Mohon tunggu...
Ivan Alberto
Ivan Alberto Mohon Tunggu... PNM

saya pria berusia 40 tahun ,saya memilik hobi menulis, saat ini saya bekerja di lembaga keuangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir Cinta

26 Juni 2025   17:10 Diperbarui: 26 Juni 2025   17:10 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilokasi kejadian sudah banyak team dari satgas pencarian korban bencana yang tengah mempersiapkan peralatannnya dan secara resmi tempat tersebut dibuka kembali untuk dilakukannya pencarian ulang terhadap  korban setelah mendapat laporan dari beberapa warga yang kerap kali mendengar suara jeritan dari dalam sebuah lobang yang tertimbun tanah longsor . Yang menjadi permasalahnnya adalah lobang tersebut sangat sulit dijangkau para petugas karena letaknya yang sangat jauh di bawah permukaan tanah, sudah barang tentu ketersediaan oksigen yang menjadi faktor utama serta  akses menuju lobang itu sangat terjal.

Untuk mempermudah penggalian salah satu caranya  adalah membawa alat berat mengelilingi akses jalan yang ada di balik bukit. Namun, hal tersebut memakan waktu hingga 15 hari . waktu yang tidak direkomndasikan untuk situasi saat ini. Para keluarga korban yang hadir dilokasi tersebut pun sangat menaruh harapan kepada petugas. Mereka sangat meyakini masih ada yang bisa diselamatkan didalam lobang tersebut.

Setelah para ahli melakukan diskusi yang sangat panjang akhirnya para petugas tidak memiliki langkah lain kecuali harus membawa alat berat mendekati mulut lubang walau harus mengitari perbukitan dengan estimasi maksimal perjalanan 15 hari. Akan tetapi, selama alat tersebut dalam perjalanan maka tim akan menggali tanah dengan mesin Bor menuju jantung utama lobang. Dengan metode itu para petugas pun dapat dengan mudah mengetahui kondisi para korban sekaligus mengirimkan bahan makanan bagi para korban jika nanti nya ada yang masih dalam kondisi selamat. Hari demi hari upaya itu di lakukan oleh petugas tanpa kenal lelah, kondisi lokasi bekas longsor yang terguyur hujan menjadi tantangan tersendiri bagi para tim penyelamat. Konstur tanah yang lembut sangat menyulitkan  bagi para petugas untuk meletakkan tapak mesin bor. Alhasil selama tiga hari pengerjaan sudah lima mata bor harus diganti baru dikarenakan patah dan tak mampu menembus  area lobang yang membuat para petugas hampir putus asa. Sementara itu , laporan warga mengenai jeritan dari dalam sebuah lubang sejak hari pertama evakuasi para petugas dan yang lainnya belum mendengar hal tersebut. Para petugas berasumsi mungkin yang di dengar warga selama ini adalah suara dari hewan buas. Hari ke empat penyelamatan kondisi lokasi diguyur hujan sangat lebat dan hal itu mengakibatkan upaya pengeboran terpaksa dihentikan karena akan membahayakan keselamatan para tim penyelamat. Selain itu, Dilokasi tersebut pun sesekali masih terjadi pergerakkan tanah. Hal yang ditakutkan para petugas jika pengeboran tetap lakukan dibawah guyuran hujan dapat mengakibatkan longsor susulan  yang akan menutupi lubang secara keseluruhan. Kondisi tersebut sangat membuat para petugas harus memeras otak dan pikiran. 

Pencarian kembali dilakukan pada hari berikutnya dengan tenaga dan peralatan yang tersisa. Pada hari itu para petugas sudah mulai di tahap pesimis. Dikarenakan semua upaya yang dilakukan hingga kini belum ada menemui titik keberhasilan." Ini alat kita yang terakhir pak. Semua alat cadangan sudah habis terpakai." Laporan kordinator satgas kepada ketua tim penyelamat. Oleh sebab itu , tim beserta pihak perusahaan memutuskan untuk yang terakhir kalinya melakukan pengeboran. Jika upaya kali ini menemui titik buntu dan masih tak dapat menembus dinding lubang maka mereka mengambil keputusan segera mengakhiri upaya pencarian tersebut. Selain itu, keputusan tersebut  di dasari pula tidak terdengar nya jeritan dan suara para korban dari dalam lobang seperti yang di laporkan warga sekitar." Jika ini tak behasil kami memohon maaf ke pada pihak keluarga, terpaksa kami hentikan mengingat keselamatan para petugas," ujar Sugriwo Ketua Satgas. " Alat berat yang sudah jalan mengitari bukit pun akan kami intruksikan untuk kembali" Tandasnya.

Pihak keluarga yang saat itu menyaksikan pencarian tersebut terlihat begitu cemas. Mereka berkumpul untuk mengadakan doa bersama. Ada juga yang memanggil-manggil nama korban dengan harapan mendapat respon jawaban dari dalam lobang.

Hingga pada akhirnya setelah melalalui drama panjang buah manis itu pun didapati. Dihari ke tujuh pencarian dilakukan, akhirnya ujung mata bor para petugas bisa menembus jantung utama lobang. Suasana Riang dilokasi pun tergambar jelas. Ketua Satgas segera mengintruksikan menarik kembali mata bor dan menggantinya dengan pipa yang lebih besar yang akan digunakan sebagai jalur pengiriman logistik kedalam lobang.

