Mohon tunggu...
Ivan Alberto
Ivan Alberto Mohon Tunggu... PNM

saya pria berusia 40 tahun ,saya memilik hobi menulis, saat ini saya bekerja di lembaga keuangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir Cinta

26 Juni 2025   17:10 Diperbarui: 26 Juni 2025   17:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Terimaksih ya bang ," Sahut Kinanti membalas.

" Ya sama-sama ini juga kan karena saya disini nunggu mama, ini no telepon saya nanti kalo tante Mirna butuh obat kabari saja biar nanti saya kirim obatnya ," Ujar Ridho .Di situ awal perkenalan Kinanti dan Ridho untuk pertama kalinya .

Setelah Acara selesai malam harinya  Kinanti mencoba menghubungi Sun Haji untuk melepaskan rasa rindu dan sekedar menceritakan kejadian yang dialaminya tadi siang. Namun, berkali --kali telepon Sunhaji tidak  bisa dihubungi. Sudah hampir dua hari mereka tidak saling memberi kabar.

Keesokan harinya,  Ibu Mirna kembali mengalami demam tinggi . Kali ini Kinanti lebih tenang dalam bertindak. Dirinya segera menghubungi Ridho, " Untung saja langsung ku simpan nomor telepon nya. " Gumam kinanti dalam hati. Tak lama berselang, Ridho pun datang kerumah Kinanti dengan membawa  mobil ambulance untuk membawa ibu Mirna kerumah sakit. Dirumah sakit Ridho mencoba menenangkan Kinanti yang sedari awal begitu cemas dan begitu panik. Hanya air mata yang keluar. Maklum setelah kepergian sang ayah hanya ibu lah tempatnya bergantung. " Ini penyakitnya tidak sebesar yang kamu bayangankan. Saya akan secara maksimal membuat IBU mu  sembuh Kinanti" Ujar ridho menenangkan Kinanti. Terlihat dari sinar matanya Kinanti banyak menaruh harapan kepada Ridho atas kesembuhan sang ibu. Syukurnya Setelah 5 hari dirawat akhirnya kondisi Ibu Mirna kembali pulih dan diperbolehkan pulang kerumah oleh pihak rumah sakit. Sementara itu, percakapan ridho dan Kinanti dari sekedar bertanya soal obat dan penyakit kini lebih menjurus ke pribadi. Setiap malam Kinanti dibuat tersenyum oleh candaan Ridho melalui  telepon. 

Hingga Suatu ketika, mereka berdua berjanji untuk makan malam bersama disebuah restaurant. Kinanti menggunakan dress terusan hitam berpadu dengan polkadot putih yang membuat nya makin terlihat anggun serta rambutnya yang  terurai membuat Ridho terperangah, " Engkau begitu cantik Kinanti," Puji Ridho yang membuat Kinanti tersipu malu. 

Mereka saling bersenda gurau dan saling berbagi cerita. Kinanti yang awalnya kaku saat berhadapan dengan Ridho kini terlihat lebih santai dan sesekali terlihat manja di depan Ridho. Namun, kejadian mengejutkan terjadi malam itu  ketika Ridho mengutarakan isi hatinya kepada Kinanti. Tak ayal Kinanti pun tertegun mendengar hal tersebut," Saya belum bisa menjawab, banyak yang harus saya pikirkan ," jawab Kinanti dengan nada lembut. 

Tak lama kemudian berderinglah telepon kinanti dari nomor yang tak dikenal . Kinanti pun tak merespon panggilan tersebut dan mengabaikannya." Kenapa gak diangkat", Tanya Ridho" Nomornya tak kenal mungkin salah sambung ". Jawab Kinanti 

Sesampainya dirumah Kinanti pun kembali menghubungi orang yang sebanyak 4 kali  menelponnya di restaurant tadi. Betapa terkejutnya Kinanti mendengar kabar dari ujung telepon itu yang mengabarkan kondisi  Sunhaji dan team sekerjanya. Keberadaan Sunhaji dan teamnya sampai saat ini tidak di ketahui keberadaaanya dikarenakan pondok tempat mereka menginap terseret dan tertimbun tanah akibat bencana tanah longsor. Seketika itu kaki Kinanti membatu dan badannya lemah tak bertenaga. Dia  meratapi kekasihnnya yang dia nanti nanti kabarnya.

 Tiga Bulan berlalu dari masa itu, pencarian korban longsor pun tidak berhasil menemukan keberadaan Sunhaji beserta team sekerjanya. Alhasil, dengan berat hati pihak perusahaan menyatakan bahwa Sunhaji dan team sekerjanya dinyatakan hilang dan gugur dalam tugas. Hal itu membuat kesedihan Kinanti bertambah dalam. Namun, Kinanti membesarkan hatinya untuk  mengiklaskan dan berdamai dengan kondisi tersebut. Walaupun sesekali di sering tanpa sengaja meneteskan air mata jika mengenang wajah sang kekasih.

Bulan berganti Bulan kinanti pun menjalani kehidupan normal, hingga suatu hari setelah makan malam bersama sang ibu , mereka kedatangan tamu." Biar ibu saja yang membuka pintu," Ujar ibu Mirna. Setelah  membereskan sisa makan malam kinanti pun masuk kedalam kamar.;'"Kinanti coba kemari nak," panggil sang ibu dari ruang tamu. Dengan wajah polos tanpa make up dia menghampiri ibunya yang telah menunggu bersama tante sindi dan Ridho di sofa depan. " Eh tante apa kabar," sapa Kinanti sambil mengericit kan dahi ketika melihat Ridho ada dsiitu. Hati Kinanti bertanya ada apakah gerangan tujuan mereka berdua kerumah nya. 

Malam itu, jam baru menunjukkan pukul Delapan malam . Tapi dinginnya udara seperti berhembus kencang ke raga kinanti. Firasat kinanti makin berkecamuk apalagi setelah sang ibu menyampaikan maksud kedatangan Ridho dan tante Sindi." Gimana menurut mu nak," Tanya ibu Mirna kepada kinanti. " Maksud kedatangan Tante Sindi kesini hendak menjadi kan mu menantunya, istri bagi Ridho," Ini menyambung obrolan kita waktu direstauran malam itu Kinanti," ujar Ridho menimpali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun