Takdir CintaÂ
Hari itu sinar mentari terasa melekat hingga teriknya begitu terasa mencekik. Pusara angin yang menyerakkan dedaunan kering yang telah lama gugur dan  terselip disela -sela dahan menjadi saksi pilu kisah kasih 2 sejoli . Sunhaji seorang pria Kelahiran Jakarta 25 Tahun lalu. Ia tinggal bersama ayahnya yang merupakan pemuda kelahiran Bukit Tinggi dan ibunya yang merupakan wanita kelahiran Makassar.
Derasnya air hujan yang turun secara tiba -- tiba menyapu bersih seluruh debu dan kotoran dihalaman rumah Sunhaji yang membuat dirinya begitu sangat terkejut." Kok bisa bersih secepat itu ," Gumam Sunhaji melihat peristiwa itu. Perasaannya terasa tidak enak pasalnya, Hari itu menjadi awal baru bagi nya untuk mengambil pilihan hidup yang teramat berat dengan kinanti gadis minang yang dikenalnya 5 tahun lalu. Hari itu, Sunhaji harus meninggalkan Kinanti untuk waktu yang lama karena dirinya baru di terima bekerja di perusahaan listrik Negara setelah lamarannya yang dia kirim 5 bulan lalu baru di respon pihak SDM. Dikarenakan perusahaan tersebut sedang mengerjakan megah proyek di Surabaya maka Sunhaji bersama beberapa orang ditempatkan di daerah tersebut. Â Tak lama berselang, Kinanti tiba dengan wajah sendu, rambut yang biasanya di kepang kini terurai untuk menutupi mata sembabnya bekas tangisan. Kinanti hanya bisa menangis menghadapi perpisahan itu. Wajar saja selama menjalin hubungan mereka belum pernah terpisah dalam waktu yang lama.Â
 Sesampainya didepan pintu Kinanti langsung mendekap tubuh sunhaji dan kembali menangis seolah tak kuasa untuk berpisah . Sunhaji mencoba menenangkan  Kinanti. Namun, Kinanti tak berhenti meyapu kesedihannnya sampai mereka tiba di terminal bus. Tentu menjadi hal yang tak sama sekali di inginkan mereka berdua. Sebelum berangkat Sunhaji meyakinkan Kinanti dan berjanji akan kembali dan segera menikahi Kinanti sepulangnya dari Surabaya, begitu pun kinanti, dirinya bersumpah tak ada nama lain yang akan mengisi hari hari nya selain nama Sunhaji. Mereka mengikat janji dengan menulis di batang sebuah pohon besar yang tertanam di pelataran terminal.  Setelah saling melepaskan kan rindu untuk terakhir kalinya, berpisah lah mereka di terminal bus yang terlihat padat namun begitu terasa hampa bagi mereka berdua.
Hari pertama LDR ( Long Distance Relationship) yang dijalanin Kinanti dan Sunhaji sangat membuat kinanti hampir patah asa, Tempatnya melemparkan segala keluh dan cerita kini terbatas jurang jarak dan waktu. Kinanti terus mengurung diri dalam kamar. Hari -- hari yang dijalaninya terasa begitu hampa  dan setiap lima menit sekali ia memandang foto Sunhaji yang terpajang di dinding kamarnya . Kepergian Sunhaji ke Surabaya di sadari Kinanti bahwa sesuatu sangat lah berharga jika tidak ada lagi disisinya. Sunhaji merasakan hal yang sama dirinya pun membalas rasa rindu sang kekasih dengan sesekali menceritakan aktivitas kerjanya di perusahaan  tersebut kepada Kinanti memlalui sambungan telepon. Hari kedua, hingga pertengahan bulan  mereka lakukan hal yang sama layaknya kisah rama sinta dalam film mahabrata.
Tanpa terasa 3 bulan telah berlalu. Kinanti nampaknya mulai terbiasa menjalani hubungan yang dibina bersama Sunhaji walau terpisah pulau. Walau tak seintens dulu waktu pertama kali terpisah Namun mereka membiasakan  untuk minimal sekali sebelum tidur untuk saling mendengar kan suara melalui sambungan telepon. Hal itu dirasa mereka berdua lebih dari cukup dikarenakan kesibukkan masing -- masing .