 Setelah ujung mata bor tersebut ditarik, tak dinyana terlihat seutas kabel yang dililitkan pada besi penyanggah mata bor. Hal itu membuat para petugas begitu bergembira pasalnya lilitan kabel itu merupakan sinyal pertama yang menandakan masih ada kehidupan di dalam lobang tersebut," Pak coba lihat. Ini masih yang selamat didalam sana," Ujar seorang petugas sambil menunjukan lilitan kabel itu. Suasana di lokasi berubah menjadi bergemuruh. Haru dan riang bercampur aduk serta beberapa orang dengan lantang berteriak takbir sebagai ungakapan rasa syukur kepada Allah SWT. Sejurus itu, Para petugas segera melakukan  pendistribusian Bahan makanan dan minuman melalui pipa yang sudah terpancang kedalam lobang. Rencannya logistik akan dikirim setiap hari sambil menunggu kendaraan alat berat tiba di mulut lubang tujuh hari kedepan.  

Ketika alat berat tiba dimulut lobang evakuasi para korban pun dilakukan. Proses evakuasi dan pengangkatan para korban dari dalam lobang pun tak kalah dramatisnya. Namun berkat kegigihan petugas akhirnya ketujuh korban termasuk Sunhaji berhasil di selamatkan dari dalam lobang. Tiga orang diantaranya mengalami dehidrasi yang sangat parah dan dalam kondisi begitu lemah. Selama terjebak didalam lubang ke tujuh korban itu berhasil menyelamatkan peti logistik yang berisi bahan makanan yang ikut tertimbun bersama pondok yang menjadi kediaman mereka. Hujan yang turun menjadi berkah tersendiri bagi mereka. Pasalnya, air hujan yang mengalir ke lubang menjadi sumber air bagi mereka untuk melepas rasa haus yang mendera selama terjebak didalam lubang tersebut ," Ini benar-benar kuasa dari Allah SWT," ujar salah seorang rekan Sunhaji. Setelah dilakukan penyelamatan kesemua korban termasuk Sunhaji segera dirujuk kerumah sakit yang berada di kota Surabaya untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih intensif. 

Setibanya dirumah sakit, Sunhaji tak sabar untuk segera menghubungi Kinanti. Sudah lama dia menahan rasa rindu ingin bertemu kekasihnya tersebut. Akan tetapi  dirinya harus mendapat perawatan medis terlebih dahulu. Pasalnya, selama terjebak dalam lubang kondisi tubuh nya sangat lemah dan membutuhkan penanganan terutama asupan gizi dan oksigen. Tak lama berselang, Prayitno bersama karyawan lainnya datang  mengunjungi Sunhaji di rumah sakit. Setelah berbincang -- bincang, Sunhaji membuka surat yang ditulis Kinanti. Surat itu di berikan rekan sekerjanya sebagai sebuah kejutan dan berharap  bisa menjadi obat penghilang rindu Sunhaji kepada Kinanti yang telah lama terpisah tanpa mengetahui apa isi dan berita yang tertulis di dalam surat tersebut. Air mata Sunhaji pun tak terasa begitu deras mengalir. Kengerian yang dialaminya dalam lubang yang tertimbun tanah pun di rasanya belum begitu besar dibandingkan dengan situasi yang dialaminya saat ini. Hari itu juga  Sunhaji meminta kepada atasannya untuk segera dipulangkan ke Sumatera barat. Dirinya masih memliliki harapan yang besar akan kedatangannya untuk segera menemui KInanti," Tolong antarkan saya pulang ke Padang, semoga kedatangan ku belum terlambat." Pinta Sunhaji. Permintaannya tersebut pun segera dikabulkan oleh atasan Sunhaji. Kondisi kesehatan nya secara umum dinyatakan dalam kondisi baik oleh dokter yang memeriksanya. Hanya saja dikarenakan pada saat terjadinya bencana kaki Sunhaji tertimpah reruntuhan tanah yang mengakibatkan dirinya mengalami disposisi  pada pergelangan kaki

Dihari yang sama di kediaman Kinanti sedang ramai Sanak saudara , Ninik Mamak ( orang yang di tua kan), Tua- tua Tengganai dan warga sekitar, dikarenakan esok hari Kinanti akan melangsungkan akad nikah dengan Ridho. Akad nikah direncanakan berlangsung pada siang hari selepas sholat Zuhur. Wajah Kinanti terlihat berseri, polesan di pipinya sangat padu dengan gaun yang dikenakannya hari itu.  Senyum lebar yang terpancar dari bibirnya seolah menggambarkan telah hilangnya rasa pilu yang selama ini bersarang di hatinya. Udara hari itu sangat cerah, langit biru di hiasi gumpalan awan tipis menjadi sebuah dekorasi alami sepertinya semesta pun ikut bergembira dengan terlaksanannya acara tersebut.  Sesekali Kinanti sibuk menjawab pertanyaan even organiser yang akan menghiasi kamar pengantinnya. Sedang kan Ibu Mirna duduk mendampingi Ninik mamak diruang tamu. Mereka sedang membicarakan tata cara serta adat istiadat yang akan di gunakan untuk acara besok. Berbeda dengan Kinanti sang ibu agak sedikit pendiam. Sesekali tangannya pun mengusap guratan dahi yang menandakan kekhawatiran terhadap kesuksesan acara tersebut, Hal yang sering  di rasakan  para orang tua jika ingin menikahkan anaknya.

Hari sudah menunjukan Jam 7 malam . di pelataran teras rumah Kinanti makin dipenuhi para pemuda dan pemudi serta para jiran tetangga yang ikut membantu atau pun sekedar bercengkrama di lokasi pesta yang akan digelar. Kinanti hanya bisa memandang keriuhan itu dari balik jendela kamarnya, dikarenakan dirinya sedang melakukan perawatan yang akan dilanjutkan dengan prosesi hiasan inai pengantin. " Akhirya kamu akan merasakan jadi seorang istri juga ya Kinan, setelah drama panjang yang kau alami," Ucap Siti salah seorang teman akrab kinanti yang mendampinginya didalam kamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun