Mohon tunggu...
Itsna Kamalia
Itsna Kamalia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hal Besar itu Muncul dari Diri

8 April 2018   23:15 Diperbarui: 8 April 2018   23:35 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" One of the things I learned the hard way was that it doesn't pay to get discouraged. Keeping busy and making optimism a way of life can restore your faith in yourself ". ( Lucille Ball)

Wahai sabahat mari kita renungkan, setiap orang pasti memiliki kekurangan, namun bagaimana cara kita bukan menjadikannya sebagai kelemahan, jangan dengan mudah dapat dikerdilkan oleh kekurangan tersebut, justru kekurangan itu adalah cambuk atau alat pacu untuk menemukan dan meningkatkan kelebihan yang pasti ada, sebab begitu banyak orang yang terkungkung oleh kekurangan yang dirasakan, sehingga malah akan menjadikannya lemah.

Ada sebuah kisah perjalanan sukses Mark Zuckerberg pencipta Facebook, sebuah jaringan komunikasi terbesar didunia. Ternyata Mark Zuckerberg adalah pemuda yang mempunyai masalah dalam pergaulan, ia memiliki kesulitan dalam bersosialisasi. Namun apa yang dilakukan oleh Mark Zuckerberg? Ia tidak mempermasalahkan kekurangannya, ia dapat menutupi kekurangannya dengan kepandaiannya yang luar biasa, sehingga ia mampu menciptakan hal besar dan menghantarkannya menjadi seorang jutawan diusianya yang masih muda.

Mark Zuckerberg menciptakan facebook karena ia merasakan bagaimana ia dapat menciptakan sesuatu dari kekurangan yang dimilikinya. Karena dengan itu ia bisa merasakan betapa berartinya kekurangan yang dimilikinya.

Hal yang dapat diambil pelajaran dari cerita Mark Zuckerberg adalah kekurangan bukanlah tali yang akan mengikat kita untuk tidak bergerak bebas menemukan hal lebih besar, namun mari jadikan kekurangan sebagai alat pacu menemukan kelebihan yang akan muncul dari kekurangan tersebut. Namun sebaliknya jangan terlena pula dengan orang-orang yang sudah menemukan bakat dan kelebihannya, karena adakalanya kelebihan itu akan membelenggu diri jika tidak dapat diseimbangkan dengan sikap kehidupan.

Ada sebuah kisah dari seseorang yang sangat genius ia dikabarkan memiliki IQ mencapai 250, seseorang itu bernama William James Sidis, namun seiring berjalannya waktu William mulai berubah, ia tidak bisa bersosialisasi dengan teman-temannya ia pun lebih suka menyendiri. Ia sering tidak sejalan dengan pemikiran teman-temannya, ia juga suka memaksakan kehendaknya, mungkin hal itu karena ia merasa lebih dari yang lain. 

Namun alhasil hal inilah yang dapat menjatuhkaannya. Seperti apa akhir kisah hidupnya? Ternyata orang sepintar itu harus berakhir tragis, ia meninggal di usia 46 tahun dengan kondisi miskin, menganggur, da terasing. Sungguh mengenaskan bukan?

Dari kisah Willian James Sidis seharusnya menjadikan pelajaran bagi kita semua bahwa angka dan rangking di sekolah bukanlah segalanya. Kesuksesan seseorang bukan dilihat dari itu saja melainkan banyak hal lain yang bisa membawa kepada kesuksesan. 

Eiits... namun jangan langsung beranggapan "ngapain sekolah?, ngapain belajar?, toh bukan itu kunci sukses". Karena nilai akademik dan kepintaran sebenarnya bukanlah hal buruk, namun jangan sampai dengan kelebihan yang dimiliki itu akan menjadikan nilai kehidupan dan kecerdasan emosional menjadi terbelakang. Karena rasa kepercayaan diri yang berlebihan akan kelebihan yang dimiliki terkadang malah aka menjatuhkan diri sendiri.

"ketika seseorang berjalan dengan dengan gaya dan kesombongannya, dan dia mengagumi dirinya sendiri, lalu Allah SWT akan membenamkannya didalam bumi, maka dia akan selalu terbenam kebawah di dalam bumi sampai hari kiamat ". (HR. Bukhori, Muslim )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun