakukan sebelum para mahasiswa baru melaksanakan kegiatan mataf. Hal ini dilakukan agar para mahasiswa baru mempunyai gambaran awal terhadap kegiatan mataf yang nantinya akan dilaksanakan setelah pramataf.
Kegiatan Pramataf hari kedua ini dilaksanakan pada tanggal 12 September tahun 2025 di Convention Hall Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Kegiatan pra-mataf ini dimulai pada pukul 06.30 dan berakhir pada pukul 17.00 WIB.
Pada hari kedua pra-mataf ini, Universitas Aisyiyah Yogyakarta mengundang sejumlah narasumber untuk memberikan materi yang dapat dipelajari oleh para mahasiswa baru.
Narasumber pertama adalah Arif Nurkholis selaku sekretaris PP Muhammadiyah dan juga merupakan bagian dari Muhammadiyah Disaster Management Center(MDMC).
Judul dari materi beliau adalah "Kebencanaan". Beliau membuka materinya dengan membahas masalah yang saat ini seringkali terjadi di masyarakat. Masyarakat seringkali menganggap bahwa bencana adalah hal yang harus dihindari dan topik yang tidak perlu didiskusikan, padahal justru sebaliknya. Masyarakat seharusnya lebih waspada dan mempersiapkan terlebih dahulu sebelum terjadinya bencana.
Dalam hal ini, Pak Arif Nur Kholis meminta agar para mahasiswa baru Universitas Aisyah Yogyakarta dapat lebih membuka pikirannya tentang bencana. Bencana bukanlah kata yang tidak perlu dibahas, karena sangat penting berdasarkan fakta ilmiah.
Berdasarkan data di atas, Indonesia telah mengalami bencana sebanyak 2.170 pada tahun 2025 dari Aceh sampai dengan Nusa Tenggara Timur. Penyebabnya dapat berupa gempa, erupsi, banjir, kebakaran, tanah longsor, Â gelombang pasang, dan lain sebagainya sejak 1 Januari-13 Agustus 2025.
"Benarkah bahwa gempa bumi adalah bencana? Benarkah bahwa gunung berapi meletus adalah bencana? Benarkah bahwa banjir adalah bencana?" Ucap Pak Arif Nur Kholis. Hal ini merupakan refleksi bagi para mahasiswa baru untuk dapat membuka pikirannya tentang hal yang perlu disadari dari sebuah bencana.
Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) telah berdiri sejak tahun 2010. Sejak tahun 2010-2025, Muhammadiyah telah merespon bencana sebanyak 1.541 kasus, yang tertinggi diantaranya terjadi pada tahun 2022-2023, yaitu sebanyak 467-265. Selain itu, Muhammadiyah juga memiliki sebuah organisasi bernama Penolong Kesengsaraan Oemoem(PKO).
Dari 38 provinsi, MDMC mendangani 33 provinsi. Gempa tidak membuat manusia terluka apalagi meninggal. Adanya korban dikarenakan manusia membuat rumah kurang kuat. Manusia dapat dididik, dilatih, dan disiapkan agar dapat meminimalisir jumlah korban bencana. Manusia dapat membuat kehidupannya lebih baik dengan mempersiapkan apa yang akan terjadi di masa depan.