Hari-hari berikutnya dijalani Kinanti dengan penuh rasa semangat. Apalagi soal perkuliahan, dirinya lebih rajin dari sebelumnya wajar saja karena sebentar lagi Kinanti akan mengenakan baju kebesaran alias wisuda. Kinanti sangat di kenal suppel dan mudah bergaul oleh teman -- teman di bangku kuliahnya. Hal itu mungkin menurun dari sang ibu yang dulu bekerja sebagai publik speaking di sebuah radio di kota Padang. Kinanti sangat aktiv dibidang social kemasyarakatan. Pada ajang lain Kinanti pun sering didapuk sebagai duta kampus untuk seminar yang dihadiri banyak panelis .
Hari itu Kinanti memilih untuk libur kuliah demi membantu mempersiapkan acara arisan teman sejawat sang ibu , kebetulan Bulan ini rumahnya mendapat giliran ketempatan acara tersebut. Kinanti membantu dari membuat makanan ,merapihkan rumah sampai mendekor ruang acara." Kamu harus bisa bikin kue ,harus bisa masak karena kamu bakal jadi seorang istri,"nasehat sang ibu yang membuat Kinanti menahan senyuman malu.
Kinanti anak sulung dari 3 bersaudara. Setelah ibunya melahirkannya 24 tahun yang lalu di Jakarta  dia harus pindah ke ranah Minang karena ayahnya yang seorang Pegawai Pertamina mendapat promosi jabatan di kantor Sub Reg Sumatera . Dia mempunyai 2 orang adik laki --laki yang kini menginjak pendidikan SMA dan yang bungsu masih SMP. Ibu nya, merupakan kelahiran Maninjau Sumatera Barat dan sang ayah yang kini sudah menghadap sang Khalik 3 tahun lalu merupakan pemuda kelahiran Jawa Tengah. Pertemuan pertama Kinanti dan Sunhaji terjadi pada saat mereka sama --sama mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sama. Sunhaji merupakan kakak kelas nya di SMA tersebut. Waktu itu Sun haji menawarkan tumpangan kepada Kinanti yang hari itu tidak di jemput oleh sang ibunda. Keramahan Sunhaji itu lah yang membuat Kinanti jatuh cinta . berawal dari itu lah hubungan mereka terjalin hingga kini.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB, Kinanti sedang sibuk mempersiapkan segalanya walau pun pikirannya sedikit terganggu karena semalam dia baru menerima kabar bahwa Sunhaji mendapat tugas di pedalaman Jawa timur untuk memperbaiki jaringan kabel didearah yang masih terpencil. Satu hal yang membuat nya risau adalah daerah yang akan dituju Sunhaji merupakan daerah yang sangat terisolir baik akses jalan maupun aliran  listrik dan ketersediaan  sinyal telepon. Waktu 3 bulan yang akan dijalani Sunhaji didaerah tersebut menjadi momok bagi hubungan mereka karna tidak bisa saling memberi kabar.
Setelah selesai merapihkan rumah Kinanti pun memilih berdiam diri didalam kamar untuk beristirahat,untuk sekedar rebahan dan meluruskan pinggang. Sementara itu, satu demi satu para tamu undangan datang kerumah Kinanti. Ada yang datang bersama suami dan tak sedikit pun yang datang hanya bersama anaknya . Acara pun dimulai tepat pukul 2 ( Dua) siang . Namun, Setengah jam berlalu tiba -- tiba Ibu Mirna sapaan ibunda Kinanti mengalami gangguan pada pengliatannya dan sejurus itu dia  tak sadar kan diri. Diperkirakan tekanan darahnya rendah pasalnya sudah dua hari ini Ibu Mirna tidak beristirahat secara sempurna dan terlalu sibuk mempersiapkan acara araisannya tersebut, ditambah menurut riwayat medisnya Ibu mirna memiliki penyakit hipertensi. Mendengar itu Kinanti langsung mendekap sang ibu. Dirinya hanya bisa menangis sambil berupaya membuat sang ibu sadar kembali. Untung saja, di antara banyaknya tamu yang hadir ada seorang anak muda yang singgap memberikan pertolongan pertama sehingga Ibu Mirna dapat kembali siuman dari pingsannya. " Ini Ridho anak tante , dia baru tahun ini Pindah dinas sebagai dokter di rumah sakit Kota ini ," Ujar Tante sindi memperkenalkan anaknya ke Kinanti.